IPO, Widodo Makmur Unggas Tetapkan Harga Perdana Rp 180 per Saham

PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMU) hanya akan melepas 15 persen saham ke publik.

oleh Agustina Melani diperbarui 25 Jan 2021, 11:48 WIB
Diterbitkan 25 Jan 2021, 07:00 WIB
20170210- IHSG Ditutup Stagnan- Bursa Efek Indonesia-Jakarta- Angga Yuniar
Pengunjung melintasi layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMU) menetapkan harga saham perdana Rp 180 per saham. Harga saham perdana ditetapkan itu dekati batas atas dari kisaran harga di Rp 142-Rp200 per saham.

Managing Director PT Samuel International Harry Su menuturkan, PT Widodo Makmur Unggas Tbk telah mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menawarkan saham perdana.

"Sudah (efektif OJK-red). 180 per lembar saham. Range-nya 142-200," ujar Harry saat dihubungi Liputan6.com lewat pesan singkat, ditulis Senin (25/1/2021).

Harry menuturkan, minat investor saat pra penawaran bagus. Pihaknya akan menjaga permintaan dan kesuksesan di pasar sekunder, sehingga free float atau kepemilikan saham di publik sekitar 15 persen. Harry menuturkan, ada investor institusi baik asing dan lokal yang berminat dalam rangka IPO PT Widodo Makmur Unggas Tbk.

"Karena kami hendak menjaga demand dan kesuksesan di secondary market, maka free float kita hanya sebesar 15 persen," ujar Harry.

Jumlah saham yang ditawarkan tersebut lebih rendah dari yang ditawarkan. Perseroan sebelumnya melepas sebesar 5.923.076.900 saham baru atau 5,92 miliar saham ke publik atau setara dengan 35 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor setelah IPO. Dalam keterangannya, WMU menawarkan harga IPO berkisar antara Rp142 -Rp200. Jadi total dana yang dapat diraup dari IPO bisa capai Rp 841,07 miliar-Rp 1,18 triliun.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Program ESA

Pergerakan IHSG Ditutup Menguat
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas Indonesia, Jakarta, Senin (27/7/2020). Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,66% atau 33,67 poin ke level 5.116,66 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Bersamaan dengan hal ini, WMU juga akan melakukan penjatahan saham melalui program alokasi saham pegawai atau Employee Stock Allocation (ESA).Melalui program ini, Perseroan menjatahkan 7,5 persen dari jumlah saham IPO. Selain itu, Perseroan juga memberikan opsi kepemilikan saham oleh manajemen (MSOP) hingga 1 persen dari portepel IPO.

Rencana Penggunaan Dana IPO

IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Perseroan akan menggunakan dana IPO sebesar 74,3 persen untuk ekspansi dengan menambah serta memperluas sarana produksi, seperti pembangunan fasilitas breeding PS farm di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Selain itu, investasi juga akan digunakan untuk pembangunan fasilitas Layer Commercial Farm di Klaten, Jawa Tengah, pembangunan fasilitas Hatchery di Sukabumi, Jawa Barat, pembangunan fasilitas Broiler Commerical Farm di Wonogiri, Jawa Tengah, pembangunan fasilitas Slaughterhouse di Cianjur, Jawa Barat dan pembangunan Feedmill di Ngawi, Jawa Timur.

Sisa dana IPO sebesar 25,7 persen akan digunakan untuk modal kerja, terutama untuk pembelian bahan baku pada feedmill dan pembelian ayam broiler komersial.

Saat ini, komposisi kepemilikan saham WMU dimiliki oleh PT Widodo Makmur Perkasa (WMP) 90 persen, Warsini 5 persen, dan Wahyu Andi Susilo 5 persen.

Sejalan dengan pernyataan pra-efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang terbit pada 30 Desember 2020, penawaran umum perdana IPO akan dilakukan pada 7 Januari hingga 13 Januari 2021.

Pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) direncanakan terjadi pada 29 Januari 2021. Perseroan menunjuk CIMB Niaga Sekuritas, BRI Danareksa Sekuritas, dan Samuel Sekuritas sebagai Joint Lead Underwriters (JLU).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya