Pendapatan Jababeka Turun 10,79 Persen Jadi Rp 1,1 Triliun pada Semester I 2021

PT Jababeka Tbk membukukan pendapatan Rp 1,11 triliun pada semester I 2021. Realisasi pendapatan itu turun 10,79 persen dibandingkan periode sama 2020.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 29 Agu 2021, 19:34 WIB
Diterbitkan 29 Agu 2021, 19:34 WIB
20170714-Infrastruktur masa depan di Jababeka
Saat ini Jababeka juga tengah mempersiapkan kawasan-kawasan bisnis dan hunian seluas 180 hektar seperti Jababeka Golf City yang dirancang untuk mengedepankan konsep kenyamanan, keamanan, dan kemewahan.

Liputan6.com, Jakarta - PT Jababeka Tbk (KIJA) membukukan kinerja penurunan pendapatan dan rugi yang melonjak pada semester I 2021.

PT Jababeka Tbk membukukan pendapatan Rp 1,11 triliun pada semester I 2021. Realisasi pendapatan itu turun 10,79 persen dibandingkan periode sama 2020 sebesar Rp 1,25 triliun.

Hal itu didorong pilar land development dan property alami penurunan pendapatan 34 persen menjadi Rp 436,3 miliar pada semester I 2021 dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 663,1 miliar.

Penurunan disebabkan penjualan produk industri turun antara lain tanah matang dan tanah dengan bangunan pabrik masing-masing dari Rp 528,9 miliar dan Rp 30,8 miliar pada semester I 2020 menjadi masing-masing Rp 217,5 miliar dan Rp 19,1 miliar pada semester I 2021. Demikian mengutip dari keterangan tertulis yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (29/8/2021).

Di sisi lain, penjualan tanah matang dari Cikarang dan Kendal masing-masing Rp 31,6 miliar dan Rp 495,4 miliar pada semester I 2020 dibandingkan Rp 37,8 miliar dan Rp 185,2 miliar pada semester I 2021.

Pendapatan pilar infrastruktur naik 15 persen menjadi Rp 630,4 miliar pada semester I 2021 dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 548,1 miliar. Semua segmen infrastruktur meningkat pada semester I 2021 dibandingkan periode sama pada 2020.

Kenaikan itu disumbang dari konstribusi Bekasi Power.Pendapatan meningkat Rp 53,8 miliar seiring pembangkit listrik beroperasi lebih banyak pada semester I 2021 dibandingkan tahun sebelumnya.

 

 

Kontribusi Pendapatan Lainnya

Ilustrasi Laporan Keuangan
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Selain itu, volume peti kemas yang ditangani meningkat di dry port sebesar 17 persen dari 31.506 TEU pada semester I 2020 menjadi 36.717 TEU pada semester I 2021.

Penyediaan volume air bersih dari layanan infrastruktur perseroan meningkat lima persen dari 6,6 juta meter kubik pada semester I 2020 menjadi 6,9 juta meter kubik pada semester I 2021. Sedangkan volume pengolahan air limba turun dua persen pada periode sama tetapi menunjukkan tren positif.

Pilar leisure and hospitality mencatat peningkatan pendapatan menjadi Rp 49,7 miliar pada semester I 2021 dari Rp 40,3 miliar pada tahun sebelumnya. Peningkatan ini terutama hasil dari kinerja sub segmen golf dan pariwisata. Segmen golf berkontribusi 65 persen terhadap total pendapatan pilar leisure and hospitality pada semester I 2021.

Pendapatan berulang yang dihasilkan dari bisnis infrastruktur sebesar 56 persen dari total pendapatan pada semester I 2021 dibandingkan 44 persen pada semester I 2020.

“Kontribusi lebih tinggi ini terutama disebabkan oleh berkurangnya kontribusi dari pilar land development dan property pada semester I 2021 dibandingkan tahun sebelumnya,” tulis perseroan.

Rugi Melonjak

Ilustrasi Laporan Keuangan. Unsplash/Austin Distel
Ilustrasi Laporan Keuangan. Unsplash/Austin Distel

Laba kotor perseroan merosot 12 persen menjadi Rp 435,9 miliar pada semester I 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 495,56 miliar.

Perseroan menyatakan hal itu sejalan dengan penurunan pendapatan. Marjin laba kotor konsolidasi perseroan pada semester I 2021 tercatat 39 persen, realisasi marjin itu lebih rendah dibandingkan 40 persen pada semester I 2020.

PT Jababeka Tbk membukukan rugi bersih sebesar Rp 105,6 miliar pada semester I 2021 dibandingkan rugi bersih sebesar Rp 12,4 miliar pada periode sama 2020.

“Penyebab utama kerugian ini disebabkan oleh pergerakan selisih kurs,” tulis perseroan.

Tercatat rugi selisih kurs sebesar Rp 112,5 miliar pada semester I 2021 dibandingkan rugi selisih kurs sebesar Rp 66,1 miliar pada periode sama tahun lalu.

EBITDA perseroan pada semester I 2021 tercatat Rp 330,5 miliar, turun 12 persen dibandingkan Rp 375,2 miliar pada semester I 2020, sebagian besar sejalan dengan penurunan pendapatan dan laba kotor.

Total Liabilitas

(Foto: Ilustrasi laporan keuangan. Dok Unsplash/Carlos Muza)
(Foto: Ilustrasi laporan keuangan. Dok Unsplash/Carlos Muza)

Total liabilitas naik menjadi Rp 6,19 triliun pada semester I 2021 dari periode Desember 2020 sebesar Rp 5,93 triliun. Total ekuitas perseroan turun menjadi Rp 6,15 triliun pada 30 Juni 2021 dari Desember 2020 sebesar Rp 6,26 triliun.

Total aset naik menjadi Rp 12,35 triliun pada 30 Juni 2021 dari Desember 2020 sebesar Rp 12,20 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 1,15 triliun pada 30 Juni 2021.

Pada penutupan perdagangan Jumat, 27 Agustus 2021, saham KIJA turun 1,18 persen menjadi Rp 168 per saham.

Saham KIJA dibuka stagnan Rp 170 per saham. Saham KIJA berada di level tertinggi Rp 171 dan terendah Rp 168 per saham. Total frekuensi perdagangan 193 kali dengan volume perdagangan 148.473. Nilai transaksi Rp 2,8 miliar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya