BEI Bikin Papan Baru untuk Sektor New Economy pada 2022

BEI merencanakan 42 rencana kerja yang dicanangkan sebagai rencana kerja unggulan pada 2022.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 27 Okt 2021, 15:36 WIB
Diterbitkan 27 Okt 2021, 15:36 WIB
RUPSLB Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (27/10/2021) (Dok: BEI)
RUPSLB Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (27/10/2021) (Dok: BEI)

Liputan6.com, Jakarta - Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyetujui agenda tunggal, yakni pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) 2022.

Dalam RKAT tersebut, Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Hasan Fawzi membeberkan sejumlah inisiatif yang akan dieksekusi Bursa pada 2022.

"Jadi di dalam RKAT tahun depan, kami memang merencanakan tidak kurang 42 rencana kerja yang kita canangkan sebagai rencana kerja unggulan untuk Bursa Efek Indonesia selama 2022," ungkap Hasan dalam konferensi pers RUPSLB BEI, Rabu (27/10/2021).

Ia menguraikan, sembilan di antaranya merupakan rencana kerja yang dikelompokkan sebagai rencana kerja atau inisiatif strategis. Rinciannya antara lain, pertama, BEI akan kembali menyempurnakan terhadap SPPA (sistem penyelenggara pasar alternatif).

"Alhamdulillah sejak 2019 yang lalu kita luncurkan, 2020 itu ternyata terus baik. Bahkan per hari ini kita sudah mencatat rata-rata transaksi itu sudah di atas Rp 1- 2 triliun per harinya," ungkap Hasan.

Kedua, yaitu XBRL enhancement dan taksonomi maintenance. BEI kembali akan meningkatkan kemampuannya untuk mengadopsi standar XBRL yang sekarang sudah diimplementasikan.

"Yang ketiga, inisiatif baru,”  celetuk Hasan.

"Kita sudah mulai melakukan inisiatif untuk pengembangan carbon trading, perdagangan nilai emisi karbon,” ia menambahkan.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Dukung Agenda Pemerintah

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Hasan menuturkan, hal ini merupakan inisiatif yang dicanangkan Bursa untuk mendukung agenda pemerintah. Kemungkinan mulai tahun depan akan ada nilai ekonomi karbon yang diimplementasikan dengan salah satu unsurnya adalah perdagangan karbon itu.

Keempat, pembaruan aplikasi dari CTP atau centralized trading platform. Kelima, pengembangan papan pemantauan khusus. Pada 2022 baru dicanangkan dalam bentuk notasi untuk efek dalam pemantauan khusus, tahun depan diharapkan sudah ada papannya.

Selanjutnya, yang keenam, pengembangan kembali e-IPO. Ketujuh, pengembangan lanjutan untuk decision support system atau DSS. Kedelapan enhancement notasi khusus.

"Serta yang terakhir, kesembilan, pengembangan papan baru new economy yang nanti akan menyongsong perusahaan tercatat yang mungkin akan masuk dalam kategori baru yaitu new ekonomy,” ujar dia.

Selain itu, ada sembilan butir lainnya yang merupakan rencana kerja yang terkait langsung dengan agenda-agenda dalam masterplan lima tahun rencana pengembangan bisnis Bursa Efek Indonesia (BEI), yang kurun waktunya 2021-2025.

"Lalu 24 lainnya itu adalah rencana kerja yang akan melakukan  penyempurnaan untuk fungsi dan kegiatan operasional Bursa Efek Indonesia,” pungkasnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya