Ikuti Wall Street dan Bursa Asia, IHSG Melemah ke 6.532,29

Pada pembukaan perdagangan saham pukul 09.00, Selasa (30/1/2018), IHSG melemah 43,07 poin.

oleh Arthur Gideon diperbarui 31 Jan 2018, 09:19 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2018, 09:19 WIB
IHSG Menguat 11 Poin di Awal Tahun 2018
Suasana pergerakan perdagangan saham perdana tahun 2018 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Perdagangan bursa saham 2018 dibuka pada level 6.366 poin, angka tersebut naik 11 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada awal sesi perdagangan saham Rabu ini. Laju IHSG ini senada dengan Bursa Asia dan Wall Street.

Pada pembukaan perdagangan saham pukul 09.00, Selasa (30/1/2018), IHSG melemah 43,07 poin atau 0,66 persen ke posisi 6.532,29. Indeks saham LQ45 juga melemah 0,71 persen ke posisi 1.1096,84. Seluruh indeks saham acuan melemah.

Ada sebanyak 39 saham menguat namun tak mampu menahan pelemahan IHSG. Sementara 145 saham lainnya tergelincir. Sebanyak 88 saham diam di tempat. Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.547,98 dan terendah 6.529,13.

Adapun total frekuensi perdagangan saham sekitar 25.013 kali dengan volume perdagangan 566 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 851 milar.

Investor asing melakukan aksi jual Rp 29 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.399.

Secara sektoral, sebagian besar tertekan kecuali aneka industri yang naik 0,14 persen. Sektor pertambangan turun 1,49 persen, dan catatkan pelemahan terbesar. Disusul sektor saham barang konsumsi yang turun 1,44 persen dan kontruksi melemah 1,05 persen.

Saham-saham yang catatkan penguatan terbesar antara lain saham INTD yang naik 25 persen ke posisi Rp 675, saham RMBA melonjak 13,94 persen ke posisi Rp 376, dan saham MAMI mendaki 8,33 persen ke posisi Rp 104.

Sedangkan saham yang tertekan antara lain saham BPFI melemah 11,36 persen ke posisi Rp 585, saham BTON susut 5,77 persen ke posisi Rp 198, dan saham NIKL melemah 4,78 persen ke posisi Rp 3.980 per saham.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Prediksi Analis

IHSG Menguat 11 Poin di Awal Tahun 2018
Layar indeks harga saham gabungan menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Angka tersebut naik signifikan dibandingkan tahun 2016 yang hanya mencatat penutupan perdagangan pada level 5.296,711 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Analis PT Asjaya Indosurya Sekuritas, William Suryawijaya menuturkan, rilis data ekonomi menjadi salah satu faktor yang dinanti investor. IHSG berpotensi menguat dengan kisaran 6.542-6.713 pada Rabu pekan ini.

Sementara itu, Analis PT Reliance Sekuritas Lanjar Nafi mengatakan, IHSG akan bergerak kembali melemah. IHSG akan menguji level support 6.500-6.588.

"Secara teknikal, IHSG konfirmasi dengan pelemahan break out moving average 20 harian. Indikator pola juga meninggalkan area jenuh beli sehingga memberikan signal tekanan," kata dia.

Untuk pilihan saham, William memilih saham PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) untuk dicermati pelaku pasar.

Bursa Asia Dibuka Melemah

Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Bursa Asia dibuka melemah pada perdagangan saham Rabu pekan ini. Namun pelemahan ini tidak sebesar yang dibukukan oleh bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street.

Mengutip CNBC, Rabu (31/1/2018), Indeks Nikkei 225 Jepang turun tipis 0,04 persen karena pelemahan saham-saham dari produsen mobil. Saham keuangan dan juga manufaktur juga tertekan.

Sedangkan untuk sektor teknologi diperdagangkan beragam. Sony menguat 0,85 persen dan SoftBank turun 0,44 persen di awal sesi.

Di Korea Selatan, Indeks Kospi dibuka mendatar. Beberapa saham di sektor teknologi diperdagangkan di wilayah positif.

Saham Samsung Electronics melonjak 3,86 persen setelah perusahaan tersebut mengumumkan laba kuartal keempat yang berada di atas ekspektasi investor.

Laba Samsung Electronics pada kuartal keempat naik 64,3 persen dibanding satu tahun lalu menjadi 15,2 triliun won.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya