Hari Pianis Sedunia 8 November, Ini 7 Pianis Indonesia yang Mendunia

Hari Pianis Sedunia juga bisa menjadi momen penting untuk lebih mengenal para pianis Indonesia yang telah mendulang prestasi di dunia internasional. Mereka hadir dari beragam genre, mulai dari pop, jazz, klasik, hingga tradisional.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 30 Nov 2024, 18:20 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2024, 20:07 WIB
Ananda Sukarlan, memukau 140 tamu undangan dalam resepsi diplomatik perayaan HUT ke-79 RI yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Helsinki. (Dok KBRI Helsinki)
Ananda Sukarlan, memukau 140 tamu undangan dalam resepsi diplomatik perayaan HUT ke-79 RI yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Helsinki. (Dok KBRI Helsinki)

Liputan6.com, Yogyakarta - World Pianist Day atau Hari Pianis Sedunia diperingati setiap 8 November. Peringatan ini merupakan bentuk apresiasi kepada para pianis di seluruh dunia.

Hari Pianis Sedunia juga bisa menjadi momen penting untuk lebih mengenal para pianis Indonesia yang telah mendulang prestasi di dunia internasional. Mereka hadir dari beragam genre, mulai dari pop, jazz, klasik, hingga tradisional.

Mengutip dari kemenparekraf.go.id, berikut deretan pianis Indonesia yang telah mendunia:

1. Ananda Sukarlan

Pianis kelahiran 1968, Ananda Sukarlan, sudah sering tampil di berbagai festival luar negeri. Ia juga muncul di berbagai acara televisi dan radio di Eropa. Pianis musik klasik ini dilahirkan di Indonesia namun besar di Spanyol, khususnya setelah ia lulus pendidikan di Belanda.

Ia telah dianugerahi penghargaan Cavaliere Ordine della Stella d'Italia (Knight of the Order of the Star of Italia) dari Presiden Republik Italia Sergio Mattarella pada November 2020. Ia juga menerima Royal Order of Isabella the Catholic (Real Orden de Isabel la Católica) pada 2023. Penghargaan tersebut merupakan yang tertinggi yang diberikan Kerajaan Spanyol kepada individu sipil atau lembaga sebagai pengakuan atas jasa luar biasa terhadap negara atau hubungan internasional/kerja sama dengan negara lain.

Hingga kini, Ananda Sukarlan masih membuat seri Rapsodia Nusantara, yakni komposisi musik klasik yang didasarkan pada lagu-lagu etnis Indonesia. Saat ini, serinya sudah mencapai seri 42.

2. Bubi Chen

Pianis Indonesia yang satu ini telah membuat lebih dari 30 album musik. Adalah Bubi Chen seorang pianis Indonesia yang juga berperan besar dalam memperkenalkan industri musik Indonesia di mata dunia melalui jazz. 

Beberapa album studio yang pernah diproduksi Bubi Chen, di antaranya Kedamaian (1989), Bubi Chen and his friends (1990), Bubi Chen - Virtuoso (1995), Jazz The Two of Us (1996), dan All I Am (1997). Albumnya yang berjudul Bubi Chen with Strings telah direview oleh Willis Conover.

Willis Conover merupakan kritikus jazz ternama dan pembawa acara Music USA di Voice of America. Dalam reviewnya, Conover menjuluki Bubi Chen sebagai The Best Pianist of Asia.

Pada 2004, Bubi Chen menerima penghargaan Satya Lencana pengabdian seni dari presiden ke 5 Indonesia, Megawati Soekarnoputri. Pada 2012, Bubby Chen mengembuskan napas terakhirnya.

 

Dwiki Dharmawan

3. Dwiki Dharmawan 

Musisi Indonesia, Dwiki Dharmawan, juga telah mengukir namanya hingga ke kancah internasional. Bersama grup band Krakatau, kariernya pun semakin melambung.

Grup tersebut dibentuknya bersama Pra Budi Dharma, Donny Suhendra, dan Budhy Haryono.Bersama Krakatau, Dwiki Dharmawan mengantongi sejumlah prestasi, seperti The Best Keyboard Player dalam Yamaha Light Music Contest 1985 di Tokyo dan Grand Prize Winner Asia Song Festival 2000 di Philipina.

Pada 1990an, Dwiki bersama Krakatau memutuskan untuk menekuni berbagai musik tradisi Indonesia. Merela mulai mengeksplorasi musik Sunda hingga merilis album Mystical Mist. Sosok Dwiki Dharmawan juga merupakan tokoh penting di balik lagu Pesona Indonesia yang dinyanyikan Rossa.

4. Joey Alexander Sila 

Indonesia juga memiliki pianis muda berbakat bernama Joey Alexander Sila. Pada 2016 atau saat usianya baru 13 tahun, ia berhasil masuk nominasi dan tampil di Grammy Awards ke-58 di Amerika Serikat.

Joey Alexander menjadi nominee Grammy Awards berkat album musik perdananya, My Favorite Things, yang dirilis pada 2015 di bawah Motema Record, New York. Joey Alexander mendapatkan nominasi Grammy Awards untuk dua kategori, yakni Best Jazz Instrumental Album untuk My Favorite Things dan Best Improvised Jazz Solo untuk Giant Steps.

Tak berhenti di situ, album berikutnya yang berjudul Countdown juga mendapat nominasi Best Improvised Jazz Solo untuk lagu Countdown. Hingga kini, Joey Alexander sudah menghasilkan tujuh album.

5. Teguh Sukaryo 

Pianis kelahiran Purwokerto, Teguh Sukaryo, memperoleh gelar S1 di bidang Piano Performance di Newcastle Conservatorium of Music, Australia. Ia telah memenangkan berbagai penghargaan, salah satunya Top Prize di Armidale Open Piano Competition, New South Wales, Australia (1997).

Ia juga menerima penghargaan Chamber Music Scholarship and award (Sewanee Summer Music Festival, Amerika Serikat-2000) serta Beethoven Prize (Grieg International Competition for Pianists - Oslo, Norwegia, 2005). Pianis kelahiran 1977 ini telah mendirikan sekolah musik Teguh Sukaryo International Music School dan kerap menggelar konser di berbagai kota di Indonesia.

 

Tjut Nyak Deviana Daudsjah

6. Tjut Nyak Deviana Daudsjah

Bukan sekadar pianis, Tjut Nyak Deviana Daudsjah adalah penyanyi, komponis, sekaligus akademisi. Musisi multi genre ini menjadi Direktur Artistik Jazz & Rockschulen Freiburg Jerman, di mana ia merancang kurikulum musik yang disahkan oleh pemerintah Jerman.

Deviana juga menjadi Professor untuk ansambel, piano, vokal, improvisasi, paduan suara, dan pelatihan telinga pada Akademi Musik Basel Swiss. Selama puluhan tahun berkarier, Deviana sudah pentas di Thailand, Eropa, hingga Amerika Serikat.

Ia tampil di berbagai festival jazz internasional, seperti Grand Lancy Jazz Festival di Jenewa, Stuttgart Jazz Open Jerman, dan Lugano Jazz Festival Swiss.

Adapun di Indonesia, Deviana mendirikan institusi Daya Indonesia Performing Arts Academy (DIPAA). Ia ingin terus menyosialisasikan musik tradisional ke publik.

Pada 2007, Deviana diangkat oleh Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan Nasional sebagai Ketua Konsorsium Musik Nasional. Ini dalam rangka perancangan Standarisasi Kompetensi Kerja Nasional (SKKN) untuk Profesi Musik.

7. Yovie Widianto 

Siapa yang tak mengenal Yovie Widianto? Ia merupakan salah satu pianis Indonesia yang telah menciptakan banyak karya populer.

Lagu-lagunya bisa didengarkan melalui lagu-lagu Kahitna, Yovie & Nuno, Raisa, Rossa, Glenn Fredly, Tiara Andini, Tulus, Marcell Siahaan, dan masih banyak lagi.

Lagu-lagu ciptaannya yang ada di Spotify sudah tercatat lebih dari 135 lagu. Yovie Widianto juga pernah meraih penghargaan sebagai The Best Composer 2020 pada ajang Mnet Asian Music Awards 2020.R

 

Penulis: Resla

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya