Pemilik Gerai Manzone Catatkan Saham Perdana di BEI

PT Mega Perintis Tbk, perusahaan bergerak di industri ritel fashion dan produksi ini akan jadi pendatang baru di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (12/12/2018).

oleh Agustina Melani diperbarui 12 Des 2018, 08:30 WIB
Diterbitkan 12 Des 2018, 08:30 WIB
Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Sejak pagi IHSG terjebak di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Mega Perintis Tbk, perusahaan bergerak di industri ritel fashion dan produksi ini akan jadi pendatang baru di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (12/12/2018).

Mengutip keterbukaan informasi BEI, perseroan akan catatkan saham perdana dengan kode saham ZONE di papan pengembangan.

Perusahaan memiliki merek dagang man zone ini mencatatkan saham 797 juta saham yang terdiri dari saham pendiri sebesar 600 juta saham, penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) sebesar 197 juta saham dengan rincian kepada masyarakat sebesar 196,97 juta saham dan program employee stock allocation (ESA) sebesar 30 ribu saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham.

Harga penawaran saham perdana Rp 298 per saham. Jadi total dana yang diraup dari hasil IPO Rp 58,69 miliar. Perseroan telah menunjuk PT Lotus Andalan Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

Dana hasil IPO antara lain digunakan untuk menambah modal kerja, pengembangan usaha dengan menambah gerai baru dan sisanya pengembalian fasilitas short term loan.

Adapun program ESA atau alokasi saham karyawan sebesar 0,015 persen dari jumlah saham yang ditawarkan dalam IPO atau sebanyak 30 ribu saham. Saham yang dialokasikan ini memiliki lock up selama 12 bulan sejak dicatatkan.

 

Sri Mulyani Ingin 1.000 Perusahaan Catatkan Saham di BEI

20151102-IHSG-Masih-Berkutat-di-Zona-Merah-Jakarta
Suasana di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/11/2015). Pelemahan indeks BEI ini seiring dengan melemahnya laju bursa saham di kawasan Asia serta laporan kinerja emiten triwulan III yang melambat. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengapresiasi 50 perusahaan yang telah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) sepanjang 2018.

Dengan demikian, ada 600 perusahaan yang secara resmi mencatatkan sahamnya di pasar modal tersebut.  Sri Mulyani berharap dalam waktu dekat 1.000 perusahaan akan melepas saham perdana ke publik atau Initial Public Offering (IPO).

Oleh karena itu, pihaknya akan menyiapkan sejumlah regulasi pendukung dan merevisi aturan yang dianggap kurang memadai dengan kondisi terkini. 

"Saya menginginkan nanti kalau bisa suatu saat Indonesia bisa capai 1.000 dalam waktu yang tidak terlalu lama. Bisa enggak? Saya rasa bisa. Saya anggap Anda semua-nya bisa punya potensi untuk bisa listed," ujarnya saat memberi paparan di acara Ceo Network, Jakarta, Senin 3 Desember 2018.

Sri Mulyani mengatakan, salah satu kebijakan yang akan dikaji adalah pemberian intensif perpajakan bagi perusahaan. Pihaknya pun akan melihat bagaimana dampak kebijakan insentif pajak saat ini mampu menarik perusahaan. 

"Sebetulnya yang dilakukan selama ini melalui perpajakan kita akan memberikan supaya mereka lebih listed dengan tax perubahan supaya mereka bisa," tutur dia.

"Kita evaluasi sepanjang satu tahun ini, tahun ini cukup banyak. Concernnya bukan cuma itu saja. Nanti kita lihat. Tapi saya tentu mendorong para perusahaan-perusahaan itu untuk listed. Karena itu baik bagi perekonomian kita," sambungnya.  

Sri Mulyani menambahkan, ruang melakukan revisi aturan lama masih terbuka. Jadi ke depan, bisa disesuaikan dengan tantangan pasar modal terkini. 

"Direvisi selalu kita terbuka untuk seluruh policy perpajakan yang selama ini sudah kita lakukan dan sudah memiliki periode yang cukup panjang kita akan liat efektivitas nya. Apakah masih diperlukan atau tidak apakah perlu dimodifikasi berdasarkan tantangan sekarang ini," ujar dia.  

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya