Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Kamis pagi (21/10/2021). Hal ini seiring wall street menguat dengan indeks Dow Jones sentuh posisi tertinggi baru sepanjang masa.
Di Jepang, indeks Nikkei 225 melemah 0,64 persen pada awal sesi perdagangan. Indeks Topix merosot 0,36 persen. Indeks Korea Selatan Kospi naik 0,3 persen. Indeks Australia ASX 200 sedikit berubah. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang mendaki 0,09 persen. Demikian dilansir dari CNBC, Kamis pekan ini.
Wall street juga menjadi katalis positif di Asia. Indeks Dow Jones mendaki 152,03 poin ke posisi 35.609 setelah sentuh level tertinggi sepanjang masa. Indeks S&P 500 menguat 0,37 persen ke posisi 4.536,19. Sedangkan indeks Nasdaq melemah ke posisi 15.121,68.
Advertisement
Baca Juga
Investor juga mencermati bitcoin setelah kripto tersebut sentuh level tertinggi USD 66.900 atau sekitar Rp 942,23 juta (asumsi kurs rupiah 14.084 per dolar AS). Harga bitcoin ditransaksikan di posisi USD 65.831 atau sekitar Rp 927,17 juta, berdasarkan data CoinMetrics.
Indeks dolar AS ditransaksikan di posisi 93,596. Indeks dolar AS sebelumnya berada di posisi 94. Yen Jepang diperdagangkan di posisi 114,35 per dolar AS.
Harga minyak juga menguat pada jam perdagangan di Asia. Harga minyak berjangka naik 0,19 persen menjadi USD 85,98 per barel. Harga minyak berjangka Amerika Serikat mendaki 0,47 persen menjadi USD 83,81 per barel.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Wall Street Bervariasi pada 20 Oktober 2021
Sebelumnya, Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada penutupan perdagangan Rabu, 20 Oktober 2021.
Indeks Dow Jones menyentuh rekor tertinggi seiring sentimen laporan keuangan lebih baik dari perkiraan dan rekor baru untuk bitcoin.
Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melonjak 152,03 poin atau 0,4 persen menjadi 35.609,34. Indeks Dow Jones sempat posisi tertinggi sepanjang masa di 35.669,69 pada awal sesi perdagangan.
Indeks S&P 500 menguat 16,56 poin atau 0,3 persen menjadi 4.536,19, dan di bawah 0,2 persen dari rekor tertingginya. Indeks Nasdaq susut 0,05 persen menjadi 15.121,68.
Selama dua bulan terakhir, wall street hadapi kekhawatiran. Hal itu mulai dari gelombang delta COVID-19, hambatan rantai pasokan, krisis properti China. Kemudian the Federal Reserve (the Fed) yang isyaratkan penghapusan stimulus dan lonjakan inflasi yang menguncang investor.
Chief Investment Strategist CFRA, Sam Stovall menuturkan, pasar melanjutkan reli dari pekan lalu. Ini dimulai dari rilis harga produsen yang lebih lemah dari perkiraan dan laba bank yang lebih baik dari perkiraan.
“Itu memulai reli ini. Saya pikir kombinasi laba. Ini adalah perubahan inflasi month-over-month yang sepertinya memuncak dan efek dari varian COVID-19 yang melambat,” ujar Stovall dilansir dari CNBC, Kamis (21/10/2021).
Stovall menunjukkan, indeks S&P 500 juga bisa segera mencapai rekor tertinggi yang akan menjadi tanda bullish untuk wall street ke depan.
“Sejarah menunjukkan kemajuan pasar saham setelah pemulihan dari koreksi mencatat kenaikan rata-rata harga 8,4 persen selama 98 hari kalender berikutnya sebelum tergelincir 5 persen atau lebih,” ujar Stovall.
Ia menambahkan, faktor musim laporan keuangan yang menguntungkan juga akan membantu mendorong indeks acuan ke level tertinggi baru, dalam hal ini indeks S&P 500.
Di sisi lain, Verizon adalah pemenang terbesar di Dow Jones melonjak 2,4 persen setelah pendapatan melampaui perkiraan untuk kuartal III 2021. Raksasa telekomunikasi itu menaikkan perkiraannya karena meningkatnya adopsi 5G.
Saham Biogen turun tipis bahkan setelah mengalahkan perkiraan pendapatan dan laba. Perseroan juga menaikkan panduan setahun penuh.
Lebih dari 70 komponen S&P 500 melaporkan pendapatan pekan ini. Sejauh ini laporan berjalan dengan sangat baik. Laba kuartal III berada pada kecepatan untuk peningkatan 35 persen dari tahun lalu, berdasarkan Earnings Scout. IBM, Tesla, CSX, dan Las vegas Sands akan merilis kinerja keuangan setelah wall street tutup.
“Kami percaya pasar saham memiliki beberapa banyak sentimen untuk naik, dan beberapa hambatan COVID-19 surut, bahkan ketika inflasi semakin menjadi hambatan, karena banyak perusahaan terus memiliki kekuatan harga, yang seharusnya menjaga keuntungan perusahaan,” ujar Chief Investment Officer for Independent Advisor Alliance, Chris Zaccarelli.
Advertisement