Liputan6.com, Jakarta - Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyetujui agenda tunggal, yakni pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) 2022.
Dalam RKAT tersebut, Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Hasan Fawzi membeberkan sejumlah inisiatif yang akan dieksekusi Bursa pada 2022.
"Jadi di dalam RKAT tahun depan, kami memang merencanakan tidak kurang 42 rencana kerja yang kita canangkan sebagai rencana kerja unggulan untuk Bursa Efek Indonesia selama 2022," ungkap Hasan dalam konferensi pers RUPSLB BEI, Rabu (27/10/2021).
Advertisement
Baca Juga
Ia menguraikan, sembilan di antaranya merupakan rencana kerja yang dikelompokkan sebagai rencana kerja atau inisiatif strategis. Rinciannya antara lain, pertama, BEI akan kembali menyempurnakan terhadap SPPA (sistem penyelenggara pasar alternatif).
"Alhamdulillah sejak 2019 yang lalu kita luncurkan, 2020 itu ternyata terus baik. Bahkan per hari ini kita sudah mencatat rata-rata transaksi itu sudah di atas Rp 1- 2 triliun per harinya," ungkap Hasan.
Kedua, yaitu XBRL enhancement dan taksonomi maintenance. BEI kembali akan meningkatkan kemampuannya untuk mengadopsi standar XBRL yang sekarang sudah diimplementasikan.
"Yang ketiga, inisiatif baru,” celetuk Hasan.
"Kita sudah mulai melakukan inisiatif untuk pengembangan carbon trading, perdagangan nilai emisi karbon,” ia menambahkan.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Dukung Agenda Pemerintah
Hasan menuturkan, hal ini merupakan inisiatif yang dicanangkan Bursa untuk mendukung agenda pemerintah. Kemungkinan mulai tahun depan akan ada nilai ekonomi karbon yang diimplementasikan dengan salah satu unsurnya adalah perdagangan karbon itu.
Keempat, pembaruan aplikasi dari CTP atau centralized trading platform. Kelima, pengembangan papan pemantauan khusus. Pada 2022 baru dicanangkan dalam bentuk notasi untuk efek dalam pemantauan khusus, tahun depan diharapkan sudah ada papannya.
Selanjutnya, yang keenam, pengembangan kembali e-IPO. Ketujuh, pengembangan lanjutan untuk decision support system atau DSS. Kedelapan enhancement notasi khusus.
"Serta yang terakhir, kesembilan, pengembangan papan baru new economy yang nanti akan menyongsong perusahaan tercatat yang mungkin akan masuk dalam kategori baru yaitu new ekonomy,” ujar dia.
Selain itu, ada sembilan butir lainnya yang merupakan rencana kerja yang terkait langsung dengan agenda-agenda dalam masterplan lima tahun rencana pengembangan bisnis Bursa Efek Indonesia (BEI), yang kurun waktunya 2021-2025.
"Lalu 24 lainnya itu adalah rencana kerja yang akan melakukan penyempurnaan untuk fungsi dan kegiatan operasional Bursa Efek Indonesia,” pungkasnya.
Advertisement