Liputan6.com, Tokyo - Debat calon Presiden Amerika Serikat (AS) memberikan ketidakpastian ke pasar saham Asia. Alhasil, bursa Asia melemah karena investor beralih ke investasi lain seperti obligasi dan Yen.
Melansir laman Reuters, Selasa (27/9/2016), indeks Nikkei Jepang melemah 1,4 persen ke posisi terendah dalam tujuh minggu.
Sementara indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang kehilangan 0,4 persen, dengan sektor teknologi dan turun lebih dari 1 persen.
Sedangkan dolar melemah ke posisi satu bulan terhadap yen menjadi sekitar 100,08 ¥. Tingginya Yen dipandang sebagai ancaman bagi penjualan eksportir.
Advertisement
Baca Juga
Perdebatan antara Capres Hillary Clinton dari Demokrat dan Donald Trump dari Partai Republik sedang berlangsung, dan bisa memiliki dampak besar ke pasar.
Pasar cenderung melihat Clinton sebagai calon status quo, sementara sedikit yang yakin Trump akan memberikan hal berarti terhadap kebijakan luar negeri, perdagangan dan perekonomian domestik AS.
"Ada hal yang disebut Trump termometer," kata David Bloom, Kepala Strategi forex HSBC yang berbasis di London.
"Jika Anda ingin tahu siapa yang memenangkan debat presiden, tak perlu menengok ke Twitter atau Facebook. Hanya cukup dengan melihat dolar atau Peso Meksiko," jelas dia.
Peso telah mencapai rekor terendah dalam beberapa hari terakhir di tengah kekhawatiran kemenangan Trump akan mengancam ekspor Meksiko ke Amerika Serikat, pasar tunggal terbesar.
"Jika Clinton menang, Anda akan mendapatkan reli besar di Peso, dan demonstrasi di pasar negara berkembang," tambah dia.
Sementara jika sebaliknya, itu akan menguntungkan mata uang lain seperti Yen, Euro dan Swiss Franc.
Sebelumnya, Wall Street jatuh pada penutupan perdagangan juga terpicu investor yang menanti hasil debat pertama antara kandidat Presiden Amerika Serikat (AS) Hillary Clinton dan Donald Trump dan penurunan saham Deutsche Bank yang membebani sektor keuangan.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,91 persen menjadi 18.094,83 poin dan S & P 500 kehilangan 0,86 persen menjadi 2.146,1 poin.
Sementara indeks Nasdaq Composite kehilangan 0,91 persen menjadi berakhir 5.257,49 poin.
Sementara harga minyak berjangka Brent ditutup naik US$ 1,46 atau 3,2 persen menjadi US$ 47,35 per barel setelah diperdagangkan antara US$ 45,74 dan US$ 47,66 per barel.
Kemudian minyak mentah Amerika Serikat (AS) West Texas Intermediate (WTI) naik US$ 1,45 atau 3,3 persen di posisi US$ 45,93 setelah mencapai sesi tertinggi di US$ 46,20 dan terendah US$ 44,43 per barel.(Nrm/Gdn)