Bursa Asia Menguat Jelang Kesaksian Gubernur The Fed

Penguatan bursa Asia mengikuti kenaikan Wall Street pada akhir pekan lalu.

oleh Nurmayanti diperbarui 26 Feb 2018, 08:45 WIB
Diterbitkan 26 Feb 2018, 08:45 WIB
Bursa Asia.
Bursa Asia.. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Jakarta Bursa Asia menguat jelang rilis laporan inflasi di Amerika Serikat (AS) dan kesaksian perdana Gubernur Federal Reserve yang baru Jerome Powell di hadapan Senat dan DPR.

Melansir laman Reuters, Senin (26/2/2018), indeks MSCI saham Asia Pasifik di luar Jepang menguat 0,3 persen. Sementara indeks Nikkei Jepang naik 1,4 persen.

Kenaikan tersebut mengikuti Wall Street, di mana Dow berakhir naik sebesar 1,39 persen pada akhir pekan lalu.

Sementara indeks S & P 500 naik 1,60 persen dan Nasdaq 1,77 persen. Secara mingguan, Dow naik 0,37 persen, S & P 0,56 persen dan Nasdaq 1,35 persen. 

Pasar sedikit tenang di tengah harapan jika Federal Reserve akan tetap berpegang pada pandangannya jika kebijakan pengetatan akan berlangsung bertahap. Ini merupakan pandangan bank sentral yang tertuang dalam sebuah laporan gubernur yang dirilis pada Jumat.

Dalam laporan kebijakan moneter setengah tahunan Bank sentral AS, yang keluar Jumat (23/2/2018), para pembuat kebijakan The Fed menegaskan kembali posisi mereka dalam menaikkan suku bunga secara bertahap.

Investor juga yakin jika Gubernur Fed Jerome Powell akan tetap berpegang pada laporan tersebut, saat memberikan kesaksiannya di hadapan DPR pada hari Selasa, diikuti oleh kesaksian ke Senat pada hari Kamis.

"Powell akan sangat sadar tentang risiko jika terjadi kenaikan pada akhir Januari dan  dia akan sangat ingin tidak terlalu banyak mengayuh perahu," kata Chris Weston, Kepala Strategi Pasar di broker IG.

 

 

Pasar Uang dan Komoditas

Di sisi lain, imbal hasil pada obligasi AS turun menjadi 2,86 persen. Angka ini jauh dari level tertinggi selama empat tahun di 2,957 persen.

Pasar akan sangat sensitif terhadap indikasi kenaikan inflasi inti seiring kenaikan upah yang mengejutkan pada Januari dan Powell dipastikan akan dipertanyakan mengenai risikonya oleh Senator.

Di pasar mata uang, dolar AS naik tipis 0,1 persen terhadap sekeranjang mata uang menjadi 89,982, menambah kenaikan 0,8 persen pekan lalu.

Mata uang ini menguat pada yen mencapai 107,05. Ini jauh dari level terendah baru-baru ini di 105,545.

Adapun Euro melayang di US$ 1,2287 dan tepat di atas posisi minggu lalu di US$ 1,2258, dengan banteng berbalik berhati-hati menjelang hasil pemilihan umum Italia pada 4 Maret.

Di pasar komoditas, harga emas naik tipis di US$ 1,327.60 per ounce. Sementara harga minyak bervariasi, didukung penutupan ladang minyak El Feel di Libya dan komentar optimis dari Arab Saudi bahwa upaya pimpinan OPEC untuk mengurangi persediaan minyak sedang bekerja.

Kontrak minyak mentah AS naik 2 sen menjadi US$ 63,57 per barel, sementara Brent  turun 2 sen menjadi US$ 67,29.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya