Sentimen Omicron Mereda, Bursa Saham Asia Semringah Ikuti Wall Street

Mayoritas bursa saham Asia menguat pada perdagangan Selasa, 7 Desember 2021 mengikuti wall street.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 07 Des 2021, 09:11 WIB
Diterbitkan 07 Des 2021, 09:11 WIB
Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang wanita berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Selasa pagi (7/12/2021). Penguatan bursa saham Asia ini mengikuti wall street di tengah meredanya sentimen omicron.

Di Jepang, indeks Nikkei naik 0,25 persen, sedangkan indeks Topix menguat 0,34 persen. Di Australia, indeks ASX menguat 0,44 persen. Indeks Korea Selatan Kospi melemah tipis 0,17 persen. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang sedikit menguat.

White House Chief Medical Advisor Dr Anthony Fauci menuturkan, perlu mendorong data awal tentang varian omicron. Namun, ia memperingatkan lebih banyak informasi yang diperlukan untuk memahami sepenuhnya.

Di wall street, indeks acuan menguat seiring pernyataan Fauci tersebut. Indeks Dow Jones melonjak hampir 650 poin sehingga menghapus kerugian dari minggu sebelumnya. Indeks Nasdaq menanjak 0,9 persen ke posisi 15.225,15. Indeks S&P 500 naik 1,1 persen menajdi 4.591,67.

Harga minyak juga melonjak hampir lima persen pada awal pekan ini karena kekhawatiran COVID-19 mereda. Harga minyak pada jam perdagangan di Asia menguat 0,35 persen menjadi USD 69,74 per barel.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Pelonggaran Kebijakan dari China

Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Seorang wanita berjalan melewati sebuah indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Akibat peluncuran rudal Korea Utara yang mendarat di perairan Pasifik saham Asia menglami penurunan. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Di Asia Pasifik, Australia akan mengumumkan suku bunga. Sementara itu, Bank Sentral China telah mengumumkan akan memotong rasio persyaratan cadangan atau jumlah dana tunai yang harus dimiliki bank sebagai cadangan untuk kedua kali pada 2021.

Hal itu akan merilis 1,2 triliun yuan atau USD 282 miliar untuk mendorong pertumbuhan yang melambat di tengah pandemi COVID-19.

“Bonus lain untuk perbaikan sentimen risiko adalah berita pelonggaran kebijakan yang datang dari China,” tutur Senior FX Strategist National Australia Bank, Rodrigo Catril dilansir dari CNBC.

Ia menambahkan, mungkin lebih penting dari pada pengumuman RRR, keputusan PBOC diikuti pernyataan dari komite pusat partai komunis berjanji untuk stabilkan ekonomi pada 2022 menandakan pelonggaran beberapa pembatasan properti.

Di sisi lain,sektor properti China telah terpukul oleh langkah pemerintah untuk mengendalikan utang. Saham Evergrande merosot ke rekor terendah setelah tidak dapat menjamin memiliki dana yang cukup untuk kewajiban pembayarannya. Perseroan bergerak menuju rencana restrukturisasi utang luar negeri.

Indeks dolar AS berada di posisi 96,32 dari sebelumnya 96,1. Sementara itu, Yen Jepang diperdagangkan di kisaran 113,44 per dolar AS.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya