Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi bergerak menguat menuju akhir pekan ini. Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi mengatakan, IHSG akan bergerak pada kisaran support 5.245 dan resistance 5.340.
Kemarin, IHSG ditutup positif. IHSG sebanyak 38,36 poin atau sebanyak 0,73 persen ke level 5.303,73. "Sektor infrastruktur dan properti konstruksi memimpin penguatan indeks sektoral," kata dia di Jakarta, Jumat (9/12/2016).
Dia mengatakan, komitmen pemerintah untuk mendorong swasta dalam partisipasi infrastruktur direspons positif oleh pelaku pasar. "Pembuatan sejumlah mekanisme oleh kementrian keuangan guna mendorong pihak swasta dalam peningkatan partisipasi dalam pembangunan infrastruktur direspons positif oleh investor," kata dia.
Advertisement
Penguatan IHSG ditopang oleh optimisme investor domestik. Namun, investor asing masih melakukan aksi jual di mana tercatat sebesar Rp 464,9 miliar.
Baca Juga
Sementara, Bursa Asia ditutup mayoritas menguat. Dia mengatakan, kinerja Bursa Asia didongkrak oleh aktivitas ekspor China yang membaik. "Aktivitas ekpor Tiongkok naik signifikan pada bulan November di level 5,9 persen dari turun 7,3 persen di periode sebelumnya," kata dia.
Lanjar merekomendasikan beberapa saham untuk diperhatikan pelaku pasar antara lain PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS), PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA), PT Ciputra Development Tbk (CTRA), dan PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA).
Untuk diketahui, Pada penutupan perdagangan saham, Kamis, 8 Desember 2016, IHSG menguat 38 poin atau 0,73 persen ke level 5.303,73. Indeks saham LQ45 menguat 0,95 persen ke level 889,67. Sebagian besar indeks saham menguat.
Ada sebanyak 172 saham menguat dan mampu mendorong IHSG ke zona hijau. sementara 140 saham lain melemah dan 99 saham diam di tempat. IHSG sempat berada di level tertinggi 5.303,73 dan terendah 5.263,43.
Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 333.827 kali dengan volume perdagangan 17,3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 7,5 triliun. (Amd/Gdn)