Bursa Asia Menguat Ikuti Wall Street

Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,1 persen pada perdagangan Rabu pagi ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 28 Sep 2016, 08:35 WIB
Diterbitkan 28 Sep 2016, 08:35 WIB
20150710-Pasar Saham Nikkei-Jepang2
Sejumlah orang tercermin dalam papan yang menampilkan indeks saham di Tokyo, Jepang, Jumat, (10/7/ 2015). Harga saham Nikkei mengalami perubahan mengikuti gejolak pasar Tiongkok. (REUTERS/Thomas Peter)

Liputan6.com, Tokyo - Bursa Asia menguat pada awal perdagangan Rabu pekan ini usai bursa Amerika Serikat menguat. Akan tetapi, pertemuan produsen minyak menjadi fokus pelaku pasar. Pelaku pasar tak berharap banyak produsen minyak utama akan kurangi pasokan minyak yang berlebih sehingga tekan harga minyak.

Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,1 persen. Hal ini didorong indeks saham Australia menguat 0,5 persen. Sementara itu, indeks saham Korea Selatan Kospi mendatar. Sedangkan indeks saham Jepang Nikkei melemah 1,1 persen.

Pergerakan bursa global mempengaruhi laju IHSG. Pada perdagangan Selasa waktu setempat. Indeks saham Dow Jones naik 0,7 persen dan indeks saham Nasdaq menguat 0,9 persen. Penguatan itu usai debat presiden AS. Hillary Clinton, calon presiden AS dari partai Demokrat dinilai lebih unggul ketimbang Donald Trump, calon presiden AS dari partai Republik.

Akan tetapi, harga minyak dunia tertekan menekan sektor saham energi. Harga minyak merosot tiga persen usai harapan Arab Saudi dan Iran untuk memangkas pasokan minyak sedikit hilang.

Namun, pada perdagangan Rabu pagi ini, harga minyak naik tipis menjadi US$ 44,87 per barel. Pertemuan International Energy Forum diadakan pada 26-28 September 2016.

"Pasar sekarang tidak berharap pada kesepakatan apapun pada pertemuan ini. jadi tidak ada kesepakaan dampak negatifnya akan terbatas pada harga minyak. Harapan sekarang sangat rendah meskipun jika ada keajaiban mereka ada kesepakatan tetapi itu setengah hati dan mungkin akan mendorong kenaikan harga minyak," ujar Marshall Gittler, Kepala Riset FXPRIMUS seperti dikutip dari laman Reuters, Rabu (28/9/2016).

Di pasar uang, dolar AS cenderung mendatar terhadap yen di kisaran 100,47. Sedangkan euro stabil di kisaran US$ 1,1217. Fokus jangka pendek pelaku pasar ke depan yaitu pertemuan bank sentral Eropa dan parlemen Jerman tentang kebijakan moneter bank sentral. (Ahm/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya