Mirae Asset Sekuritas Prediksi IHSG Sentuh 7.600 pada 2022, Ini Pendorongnya

Proyeksi IHSG didasarkan pada pertumbuhan kinerja positif emiten yang terus berlanjut.

oleh Agustina Melani diperbarui 12 Des 2021, 16:15 WIB
Diterbitkan 12 Des 2021, 16:15 WIB
Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia prediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan menyentuh ke posisi 7.600 pada 2022. Proyeksi IHSG ini seiring program pemulihan ekonomi yang berlanjut dan masih tingginya harga komoditas yang dipercaya dapat mengerek pertumbuhan ekonomi domestik.

CEO Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Tae Yong Shim menuturkan, sejumlah sektor bisnis dan industri terpukul akibat hantaman pandemi COVID-19 seperti yang terjadi di banyak negara. Namun, Indonesia berhasil keluar dari jurang resesi setelah kuartal II 2021 ekonomi Indonesia tumbuh 7,07 persen.

"Kendati pada kuartal III 2021, produk domestik bruto (PDB) melambat, yakni sebesar 3,51 persen, tetapi pertumbuhan yang masih positif tersebut menandakan ekonomi Indonesia cukup tangguh,” kata dia pada acara Market Outlook 2022: Indonesia Economic Recovery and Revival yang diselenggarakan Mirae Asset Sekuritas Indonesia dikutip dari keterangan tertulis, Minggu (12/12/2021).

Adapun, untuk 2021, Mirae Asset Sekuritas Indonesia prediksi, IHSG berada di kisaran 6.880. Head of Research Investment Strategist Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Hariyanto Wijaya menuturkan, proyeksi itu didasarkan pada pertumbuhan kinerja positif emiten yang terus berlanjut.

Selain itu, preferensi para pemodal asing yang menilai pasar saham negara-negara berkembang memiliki kinerja lebih tinggi dibandingkan negara maju.

Hariyanto menuturkan, Indonesia masih akan mendapatkan berkah dari harga komoditas yang diprediksi tetap tinggi pada 2022. Hal ini seiring eksposur besar Indonesia akan ekspor barang komoditas.

Ia menuturkan, momentum itu akan mengerek transaksi ekspor Indonesia secara keseluruhan yang bisa mendorong ekonomi dan kinerja perusahaan tumbuh lebih tinggi.

"Kita melihat laba bersih tahun 2022 bertumbuh 18 persen utama ditopang laba bersih perbankan. Kita apply target PE 16,4 kali. Best scenario kita melihat IHSG 8.000 jika komoditas supercyle terus berlanjut sampai dengan akhir 2022. Yang mana boosting kinerja laba bersih perusahaan terbuka di Indonesia,” ujar dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Aliran Dana Investor Asing dan Harga Komoditas

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Secara historis, dana asing yang masuk ke pasar saham Indonesia akan meningkat ketika harga komoditas tinggi, seperti yang terjadi pada 2013-2014 dan 2020-2021. Oleh karena itu, pada 2022 aliran dana asing diperkirakan akan terus masuk ke pasar saham domestik sejalan dengan masih tingginya harga komoditas.

Ia mengatakan, salah satu komoditas yang akan menjadi primadona adalah minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO). Komoditas ini dipercaya akan membawa dampak signifikan terhadap kinerja IHSG.

"Terlebih, saat ini porsi kebun plasma atau kebun yang dimiliki oleh petani jumlahnya kian bertambah. Tingginya harga CPO akan membuat daya beli petani meningkat,” kata dia.

Hariyanto memperkirakan, para petani yang pada tahun ini cenderung menyimpan penghasilannya dalam bentuk tabungan akan membelanjakannya pada 2022. Hal tersebut akan berkontribusi terhadap tumbuhnya tingkat konsumsi masyarakat yang menjadi pendorong terbesar pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Dampak Terbatas Tapering the Fed

Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin
Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Isu global yang akan mendapat sorotan salah satunya adalah Bank Sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve (the Fed) yang diperkirakan mempercepat kebijakan tapering atau mengurangi pembelian obligasi di pasar dan menaikkan suku bunga acuan untuk menahan laju inflasi yang sudah melambung tinggi.

Hariyanto menuturkan, ketika The Fed memperketat kebijakan moneter dengan menaikkan suku bunga acuan dan menurunkan nilai neraca ketika inflasi melejit pada 2015-2019 lalu, IHSG justru menguat ditopang saham-saham sektor perbankan (JAKFIN).

"Menurut kami, dampak kebijakan normalisasi yang akan dilakukan The Fed nanti akan sangat terbatas,” tutur Hariyanto.

Untuk 2022 nanti, saham-saham yang berkaitan dengan perbankan, perusahaan ritel yang menjual produk-produk mewah, dan batu bara menjadi top picks Mirae Asset Sekuritas Indonesia. Saham-saham yang menjadi pilihan adalah PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT BTPN Syariah Tbk (BTPS), PT BPD Jawa Timur (BJTM), PT Map Aktifadiperkasa Tbk (MAPA), PT Adaro Energy Tbk (ADRO), dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya