Industri Perdagangan Komoditas Berjangka Disebut Lebih Besar dari Pasar Modal

ICDX menyebutkan gencar berkolaborasi untuk sosialisasikan dan edukasi mengenai bursa perdagangan berjangka.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 03 Nov 2021, 20:33 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2021, 20:33 WIB
Business Development Manager ICDX, Dedi Prasetyo (Dok: tangkapan layar/Pipit Ika R)
Business Development Manager ICDX, Dedi Prasetyo (Dok: tangkapan layar/Pipit Ika R)

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi COVID-19 membawa berkah tersendiri bagi sejumlah industri. Salah satunya industri perdagangan komoditas berjangka.

Business Development Manager Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (Indonesia Commodity and Derivatives Exchange/ICDX), Dedi Prasetyo menuturkan, hal itu merujuk pada pergerakan harga komoditas yang selanjutnya baru disusul pergerakan saham di bursa efek. 

"Industri kita jauh lebih besar dari pasar modal, tapi yang familiar di Indonesia lebih ke pasar modalnya bukan pasar komoditi,” kata dia dalam diskusi virtual, Rabu (3/11/2021).

Sebagai gambaran, harga batu bara yang sempat mengalami lonjakan signifikan. Baru disusul kinerja saham emiten batu bara yang searah dengan tren kenaikan harga tersebut.

"Sebenarnya kita eksplore lebih jauh sebenarnya industri kita itu jauh lebih besar jika dibandingkan dengan pasar modal," tutur dia.

Di sisi lain, ia mengakui masyarakat cukup akrab dengan Bursa Efek Indonesia (BEI), sementara masih cukup asing dengan bursa komoditas. Hal ini menjadi salah satu pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan ICDX. Untuk itu, ICDX gencar kolaborasi dengan member terkait produk-produk yang dimiliki bursa komoditas.

"Kita selalu berkolaborasi dengan member kita untuk berikan edukasi terkait dengan produk-produk yang ada di bursa berjangka. Kita juga sering kolaborasi dengan financial advisor untuk memberikan edukasi dan juga literasi,” ungkapnya.

Selain itu, menyikapi perkembangan digital saat ini, ICDX juga melakukan edukasi melalui platform online yang dimiliki.

Bursa Komoditi & Derivatif Indonesia atau ICDX adalah bursa komoditas unggulan dengan lembaga kliring dan pusat logistik berikat yang terintegrasi. ICDX melaksanakan perdagangan komoditas dan derivatif secara multilateral di Indonesia.

ICDX bertujuan menjadi pusat perdagangan komoditas yang adil, terorganisir, transparan, dan modern. ICDX juga menyediakan sarana dan prasarana dalam layanan bursa yang optimal untuk perdagangan komoditas seperti emas, minyak mentah, timah, dan valuta asing.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Industri Perdagangan Berjangka Moncer

Sebelumnya, selama pandemi COVID-19 berlangsung, hampir seluruh sektor usaha lesu. Namun, beberapa lainnya justru tumbuh signifikan, salah satunya industri perdagangan berjangka.

"Selama pandemi, justru di industri perdagangan berjangka ini pertumbuhannya cukup luar biasa signifikan. Dari sisi transaksi, pertumbuhan nasabah, itu semuanya meningkat,” ujar Business Development Manager Bursa Komoditas dan Derivatif Indonesia (Indonesia Commodity and Derivatives Exchange/ICDX) , Dedi Prasetyo mengatakan dalam diskusi virtual, Rabu, 3 November 2021.

Dedi mengatakan, hal tersebut menunjukkan bahwa industri perdagangan komoditi berjangka sedang mengalami pertumbuhan seperti yang diharapkan. Saat ini, ICDX tenagh gencar mengembangakn produk multilateral, sejalan dengan tujuan Kementerian Perdagangan.

"Saat ini ICDX sedang banyak mengembangkan produk, khususnya di produk multilateral karena saat ini yang suda eksis kebanyakan produk bilateral. Dari sisi regulator sendiri, dari Bappebti, mereka memiliki tujuan untuk kembangkan produk multilateral,” kata Dedi.

Dedi menyebutkan, ICDX memiliki dua jenis produk, yakni bilateral dan multilateral. Sederhananya, produk bilateral yakni transaksi terjadi di luar bursa. Atau nasabah langsung melakukan transaksi dengan penyedia likuiditas dalam hal ini pialang atau perusahaan broker.

Namun, tetap dicatatkan ke bursa. Sementara multilateral transaksinya terjadi secara langsung di dalam bursa. Untuk produk multilateral saat ini, ICDX memiliki GODF (Gold, Oil, dan Forex), sekaligus menjadi produk unggulan yang ada di bursa ICDX.

ICDX juga memiliki GOFX mikro untuk memfasilitasi nasabah mikro. GOFX Micro merupakan kontrak spot dan berjangka dengan ukuran kontrak lebih kecil, yaitu 1/100 dari kontrak berjangka standar yang diperdagangkan secara multilateral (many to many) dan legal di Bursa ICDX.

"ini memfasilitasi masyarakat karena lebih terjangkau mulai Rp 500 bisa melakukan transaksi di ICDX,” kata dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya