IHSG Menguat 23 Poin Imbas Pertumbuhan Ekonomi RI

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 23,54 poin atau 0,44 persen ke level 5.386 pada Senin pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 07 Nov 2016, 16:15 WIB
Diterbitkan 07 Nov 2016, 16:15 WIB
20151117-Pasar-Modal-Jakarta-AY
Peserta terlihat serius saat mengikuti cara berinvestasi Mandiri Skuritas di Bursa Efek Jakarta, Selasa (17/11). Mandiri Sekuritas terus mendorong pertumbuhan jumlah investor pasar modal di Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada awal pekan ini. Penguatan IHSG itu di tengah aksi jual investor asing cukup besar.

Pada penutupan perdagangan saham, Senin (7/11/2016), IHSG naik 23,54 poin atau 0,44 persen ke level 5.386,20. Indeks saham LQ45 menguat 0,43 persen ke level 917,41. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau kecuali indeks saham Pefindo25 melemah 0,25 persen ke level 385,58.

Ada sebanyak 164 saham menghijau sehingga mendorong IHSG menguat. Sedangkan 129 saham melemah jadi menahan reli IHSG. 96 saham lainnya diam di tempat.

Pada awal pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.395,32 dan terendah 5.341,86. Total frekuensi perdagangan saham 307.322 kali dengan volume perdagangan 10,6 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 6,7 triliun.

Investor asing melakukan aksi jual sekitar Rp 822,71 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.079.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor saham industri dasar turun 0,21 persen. Sektor saham tambang naik 2,75 persen, dan membukukan penguatan terbesar. Disusul sektor saham aneka industri mendaki 1,1 persen dan sektor saham konstruksi menguat 0,71 persen.

Saham-saham lapis kedua cenderung menguat. Saham NELY naik 31,03 persen ke level Rp 114 per saham, saham GPRA menanjak 22,22 persen ke level Rp 220 per saham, dan saham BRMS menguat 12,5 persen ke level Rp 81 per saham serta sahm BUMI menanjak 12,10 persen menjadi Rp 278 per saham.

Saham-saham yang menekan IHSG antara lain saham BUKK tergelincir 6,41 persen ke level Rp 730 per saham, saham INDY melemah 5,52 persen ke level Rp 855 per saham, dan saham IGAR merosot 5,17 persen ke level Rp 550 per saham.

Bursa Asia pun cenderung menguat. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,70 persen ke level 22.801,40, indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,79 persen ke level 1.997,58, dan indeks saham Jepang Nikkei menanjak 1,61 persen ke level 17.177,21.

Selain itu, indeks saham Shanghai mendaki 0,26 persen ke level 3.133,33, indeks saham Singapura menguat 0,73 persen ke level 2.809,28, dan indeks saham Taiwan menanjak 1,34 persen ke level 9.189,84.

Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya melihat penguatan IHSG hanya secara teknikal. Selain itu, pelaku pasar juga merespons positif pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,02 persen pada kuartal III 2016.

"Ekonomi Indonesia cukup stabil. Dari perkiraan pertumbuhan ekonomi di bawah lima persen, dan realisasinya lima persen. Pertumbuhan ekonomi cukup bagus," kata dia.

Selain itu, William menuturkan, pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) juga akan mempengaruhi laju IHSG. Namun, kondisi ekonomi Indonesia positif akan jadi penopang IHSG. Sedangkan IHSG sempat melemah di awal perdagangan, menurut William hal itu lantaran sektor saham properti dan konstruksi tertekan. (Ahm/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya