Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung tertekan pada awal pekan ini. Pelaku pasar pun merealisasikan keuntungannya terutama investor asing di pasar reguler.
Pada penutupan perdagangan saham, Senin (10/10/2016), IHSG merosot 16,32 poin atau 0,30 persen ke level 5.360,82. Indeks saham LQ45 susut 0,59 persen ke level 919,37. Sebagian besar indeks saham tertekan.
Ada sebanyak 165 saham melemah sehingga menekan IHSG. Sedangkan 135 saham menguat dan 93 saham lainnya diam di tempat.
Pada awal pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.397,14 dan terendah 5.352,81. Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 211.243 kali dengan volume perdagangan 12,1 miliar saham.
Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 6,3 triliun. Investor asing catatkan investor jual sekitar Rp 140,76 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat di kisaran Rp 12.978.
Advertisement
Baca Juga
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan. Sektor saham aneka industri naik 1,08 persen, dan membukukan penguatan terbesar. Disusul sektor saham konstruksi merosot 0,76 persen, dan membukukan pelemahan terbesar, disusul sektor saham infrastruktur turun 0,53 persen dan sektor saham keuangan turun 0,44 persen.
Saham-saham yang mencatatkan penguatan antara lain saham TRAM naik 34,33 persen ke level Rp 90 per saham, saham BUMI menguat 12,5 persen ke level Rp 81 per saham, dan saham BMAS menanjak 12,43 persen ke level Rp 380 per saham.
Sedangkan saham-saham tertekan antara lain saham HEXA tergelincir 10 persen ke level Rp 2.790 per saham, saham SDMU turun 4,95 persen ke level Rp 384 per saham, dan saham SMMT merosot 5,83 persen ke level Rp 113 per saham.
Di bursa Asia, indeks saham bervariasi. Indeks saham Korea Selatan Kospi naik 0,15 persen ke level 2.056,82. Indeks saham Shanghai menguat 1,45 persen ke level 3.048,14, dan indeks saham Singapura tergelincir 0,17 persen ke level 2.870,24.
Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya menuturkan saat ini sepi sentimen untuk IHSG. Ia menilai, pergerakan harga komoditas yang cenderung mempengaruhi laju IHSG. "Pemilu AS juga pengaruhi. Pelaku pasar juga realisasikan keuntungannya," ujar dia. (Ahm/Ndw)