Mudahkan Akses Permodalan, Provinsi Jabar Targetkan Penerbitan Satu Juta NIB Bagi UMKM

Penerbitan NIB penting untuk memberikan ruang bagi pelaku usaha kecil, mencari peluang modal dalam pengembangan usaha mereka ke depan.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 01 Agu 2024, 19:00 WIB
Diterbitkan 01 Agu 2024, 19:00 WIB
Sekda Jawa Barat Herman Suryatman, membeirkan keterangan kepada wartawan seusai pelepasan KKN Tematik Mahasiswa Uniga, Selasa (30/7/2024). (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)
Sekda Jawa Barat Herman Suryatman, memberikan keterangan kepada wartawan seusai pelepasan KKN Tematik Mahasiswa Uniga, Selasa (30/7/2024). (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut Pemerintah Provinsi Jawa Barat menargetkan penerbitan hingga satu juta Nomor Induk Berusaha (NIB) yang diperuntukan bagi pelaku (Usaha Miko, Kecil dan Menengah) beresiko rendah.

“Itu (penerbitan NIB baru) untuk semua sektor, tapi yang beresiko rendah, contoh tukang cilok, tukang cireng, tukang cilor, baso dan lain sebagainya,” ujar Sekda Jawa Barat Herman Suryatman, seusai pelepasan KKN Tematik Mahasiswa Universitas Garut, Selasa (30/7/2024).

Menurutnya, penerbitan NIB penting untuk memberikan ruang bagi pelaku usaha kecil, mencari peluang modal dalam pengembangan usaha mereka ke depan.

“Kenapa dia harus punya NIB usaha walaupun sederhana ? biar dia mengakses lembaga keuangan formal, dia pinjamnya bukan ke pinjol, bukan ke bank emok dan itu mudah,” ujar dia mengingatkan.

Saat ini, salah satu kelemahan penyelesaian persoalan kemiskinan ekstrem di masyarakat, karena minimnya akses mereka untuk mendapatkan permodalan dari lembaga formal, karena ketiadaan legal formal usaha yang diakui negara.

“Silahkan saja itu buktikan sekarang, bahkan dari handphone saja bisa langsung ya, karena masyarakat gaptek bisa minta bantuan ke desa dan kecamatan, nyanyi dibuatkan NIB nya,” kata dia.

Selain itu, minimnya pengetahuan mengenai literasi terutama literasi keuangan, menjadi faktor lainnya yang menghambat pemerintah dalam upaya penanggulangan persoalan ekstrem di masyarakat.

“Literasi itu pemahaman terhadap persoalan contoh kongkrit kenapa ada bank emok, padahal di sisi lain ada KUR (Kredit Usaha Rakyat), ada KURDA (kredit Usaha Daerah), Ada Bumdes, tapi kenapa masyarakat ke Bank Emok ? karena mereka literasinya terbatas,” papar dia.

Herman berharap, dengan semakin banyaknya NIB yang diterbitkan, memberikan kemudahan bagi UMKM untuk mengajukan permodalan dari lembaga formal dengan bunga yang terjangkau.

“Silahkan datang ke bank konvensional, tapi pasti ada syarat kan lengkapi dong syaratnya misalnya KTP, apa susahnya KTP tinggal disiapkan,” kata dia.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya