Widodo Makmur Unggas Berambisi Jadi Pemasok Produk Pangan Terbesar di Asia Tenggara

PT Widodo Makmur Unggas Tbk memangkas jumlah saham yang ditawarkan ke publik menjadi 15 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 02 Feb 2021, 11:37 WIB
Diterbitkan 02 Feb 2021, 11:37 WIB
FOTO: IHSG Akhir Tahun Ditutup Melemah
Papan elektronik menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12/2020). Pada penutupan akhir tahun, IHSG ditutup melemah 0,95 persen ke level 5.979,07. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - PT Widodo Makmur Unggas Tbk  mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham WMUU. WMUU resmi tercatat di papan utama dan menjadi perusahaan tercatat keenam pada 2021 dengan kode saham WMUU.

"Langkah ini menjadi pintu gerbang menuju pasar yang lebih dinamis. Kendati kondisi pasar saham masih menantang di tengah pandemi Covid-19,” kata Direktur Utama PT Widodo Makmur Unggas Tbk, Ali Mas’adi, Selasa (2/2/2021).

Perseroan menetapkan harga saham WMUU Rp 180 per lembar saham. Proporsi investor yang menyerap yakni investor institusi 69,5 persen dan ritel 30,5 persen. 

Seiring dengan market yang didominasi oleh pemain ritel, saat ini diperlukan alokasi ritel yang mencukupi dan juga untuk menjaga likuiditas di pasar sekunder (secondary market). Sebab, saham WMUU mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed sebanyak 4 kali selama masa penawaran umum. 

Perseroan berupaya menjaga minat investor di pasar sekunder menjadi lebih baik. Hal ini ditempuh dengan menurunkan total saham yang dilepas ke publik atau free float, dari 35 persen menjadi 15 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.

Emiten yang bergerak di sektor perunggasan (poultry) ini, berencana menerbitkan instrumen surat utang atau obligasi korporasi di akhir tahun untuk mendukung upaya Perseroan melebarkan sayap bisnis.

“PT Widodo Makmur Unggas Tbk memiliki tujuan untuk menjadi pemasok produk pangan berbasis protein hewani terbesar di Asia Tenggara,” kata Ali Mas’adi.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Gerak Saham Widodo Makmur Unggas

Akhir 2019, IHSG Ditutup Melemah
Pengunjung melintas dilayar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (30/12/2019). Pada penutupan IHSG 2019 ditutup melemah cukup signifikan 29,78 (0,47%) ke posisi 6.194.50. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, saham PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMUU) bergerak di zona hijau pada perdagangan saham perdana, Selasa, 2 Februari 2021.

Mengutip data RTI, saham WMUU dibuka naik Rp 20 ke posisi Rp 200 per saham dari harga saham perdana Rp 180 per saham. Saham WMUU naik ke level tertinggi Rp 238 per saham dan terendah Rp 187 per saham. Total frekuensi perdagangan 14.578 kali dengan nilai transaksi Rp 69,6 miliar. Pada pukul 09.26 WIB, saham WMUU sempat naik 24,44 persen ke posisi Rp224 per saham.

PT Widodo Makmur Unggas Tbk mencatatkan saham 12,94 miliar saham di papan utama Bursa Efek Indonesia (BEI). Jumlah saham yang dicatatkan 12,94 miliar saham terdiri dari saham pendiri sebanyak 11 miliar saham dan penawaran umum saham perdana termasuk employee stock allocation (ESA) sebesar 1,94 miliar saham.

Jumlah saham yang ditawarkan itu setara 15 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah penawaran saham perdana.

Harga penawaran umum saham perdana Rp 180 dengan nilai nominal saham Rp 50. Total dana yang diraup dari hasil penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) sebesar Rp 349,41 miliar.

Dalam pelaksanaan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) ini, perseroan telah menunjuk PT CIMB Niaga Sekuritas, PT BRI Danareksa Sekuritas dan PT Samuel Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

Perseroan akan menggunakan dana IPO sebesar 74,3 persen untuk ekspansi perseroan dengan menambah serta memperluas sarana produksi seperti pembangunan fasilitas Breeding PS Farm berlokasi di Gunungkidul, Yogyakarta, pembangunan fasilitas layer commercial farm di Klaten, Jawa Tengah, pembangunan fasilitas hatchery di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, dan pembangunan fasilitas Broiler Commercial Farm di Wonogiri, Jawa Tengah.

Selain itu, perseroan juga akan membangun fasilitas slaughterhouse di Cianjur, Jawa Barat dengan target operasi pada Maret 2021, dan membangun fasilitas Feedmill di Ngawi, Jawa Timur.

Dana IPO sekitar 25,7 persen akan digunakan untuk modal kerja perseroan seperti membeli bahan baku feedmill dan pembelian ayam broiler.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya