Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan kembali tertekan pada perdagangan saham Rabu pekan ini. IHSG diperkirakan akan bergerak pada support 6.500 dan resistance 6.588.
Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi mengatakan, IHSG akan melanjutkan pelemahan seperti perdagangan sebelumnya. Kemarin, IHSG ditutup pada level 6.575,49 atau turun 105,13 poin.
"Sektor aneka industri dan infrastruktur menjadi penekan IHSG hingga akhir sesi perdagangan," kata dia di Jakarta, Rabu (31/1/2018).
Advertisement
Investor asing tercatat melakukan jual bersih saham. Tercatat, jual bersih investor asing mencapai Rp 1,19 triliun.
Baca Juga
"Investor asing tercatat net sell cukup tinggi di level Rp 1,19 triliun dengan saham TLKM, BBRI dan BMRI menjadi top value net sell investor asing," paparnya.
Laju IHSG sejalan dengan bursa di Asia yang mayoritas ditutup melemah. Indeks saham Nikkei turun 1,43 persen, Topix minus 1,19 persen, Shanghai turun 1,07 persen, serta Kospi turun 1,17 persen.
Lanjar berpendapat, penurunan tersebut lantaran investor mulai merealisasikan keuntungannya.
"Investor seakan mengambil keuntungan setelah mengalami January Effect yang sangat signifikan," ujar dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
IHSG Anjlok 105 Poin pada Perdagangan Saham Kemarin
Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) betah bertahan di zona merah pada perdagangan saham Selasa pekan ini. Tekanan IHSG itu terjadi usai cetak rekor sejak Jumat pekan lalu.
Pada penutupan perdagangan saham, Selasa 30 Januari 2018, IHSG melemah 105,12 poin atau 1,57 persen ke posisi 6.575,49. Indeks saham LQ45 tergelincir 2,04 persen ke posisi 1.103,43. Seluruh indeks saham acuan kompak tertekan.
Ada sebanyak 280 saham melemah sehingga menekan IHSG. 98 saham menguat dan 101 saham diam di tempat. Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 430.896 kali dengan volume perdaganan 11,6 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 10,1 triliun. Investor asing melakukan aksi jual Rp 1,2 triliun di seluruh pasar. Posisi dolar AS berada di kisaran Rp 13.424.
Secara sektoral, 10 sektor saham kompak melemah. Sektor saham aneka industri turun 2,36 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham infrastruktur tergelincir 2,25 persen dan sektor saham barang konsumsi melemah 2,14 persen.
Saham-saham yang catatkan top gainers antara lain saham SMMT naik 20,47 persen ke posisi Rp 206, saham TAXI melonjak 12 persen ke posisi Rp 56, dan saham AGRO naik 10 persen ke posisi Rp 605 per saham.
Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham LEAD susut 9,09 persen ke posisi Rp 110, saham ELSA tergelincir 6,99 persen ke posisi Rp 426, dan saham ENRG merosot 5,99 persen ke posisi Rp 157.
Bursa saham Asia pun kompak tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 1,09 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi tergelincir 1,17 persen, indeks saham Jepang Nikkei melemah 1,43 persen.
Sementara itu, indeks saham Shanghai melemah 0,99 persen, indeks saham Singapura turun 0,79 persen dan indkes saham Taiwan merosot 1,29 persen.
Advertisement