5 Olahraga Tradisional Indonesia, dari Prestasi Sampai Ekstrem

Olahraga ini bahkan di antaranya masuk ke dalam olahraga prestasi yang dipentaskan di kejuaraan level internasional, seperti Pencak Silat di Asian Games 2018.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 18 Jan 2024, 05:00 WIB
Diterbitkan 18 Jan 2024, 05:00 WIB
Tradisi Jemparingan, Budaya Panahan Kuno yang Jadi Daya Tarik Wisata Yogyakarta
Tradisi Jemparingan, Budaya Panahan Kuno yang Jadi Daya Tarik Wisata Yogyakarta. (Liputan6.com/Istimewa)

Liputan6.com, Yogyakarta - Salah satu yang menjadi daya tarik adalah olahraga tradisional yang khas di sejumlah daerah Indonesia. Olahraga ini bahkan sebagian masuk ke dalam olahraga prestasi yang dipentaskan di kejuaraan level internasional, seperti Pencak Silat di Asian Games 2018.

Olahraga tradisional Indonesia tentunya memiliki nilai budaya yang luhur. Dikutip dari laman Wonderful Indonesia, berikut ini adalah olahraga tradisional Indonesia.

1. Jemparingan

Jemparingan adalah olahraga tradisional yang berasal dari Yogyakarta. Mulanya dikembangkan di lingkungan Keraton Yogyakarta sejak abad ke-17. Saat itu pemerintahan kraton masih dipimpin oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I.

Olahraga ini sama persis dengan olahraga memanah, tetapi dilakukan dengan cara duduk saat memegang, menarik busur hingga melepas anak panah. Posisi busur akan berada di bagian samping sehingga posisi tubuh akan menjadi 90 derajat.

Jemparingan biasanya dimainkan oleh para abdi dalem Keraton Yogyakarta. Namun, kini banyak juga dipelajari oleh masyarakat. Olahraga ini terbilang sederhana, namun punya nilai budaya luhur.

Nilai-nilai itu iala sawiji yang berarti konsentrasi, kemudian greget yang berarti semangat, kemudian sengguh yang berarti percaya diri, dan ora mingkuh yang artinya memiliki rasa tanggung jawab tinggi. Nilai-nilai ksatria ini yang ingin diturunkan dengan jemparingan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pencak Silat

2. Pencak Silat

Pencak silat sudah menjadi olahraga beladiri prestasi yang telah dipertandingkan dalam kejuaraan level internasional. Olahraga asli Indonesia ini telah dikenal sejak abad ke-7.

Bahkan pencak silat kini telah ditetapkan sebagai warisan budaya non-benda oleh The United Nation Educational, Scientific, and Cultural Organization atau UNESCO, tepatnya pada 12 Desember 2019.

Pencak silat berbeda dengan olahraga beladiri lain, terutama dalam gerakannya yang khas dengan perpaduan keluwesan tubuh. Beladiri ini hampir mirip seperti tarian, dan beberapa mengadaptasi gerakan hewan. Dalam kejuaraannya bahkan ada nomor khusus untuk melombakan gerakan tanpa pertarungan.

Di sisi lain, banyak yang melihat jika gerakan dari pencak silat punya unsur dari beladiri asal India dan Tiongkok, namun beladiri ini dapat dibuktikan asli dari Indonesia melalui pahatan relief-relief yang menggambarkan sikap kuda-kuda pencak silat di Candi Borobudur dan Candi Prambanan.

3. Lompat Batu

Olahraga lompat batu memerlukan kemampuan khusus lantaran masuk dalam kategori cukup ekstrem. Orang yang bakal melakukan olahraga ini wajib memiliki fisik yang prima dan kepiawaian melompat tinggi dengan teknik tertentu. Mereka mengambil ancang-ancang lalu melompat melewati batu yang sudah disusun tinggi.

Tak heran jika orang-orang yang melakukan olahraga ini memang sudah terbiasa, dan mendedikasikan hidupnya untuk olahraga yang risiko tinggi ini.

Olahraga lompat batu berasal dari Kepulauan Nias, Sumatera Utara, atau masyarakat sana mengenal olahraga ini dengan zawo-zawo. Konon awal mula olahraga ini dilakukan adalah sebagai taktik Suku Nias dalam berperang dan memberikan kejutan, di mana batu yang ditumpuk adalah benteng-benteng yang disusun untuk bertahan. Pasukan kemudian harus bisa melompati benteng ini, dan terjun ke medan perang dengan semangat dan kekuatan penuh dari ketinggian.

Zawo-zawo ternyata tak hanya dilakukan sebagai olahraga atau pelestarian budaya. Beberapa ritual tertentu juga dilakukan, misalnya menjelang pernikahan.

 


Pacu Jalur

4. Pacu Jalur

Olahraga pacu jalur sempat viral di media sosial belum lama ini karena keunikan dan keseruannya. Orang-orang membuat video menari menirukan orang yang berada di atas perahu.

Adapun pacu jalur adalah olahraga mendayung dengan beberapa orang yang bekerja sama. Mereka mendayung perahu dengan panjang 25 sampai 40 meter. Perahu-perahu yang digunakan biasanya dicat warna-warni.

Pacu jalur berasal dari Riau. Prinsip dari olahraga ini adalah berlomba adu cepat mendayung dari garis start sampai finish. Dalam sejarahnya, pacu jalur dilakukan di kampung-kampung sekitar Sungai Kuantan untuk memperingati hari besar keagamaan saja, seperti Maulid Nabi Muhammad SAW, Hari Raya Idulfitri, dan Tahun Baru Muharam.

Sejak ramai diperbincangkan, pacu jalur lantas menjadi tontonan yang menarik dan banyak mengundang wisatawan. Tahun lalu, pacu jalur resmi menjadi olahraga prestasi dan dilombakan di SEA Games.

Kini, secara rutin perlombaan nasional digelar setiap tanggal 23 hingga 26 Agustus untuk terus mengasah bibit-bibit baru yang ada di setiap daerah.

5. Egrang

Egrang adalah olahraga tradisional yang dimainkan dengan seorang pemain berusaha berdiri di atas dua bilah bambu yang sudah diberikan tempat berpijak, mereka kemudian berusaha berjalan sambil menjaga keseimbangan.

Egrang biasanya banyak dilakukan di daerah-daerah di Jawa, dan bisa dimainkan oleh orang dewasa maupun anak-anak. Olahraga ini memang belum menjadi olahraga prestasi, namun kerap dimainkan saat peringatan HUT RI.

 

Penulis: Taufiq Syarifudin

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya