Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah dikabarkan kembali menerapkan pengetatan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro Darurat Hal ini dilakukan lantaran kasus infeksi COVID-19 di Indonesia tak kunjung turun.
Kendati begitu, Direktur PT MNC Asset Management, Edwin Sebayang menuturkan, rencana ini tidak berdampak signifikan terhadap aktivitas pasar modal. Lantaran PPKM Mikro Darurat ini dinilai tak jauh berbeda dari pengetatan sebelumnya. Termasuk pengetatan yang saat ini diterapkan.
"Rencana penerapan PPKM darurat tidak akan berdampak besar kembali ke market. Alias sudah di-price in oleh pelaku pasar,” kata Edwin dalam catatannya, Rabu (30/6/2021).
Advertisement
Baca Juga
Priced in sendiri secara garis besar dapat diartikan, semua informasi yang terjadi di fundamental perusahaan sudah lebih dulu terlihat di harga pasar sahamnya.
"Karena jika menilik dari informasi yang berseliweran terkait PPKM darurat tersebut tidak jauh berbeda dengan apa yang terjadi saat ini. So, buy on news then!”, ia menambahkan.
Sementara itu, Bursa Efek Indonesia (BEI) sendiri mengaku belum memiliki perubahan apapun, termasuk jam perdagangan Bursa saat PPKM Mikro Darurat diimplementasikan.
Direktur Perdagangan dan Anggota Bursa, Laksono Widodo menyampaikan, hingga kini, otoritas bursa masih akan tetap beroperasi seperti biasanya. Jika pemerintah memberlakukan penguncian total (lockdown), BEI akan berkoordinasi lebih lanjut dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk memutuskan tindakan lebih lanjut.
"Kita masih beroperasi, apabila memberlakukan hard lockdown, kita tunggu. Dari situ kita melakukan koordinasi dengan OJK untuk menjaga supaya market tetap beroperasi dalam kondisi darurat," kata Laksono.
Menurut Laksono, BEI kemungkinan akan menutup perdagangan sebagai keputusan terakhir jika terjadi kondisi yang kian parah, sebagai buntut pandemi COVID-19 di tanah air.
"Penutupan adalah opsi terakhir, bursa ditutup di tahun 2008 dalam kondisi ekstrem, kami berharap bursa buka terus dan kami akan fleksibel dengan perkembangan yang ada," kata Laksono.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Penutupan IHSG Sesi Pertama 30 Juni 2021
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bertahan di zona hijau sepanjang sesi pertama perdagangan, Rabu, 30 Juni 2021. Penguatan IHSG ini terjadi di tengah aksi jual investor asing.
Pada penutupan perdagangan saham sesi pertama, IHSG naik 0,81 persen ke posisi 5.996,97. Indeks saham LQ45 naik 0,93 persen ke posisi 846,80. Seluruh indeks saham acuan kompak menguat.
Pada sesi pertama, IHSG berada di posisi tertinggi 6.001,41 dan terendah 5.950,42. Sebanyak 249 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. 236 saham melemah dan 140 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 733.214 kali dengan volume perdagangan 14,5 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 6,8 triliun. Investor asing jual saham Rp 174,20 miliar. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.512.
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menguat kecuali sektor saham IDXNoncylical melemah 0,52 persen dan sektor saham IDXTransportasi merosot 0,25 persen. Sektor saham IDXFinance menguat 1,5 persen, sektor saham IDXProperty dan IDXInfra masing-masing naik 0,84 persen.
Advertisement