17 Januari 2017: Wafatnya Herlina Kasim, Satu-satunya Pejuang Perempuan dalam Operasi Trikora

Pada 17 Januari 2017, Herlina wafat di RSPAD Gatot Soebroto. Ia dimakamkan di TPU Pondok Rangon, Cipayung, Jakarta.

oleh Switzy Sabandar Diperbarui 17 Jan 2025, 15:00 WIB
Diterbitkan 17 Jan 2025, 15:00 WIB
Melihat Proses Pembersihan dan Perawatan Monumen Pembebasan Irian Barat
Hal ini merupakan bagian dari target konservasi satu patung besar dan beberapa patung kecil setiap tahun. (Liputan6.com/Herman Zakharia)... Selengkapnya

Liputan6.com, Yogyakarta - Siti Rachmad Herlina atau Herlina Kasim merupakan tokoh perempuan yang terlibat dalam peristiwa perebutan Irian Barat pada 1960-an. Ia merupakan satu-satunya perempuan yang ikut dalam operasi Trikora pada 1961-1962.

Mengutip dari Ensiklopedia Sejarah Indonesia, Herlina Kasim lahir di Malang pada 24 Februari 1941. Ia mengikuti Pendidikan Militer Korps Wanita Angkatan Darat pada 1963-1964.

Saat terlibat dalam operasi Trikora, Herlina menyusup ke Irian Barat pada 15 Juli 1962 bersama rekannya. Penyusupan itu dilakukan melalui Soasiau menuju Pulau Gebe.

Mereka kemudian bergabung dengan pasukan PG-500 pimpinan Jonkey Hobert Rumontoy bersama 87 orang dari Pulau Gebe. Mereka berangkat melalui Waigeo dengan empat perahu berukuran muatan 2-4 ton dan dilengkapi dengan outboard motor 50 PK.

Herlina kemudian bertempur dengan Belanda di Teluk Arago, Kepulauan Raja Ampat. Ia berhasil menjalankan tugas-tugasnya dalam pertempuran, seperti mendirikan pos bayangan untuk perlindungan dan pertahanan diri hingga masuk ke desa-desa di Kepulauan Raja Ampat.

Pada 15 Agustus 1962, Herlina berada di Pulau Waigeo. Ia diserang oleh pasukan Belanda. Beberapa sumber mengatakan bahwa Herlina juga ikut terjun payung bersama pasukan RPKAD pimpinan Letnan dr. Ben Mboy dan Letnan Benny Moerdani.

Selain di operasi militer, Herlina juga bergerak mencari dukungan dengan cara lain. Herlina yang saat itu masih menjadi mahasiswa dan penggiat pers pun mencari dukungan dan simpatik masyarakat Irian Barat agar memilih Indonesia melalui tulisan-tulisannya.

Ia menerbitkan surat kabar dan buletin, Tjendrawasih dan Gelora Kotabaru, di Pulau Gebe dan Pulau Waigeo. Surat kabar dan buletin itu disebarkan di desa-desa. Isinya berupa pesan-pesan perjuangan pembebasan Irian Barat, mengenalkan negara Indonesia, serta mengenalkan lagu Indonesia Raya dan lagu-lagu perjuangan lainnya.

Bukan itu saja, Herlina juga mendekati kaum perempuan di Papua melalui berbagai kegiatan kewanitaan. Tujuannya agar mereka memilih dan mendukung Indonesia jika nantinya diadakan pemilihan umum dalam Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA).

Selanjutnya di bidang pendidikan, Herlina membantu usaha Soegarda untuk membangun Universitas Cenderawasih. Ia juga membujuk masyarakat Papua untuk tidak meminta bantuan kepada Belanda, membantu Nyonya Takaro mengenalkan pendidikan kebangsaan Indonesia, serta membantu pelayanan kesehatan terhadap warga Papua oleh Dokter Kuddah, Suster Siti, dan Suster Lie.

Herlina bersama Letnan Wim Saleki juga memilikitugas penting sebagai penghubung dengan tentara PBB. Pada 1969, Herlina bersama rekan-rekannya tetap melakukan demonstrasi untuk menolak pemerintahan UNTEA dan plebisit.

Berbagai perjuangan yang telah dilakukan Herlina Kasim membuat dirinya didaulat menjadi tokoh pejuang wanita untuk Trikora. Bahkan, Presiden Sukarno menjuluki Herlina Kasim sebagai Srikandi Irian Barat.

Selain julukan istimewa, Presiden juga memberikan anugerah Pending Emas. Herlina mendapat hadiah emas seberat 500 gram dan uang sejumlah Rp10 juta.

Namun, Herlina mengembalikan pemberian tersebut. Ia beralasan bahwa dirinya berjuang untuk bangsa dan negara, bukan untuk mendapat hadiah.

Pada Kongres IV Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI), Herlina dipercaya oleh kepengurusan pusat LVRI menjadi Pembantu Umum bin Per Wanita pada periode 1978-1983.

Pada 17 Januari 2017, Herlina wafat di RSPAD Gatot Soebroto. Ia dimakamkan di TPU Pondok Rangon, Cipayung, Jakarta.

 

Penulis: Resla

Promosi 1

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya