Tersandung Kasus Dugaan Korupsi, Bagaimana Dampak terhadap Portofolio Saham Asabri?

Kasus dugaan korupsi dalam pengelolaan keuangan dan dana investasi Asabri menemui babak baru.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 04 Feb 2021, 18:24 WIB
Diterbitkan 04 Feb 2021, 18:24 WIB
IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Terkait kasus dugaan korupsi dalam pengelolaan keuangan dan dana investasi PT Asuransi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ASABRI), Kejaksaaan Agung (Kejagung) telah menetapkan delapan orang tersangka.

Akibatnya, kerugian negara akibat kasus tersebut diperkirakan mencapai Rp23,7 triliun. Lalu bagaimana dampaknya ke 20 saham yang digenggam Asabri per 1 Februari 2021.

Melihat hal ini, Kepala Riset Samuel Sekuritas Suria Dharma mengungkapkan, semuanya tergantung dari saham yang dimiliki ASABRI.

"Tergantung sahamnya ya, dilihat saja sahamnya aktif atau enggak, kalau misalkan sahamnya tidak liquid, efeknya dapat dibilang enggak ada," ujar dia kepada Liputan6.com, Kamis (4/2/2021).

Suria juga menjelaskan penurunan yang dialami beberapa portofolio saham yang dimiliki ASABRI, dinilai wajar karena investor yang investasi lebih banyak berada di segmen ritel.

"Indofarma fluktuatif ya harganya, investor lokal banyak yang suka investasi di situ. Efeknya biasanya kalau ada kasus, ada kekhawatiran," ujarnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Investor Ritel

20151102-IHSG-Masih-Berkutat-di-Zona-Merah-Jakarta
Suasana di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/11/2015). Pelemahan indeks BEI ini seiring dengan melemahnya laju bursa saham di kawasan Asia serta laporan kinerja emiten triwulan III yang melambat. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Tipikal investor ritel juga dijelaskan Suria lebih pada kepercayaan akan informasi yang berkembang saat ini.

"Kalau dampak enggak terlalu karena enggak ada urusan dengan perusahaannya. Karena enggak buat perusahaan jadi rugi atau untung. lebih ke psikologi pasar. Sekarang banyak investor lokal retail, jadi pola mainnya beda, kalau ada berita bagus dia ikutan beli, kalau berita jelek dia jual. Jadi tidak terlalu lihat evaluasi kadang kadang," tuturnya.

Meski demikian, hal ini lebih banyak mempengaruhi saham second liner. "Tapi kalau saham yang big cap lebih engga pengaruh, pengaruhnya lebih kepada saham saham second liner, karena kebanyakan yang main investor retail," kata dia.


Portofolio Saham yang Dimiliki Asabri

IHSG Dibuka di Dua Arah
Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG masih naik, namun tak lama kemudian, IHSG melemah 2,3 poin atau 0,05 persen ke level 5.130, 18. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (BEI) merilis kepemilikan efek di atas 5 persen yang tercatat hingga 1 Februari 2021. Dari data yang dihimpun Liputan6.com, ada 20 saham yang digenggam Asabri.

Dari daftar itu, ada 20 saham yang berpotensi terdepak dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Saham itu antara lain PT Hanson International Tbk (MYRX) dan PT Inti Agri Resources Tbk (IIKP). Saham MYRX telah disuspensi selama 12 bulan. Masa suspensi mencapai 24 bulan pada 24 bulan pada 16 Januari 2022. 

Berikut 20 saham yang digenggam Asabri per 1 Februari 2021:

1.PT Armidian Karyatama Tbk (ARMY) dengan kepemilikan saham 873.159.483, (9,7 persen)

2.PT Asuransi Jasa Tania Tbk (ASJT) dengan kepemilikan saham 30.426.303 (2,86 persen)

3.PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) dengan kepemilikan saham 235.208.290 (18,54 persen)

4. PT Bumi Teknokultura Unggul Tbk (BTEK) dengan kepemilikan saham 3.751.665.232 (8,11 persen)

5.PT Alfa Energi Investama Tbk (FIRE) dengan kepemilikan saham 348.128.850 (23,60 persen)

6.PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) dengan kepemilikan saham 306.289.500 (6,65 persen)

7.PT Island Concepts Indonesia Tbk (ICON) dengan kepemilikan saham 54.669.376 (5,02 persen)

8.PT Inti Agri Resources Tbk (IIKP) dengan kepemilikan saham 4.139.225.400 (12,32 persen)

9.PT Indofarma Tbk (INAF) dengan kepemilikan saham 425.907.600 (13,74 persen)

10. PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA) dengan kepemilikan saham 347.967.754 (5,3 persen)

 


Selanjutnya

Pembukaan-Saham
Pengunjung tengah melintasi layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

11.PT Hanson International Tbk (MYRX) dengan kepemilikan saham 9.405.765.925 (10,85 persen)

12.PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) dengan kepemilikan saham 260.152.600 (10,31 persen)

13.PT Prima Cakrawala Abadi Tbk (PCAR) dengan kepemilikan saham 293.285.543 (25,14 persen)

14.PT Pool Advista Finance Tbk (POLA) dengan kepemilikan saham 256.228.000 (7,65 persen)

15.PT PP Properti Tbk (PPRO) dengan kepemilikan saham 3.284.680.836 (5,33 persen)

16.PT Sidomulyo Selaras Tbk (SDMU) dengan kepemilikan saham 205.000.000 (18,06 persen)

17.PT Pool Advista Indonesia (POOL) dengan kepemilikan saham 173.941.500 (7,43 persen)

18. PT Rimo International Lestari Tbk (RIMO) dengan kepemilikan 2.455.285.085 (5,45 persen)

19.PT SMR Utama Tbk (SMRU) dengan kepemilikan saham 1.014.086.000 (8,11 persen)

20.PT Agung Semesta Sejahtera Tbk (TARA) dengan kepemilikan saham 506.616.138 (5,03 persen)

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya