Sektor Industri Dasar Tekan IHSG 18 Poin

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot 18,29 poin ke level 5.340 pada perdagangan Selasa pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 21 Feb 2017, 16:17 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2017, 16:17 WIB
20170210- IHSG Ditutup Stagnan- Bursa Efek Indonesia-Jakarta- Angga Yuniar
Indeks sempat meraih level tertinggi di 5.399,99 dan terendah di 5.371,67 sepanjang perdagangan hari ini, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat bergerak di zona hijau akhirnya berbalik arah ke zona merah pada perdagangan Selasa pekan ini. IHSG berbalik ke zona merah didorong bursa regional terutama ASEAN yang merosot dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah tipis.

Pada penutupan perdagangan saham, Selasa (21/2/2017), IHSG turun 18,29 poin atau 0,34 persen ke level 5.340,99. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,21 persen ke level 886. Sebagian besar indeks saham acuan melemah.

Ada sebanyak 205 saham melemah sehingga mendorong IHSG ke zona merah. Sedangkan 118 saham menguat dan 109 saham lainnya diam di tempat. IHSG sempat berada di level tertinggi 5.375 dan terendah 5.336.

Transaksi perdagangan saham juga cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 258.393 kali dengan volume perdagangan saham 23,8 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 6,3 triliun. Investor asing melakukan aksi jual tercatat Rp 142 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.364.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham perkebunan naik 0,03 persen. Sektor saham industri dasar susut 1,17 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham tambang merosot 0,80 persen dan sektor saham infrastruktur tergelincir 0,47 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham BAYU naik 19,40 persen ke level Rp 800 per saham, saham VOKS menanjak 16,28 persen ke level Rp 1.500 per saham, dan saham RAJA menanjak 12,96 persen ke level Rp 244 per saham.

Sedangkan saham-saham grup Bakrie cenderung merosot. Saham BRMS turun 34,65 persen ke level Rp 66 per saham, saham ELTY merosot 31,51 persen ke level Rp 50, dan saham DEWA susut 27,78 persen ke level Rp 52 per saham.

Bursa Asia pun cenderung variasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 0,76 persen ke level 23.963, indeks saham Singapura susut 0,18 persen ke level 3.091. Selain itu, indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,89 persen ke level 2.102, indeks saham Jepang Nikkei mendaki 0,68 persen ke level 19.381, indeks saham Shanghai menguat 0,41 persen

"Pelemahan IHSG seiring bursa regional melemah. Sementara itu, nilai tukar rupiah turun 0,12 persen ke level Rp 13.370 per dolar AS pada siang tadi," ujar dia.

Lebih lanjut ia menuturkan, sektor industri dasar juga menekan IHSG. Hal itu lantaran laba bersih PT Semen Indonesia Tbk cenderung mendatar dan pendapatan turun 3 persen menjadi Rp 26,1 triliun.

Ia menambahkan, ketidakpastian akan kondisi politik di Eropa, dan rencana kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve mendorong penguatan dolar AS.

Ada pun pada perdagangan Selasa pekan ini, saham grup Bakrie tertekan. Saham PT Bumi Resources Mineral Tbk turun 34,65 persen ke level Rp 66 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 8.813 kali dengan nilai transaksi Rp 124 miliar.

Saham PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) merosot 31,51 persen ke level Rp 50 per saham. Nilai transaksi Rp 415,4 miliar. Saham PT Darma Henwa Tbk (DEWA) tergelincir 27,78 persen ke level Rp 52 per saham. Kemudian saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) merosot 22,63 persen ke level Rp 294 per saham.

"Penurunan saham grup Bakrie karena ada isu Bakrieland mau melakukan reverse stock (penggabungan nilai nominal saham)," ujar Bima.

Bima menilai, penurunan grup saham Bakrie tidak terlalu pengaruhi IHSG. Hal itu mengingat kapitalisasi pasar saham masih kecil. "Mungkin pengaruhnya tidak banyak," kata dia.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya