Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan menembus level 6.850 pada depan. Beberapa analis mengungkap indikasi yang mendorong IHSG bisa mencapai level tersebut.
"Melihat kondisi valuasi saat ini yang masuk kategori atraktif, saya melihat terdapat potensi re-rating valuasi ke level 15.3x diikuti oleh perkembangan EPS growth +12 persen pada tahun mendatang. Jadi IHSG berpotensi mencapai level 6.850 di akhir 2019," ucap Managing Director Jagartha Advisors, FX Iwan, kepada Liputan6.com, Minggu (23/12/2018).
Advertisement
Baca Juga
Beberapa faktor yang masih mempengaruhi pergerakan IHSG di tahun depan adalah perang dagang (trade war) serta volatilitas mata uang rupiah. "Kemudian juga tahun depan tahun politik atau Pemilu 2019 dan faktor lainya ialah perbaikan pertumbuhan ekonomi," ujarnya.
Di sisi lain faktor yang perlu diperhatikan dari dalam negeri, kata Iwan, antara lain kondisi defisit neraca transaksi berjalan (CAD). Menurutnya, CAD perlu dibenahi secara struktural agar stabilitas nilai tukar rupiah jangka panjang dapat terwujud.
Untuk dampak tahun politik pada IHSG, Iwan menjelaskan bahwa yang terpenting ialah pemerintah dapat menjaga stabilitas situasi politik didalam negeri.
"Hal yang paling penting bagi investor adalah adanya stabilitas politik selama tahun pemilu sehingga dapat memberikan kepastian bagi Investor yang akan masuk ke Indonesia," kata dia.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Bakal Melaju Positif
Sementara itu, Direktur Riset dan Investasi Kiwoom Sekuritas Indonesia, Maximilianus Nico Demus menyatakan, ia turut optimistis terhadap laju IHSG pada tahun depan.
Ia memperkirakan IHSG akan berlabuh di kisaran support dan resistance di level 6.400-6.500 pada 2019.
"Adapun sejauh ini, tahun ini target IHSG kami telah terpenuhi yaitu melebihi 6.150. Kami berharap bahwa target ini bisa konsisten," paparnya kepada Liputan6.com.
Untuk tahun depan, beberapa saham yang patut di cermati dan layak dikoleksi baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang menurut Nico adalah sebagai berikut:
Saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT), dan PT Bank Danamon Tbk (BDMN).
Kemudian selanjutnya saham PT Mayora Indah Tbk (MYOR), PT Indosat Tbk (ISAT), PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP), serta PT Ciputra Development Tbk (CTRA).
Advertisement