The Fed Bakal Naikkan Suku Bunga, Ini Dampaknya ke Pasar Saham RI

The Federal Reserve menaikkan suku bunga akan memberikan keuntungan ke saham batu bara dan perkebunan.

oleh Agustina Melani diperbarui 15 Mar 2017, 11:15 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2017, 11:15 WIB
20170210- IHSG Ditutup Stagnan- Bursa Efek Indonesia-Jakarta- Angga Yuniar
Suasana pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve menggelar pertemuan pada 14-15 Maret. Diperkirakan the Federal Reserve akan menaikkan suku bunga pada pertemuannya kali ini. Investor memperkirakan the Federal Reserve menaikkan suku bunga sekitar 25 basis poin (bps).

Lalu melihat kondisi itu apa dampaknya untuk pasar saham Indonesia?

Analis PT NH Korindo Securities Reza Priyambada menuturkan, IHSG akan koreksi wajar untuk jangka pendek. Ia mencontohkan, ketika the Federal Reserve menaikkan suku bunga pada Desember 2016, IHSG sempat terkoreksi 4 persen, sesudahnya IHSG kembali naik. Bima memperkirakan IHSG akan bergerak di kisaran 5.375-5.445 di tengah sentimen the Federal Reserve.

Hal senada dikatakan Analis PT First Asia Capital David Sutyanto. The Federal Reserve akan menaikkan suku bunga, David menilai aliran dana investor asing akan keluar dari bursa saham. Hal itu dapat mempengaruhi IHSG.  Meski demikian, ia memperkirakan the Federal Reserve belum akan menaikkan suku bunganya.

Sementara itu, Kepala Riset PT Bahana Sekuritas Harry Su menuturkan, kenaikan suku bunga the Federal Reserve tidak terlalu berdampak ke pasar modal. "Sepertinya sudah price in di market," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, seperti ditulis Rabu (15/3/2017).

Seperti diketahui, IHSG naik 2,55 persen sepanjang 2017. IHSG naik ke level 5.431 pada perdagangan saham Selasa 14 Maret 2017. Sepanjang 2017, investor asing melakukan aksi jual sekitar Rp 270,4 miliar.

David menuturkan, kenaikan suku bunga the Federal Reserve dapat memberi tekanan untuk nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Hal ini dapat beri sentimen ke emiten di pasar modal Indonesia. "The Federal Reserve menaikkan suku bunga membuat rupiah melemah. Ini berimbas ke emiten impor lebih banyak yaitu otomotif, farmasi," ujar David.

David menuturkan, saham PT Astra International Tbk dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) kemungkinan terkena sentimen the Federal Reserve.

Sedangkan sentimen the Federal Reserve akan memberikan keuntungan untuk emiten banyak ekspor misalkan sektor tambang dan perkebunan kelapa sawit, selain itu perbankan. Dengan the Federal Reserve menaikkan suku bunga akan menguatkan dolar AS.

Bima pun memilih saham-saham batu bara untuk dicermati pelaku pasar di tengah sentimen the Federal Reserve. Saham-saham itu antara lain PT Harum Energy Tbk (HRUM), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG). Selain itu, saham lainnya yang dapat dicermati yaitu saham PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL).

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya