Penghimpunan Dana Melalui Layanan Urun Dana Tembus Rp 365 Miliar

Hingga 12 November 2021, total penyelenggara Layanan Urun Dana Berbasis Teknologi Informasimendapat izin OJK mencapai 7 pihak.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 23 Nov 2021, 10:24 WIB
Diterbitkan 23 Nov 2021, 10:24 WIB
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Hoesen dalam sosialisasi securities crowdfunding pada Selasa, (23/11/2021) (Foto: tangkapan layar/Pipit I.R)
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Hoesen dalam sosialisasi securities crowdfunding pada Selasa, (23/11/2021) (Foto: tangkapan layar/Pipit I.R)

Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penggalangan dana oleh UMKM melalui Layanan Urun Dana Berbasis Teknologi Informasi (Securities Crowdfunding), telah mencapai Rp 365 miliar sepanjang 2021.

Kepala Eksekutif Pasar Modal OJK Hoesen menyebutkan, raihan itu naik signifikan hingga 90 persen year to date (ytd).

"Jumlah dana yang berhasil dihimpun juga meningkat 90 persen lebih secara ytd menjadi Rp 365 miliar,” beber Hoesen dalam Sosialisasi Securities Crowdfunding bagi Pelaku UMKM di Wilayah Jawa Timur & Kalimantan, Selasa (23/11/2021).

Adapun SCF ini diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 57/POJK.04/2020, menggantikan POJK 37/2018 tentang Layanan Urun Dana melalui Penawaran Saham Berbasis Teknologi Informasi (Equity Crowdfunding).

Hingga 12 November 2021, total penyelenggara yang mendapat izin OJK sudah mencapai 7 pihak. Di samping itu, jumlah penerbit atau pelaku UMKM yang memanfaatkan layanan ini juga mengalami pertumbuhan sebesar lebih dari 36 persen ytd menjadi 176 penerbit.

Dari sisi pemodal juga alami pertumbuhan sebesar lebih dari 278 persen ytd, dari sebelumnya hanya 22.340 menjadi 84.500 lebih investor

"Untuk itu kami sangat mengapresiasi rekan-rekan ALUDI yang terus berkomitmen mendukung pengembangan industri ini dan kami imbau agar semua pihak agar turut berpartisipasi aktif dalam menumbuh kembangkan SCF smei kemajuan UMKM dan perekonomian Indonesia,” kata Hoesen.

Berdasarkan data yang dihimpun OJK, terdapat lebih dari 9 juta UMKM di Jawa Timur dengan kontribusinya kepada PDB regional Jawa Timur 2020 sebesar 57,15 persen.

Kendati angka tersebut mengalami peningkatan sejak 2016, tetapi permodalan masih jadi isu utama dalam pengembangan UMKM, baik di Jawa Timur maupun di Kalimantan.

"Sebagian UMKM masih mengalami keterbatasan modal usaha, rendahnya kapabilitas dalam mendapatkan akses pembiayaan permodalan serta belum mendapat informasi cukup mengenai layanan perbankan maupun layanan keuangan lainnya yang bisa dimanfaatkan oleh UMKM,” ungkap Hoesen.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Investor

Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin
Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas di Jakarta, Rabu (14/11). Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin atau 0,39% ke 5.858,29. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, dari jumlah investor pasar modal per 29 Oktober 2021 telah mencapai 6,75 juta. Sebanyak 13,87 persen tercatat berasal dari Jawa Timur dengan total aset mencapai lebih dari Rp 92 triliun.

Lalu 5,39 persen berasal dari Kalimantan dengan aset mencapai Rp 35,7 triliun. Dari kondisi tersebut, Hoesen melihat terdapat potensi besar bagi UMKM untuk mendapat akses pembiayaan melalui SCF ini di Jawa Timur dan Kalimantan.

“Selain itu, potensi investor ritel yang cukup banyak di Jawa Timur dan Kalimantan diharapkan dapat mendukung pengembangan UMKM di kedua wilayah melalui SCF,” pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya