Penghimpunan Dana dari Pasar Modal Bakal Tembus Rp 180 Triliun

BEI juga menilai perkembangan kinerja emiten juga menunjukkan hasil positif.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Jun 2019, 21:10 WIB
Diterbitkan 24 Jun 2019, 21:10 WIB
Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Sejak pagi IHSG terjebak di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Inarno Djayadi menargetkan, total penghimpunan dan atau fund rising emiten di pasar modal pada 2019 bisa tembus mencapai Rp180 triliun.

Keyakinan itu didasari karena masih ada beberapa perusahaan yang akan melantai di bursa.

"Tapi InsyaAllah (fund rising) Rp 180 triliun bisa lah tahun ini," ujar Inarno usai melakukan Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi XI DPR RI, di Jakarta, Senin (24/6/2019).

Inarno mengatakan, perkembangan kinerja dari seluruh emiten terus menunjukan tren positif. Masing-masing perusahaan juga tercatat tumbuh signifikan. 

"Ke depan perkembangannya masih oke. Kalau kamu lihat 3 bulan terakhir ini memang masih belum kelihatan, tapi InsyaAllah setelah ini tercapai lah," tambahnya.

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan sudah mengantongi 25 calon emiten baru (pipeline) yang siap melantai di pasar modal. Pada 2019, BEI menargetkan sebanyak 75 emiten melantai di bursa saham.

Sementara berdasarkan catatan BEI, capaian total aset kinerja emiten saham di pasar modal dalam negeri hingga Maret 2019 mencapai Rp 11.210 triliun. Angka ini tumbuh sebesar 10,38 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yakni sebesar Rp10.156 triliun.

Tingginya aset tersebut berimbas pada pendapatan emiten saham di pasar modal. Pendapatan hingga Maret 2019 tercatat sebesar Rp 866 miliar atau tumbuh sebesar 4,13 persen dibandingkan periode yang sama sebelumnya yakni Rp 831 miliar.

Adapun keuntungan pada periode tersebut mencapai sebesar Rp 96,84 miliar meningkat 8,86 persen dibandingkan periode Maret 2018 lalu sebesar Rp 88,96 miliar.

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Aset Emiten

Tiupan Terompet Warnai Penutupan IHSG 2018
Karyawan memantau pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 2018 di Kantor BEI, Jakarta, Jumat (28/12). Presiden Joko Widodo atau Jokowi menutup langsung perdagangan IHSG 2018. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat capaian total aset kinerja emiten saham di pasar modal dalam negeri hingga Maret 2019 mencapai Rp 11.210 triliun.

Angka ini tumbuh sebesar 10,38 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yakni sebesar Rp 10.156 triliun.

"Hingga Maret 2019 total aset mencapai Rp 11.210 triliun," kata Direktur Utama PT BEI, Inarno Djayadi saat melakukan Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi XI DPR RI, di Jakarta, Senin 24 Juni 2019.  

Inarno menambahkan, tingginya aset tersebut berimbas pada pendapatan emiten saham di pasar modal.

Pendapatan hingga Maret 2019 tercatat sebesar Rp 866 miliar atau tumbuh sebesar 4,13 persen dibandingkan periode yang sama sebelumnya yakni Rp 831 miliar.

Adapun keuntungan pada periode tersebut mencapai sebesar Rp 96,84 miliar meningkat 8,86 persen dibandingkan periode Maret 2018 lalu sebesar Rp88,96 miliar.

Sebelumnya, Inarno menyampaikan, mayoritas investor di pasar modal Indonesia saat ini merupakan golongan milenial yang berusia di bawah 30 tahun, yakni mencapai sekitar 40,33 persen.

"Bisa kita lihat bahwasanya mayoritas saat ini adalah milenial. Usianya sekitar 30 tahun. Jadi investor kita 40 persen adalah di usia-usia milenial," kata Inarno.

Selain milenial di bawah 30 tahun, kelompok usia lain yang juga banyak bermain di pasar modal yakni investor pada rentang usia 31-40 tahun, sebesar 25,59 persen. Diikuti investor berumur 41-50 tahun (17,87 persen), investor 51-60 tahun (10,68 persen), dan investor di atas 60 tahun (5,53 persen).

Komisi XI DPR Gelar RDP dengan BEI

20151102-IHSG-Masih-Berkutat-di-Zona-Merah-Jakarta
Suasana di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/11/2015). Pelemahan indeks BEI ini seiring dengan melemahnya laju bursa saham di kawasan Asia serta laporan kinerja emiten triwulan III yang melambat. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Sebelumnya, Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) dan enam perusahaan pembiayaan pasar keuangan di Ruang Rapat Komisi IX DPR RI, Jakarta.

Adapun RDP ini untuk mendengarkan penjelasan kinerja keuangan bisnis dari masing-masing perusahaan.

Selain itu, beberapa perusahaan yang hadir selain BEI yakni Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).

Kemudian ada pula Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) dan Asosiasi Analisis Efek Indonesia (AAEI).

Berdasarkan pantauan, rapat dimulai sekitar pukul 14.30 WIB. Rapat dipimpin langsung oleh Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Supriyatno. 

"Menurut catatan yang kami terima dari sekretariat daftar hadir rapat telah ditandatangani oleh 14 anggota 7 fraksi sekarang masih ada yang salat. Sehingga berdasarkan ketentuan pasal 251 ayat 1 peraturan DPR kami membuka rapat dengar pendapat dinyatakan terbuka untuk umum," kata Supriyatno saat membuka RDP di Ruang Rapat Komisi IX DPR RI, Jakarta, Senin (24/6/2019).

Supriyanto mengatakan, dalam RDP kali ini Komisi XI akan mendengarkan penjelasan kinerja keuangan bisnis dari Bursa Efek Indonesia (BEI), Asosiasi Peransurasian, dan Asosiasi Perusahaan Pembiayaan.

"Saya persilahkan dulu kepada Direktur Bursa Efek Indonesia jangan panjang-panjang," pungkasnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya