Harga Bitcoin Masih Tertekan Imbas Aksi Jual

Berdasarkan data CoinMarket, harga bitcoin ditransaksikan USD 47.629,17 atau Rp 678,31 juta.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Des 2021, 00:19 WIB
Diterbitkan 30 Des 2021, 00:19 WIB
Bitcoin - Image by Benjamin Nelan from Pixabay
Bitcoin - Image by Benjamin Nelan from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Harga bitcoin turun lebih dari 6 persen menjadi di bawah USD 48.000 selama perdagangan di Amerika Serikat (AS) pada Selasa, 28 Desember 2021 meski aktivitas pasar spot terus diredam.

Harga bitcoin merosot 6,2 persen ke harga USD 47.701 atau Rp 679,27 juta (asumsi kurs Rp 14.240 per dolar AS) imbas opsi yang kian mendekati tenggat waktu pada akhir Desember. Ether turut anjlok 5,7 persen menjadi USD 3.813 atau setara Rp 54,3 juta. Demikian mengutip CoinDesk, Rabu (29/12/2021).

Koreksi harga bitcoin kembali terjadi pada Rabu, 29 Desember 2021 ke bawah USD 48.000. Hal ini berbeda dari dua hari sebelumnya yang berada di atas USD 50.000 setelah pasar khawatir karena varian omicron. Mengutip laman news18.com, investor juga merealisasikan keuntungan pada Rabu pekan ini. Selain itu, 10 aset kripto teratas juga tergelincir sehingga menekan kapitalisasi pasar kripto.

Berdasarkan data CoinMarket, harga bitcoin ditransaksikan USD 47.629,17 atau Rp 678,31 juta. Harga bitcoin turun 3,17 persen dalam 24 jam terakhir dan susut 3,1 persen dalam sepekan. Harga bitcoin cenderung tertekan selama sepekan terakhir, dan jarang sentuh USD 50.000. Adapun varian omicron membebani pergerakan harga bitcoin.

Demikian juga harga ether. Harga ether berada di atas USD 3.700. Harga ether tepatnya ditransaksikan di USD 3.787. Harga ether susut 3,24 persen dalam 24 jam terakhir, dan merosot 6,01 persen selama seminggu terakhir.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Wall Street Beragam pada 28 Desember 2021

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Sebelumnya, Bursa saham Amerika Serikat (AS) beragam pada perdagangan Selasa, 28 Desember 2021 seiring indeks saham utama berusaha membangun rekor tertinggi pada minggu terakhir 2021.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones bertambah 95,83 poin atau sekitar 0,3 persen ke posisi 36.398,21. Indeks Dow Jones mencatat kenaikan dalam lima hari berturut-turut.

Indeks S&P 500 susut 0,1 persen menjadi 4.786,35 setelah mencapai level tertinggi baru intraday di awal sesi perdagangan. Indeks Nasdaq melemah hampir 0,6 persen menjadi 15.781,72.

Investor terus mencari arah berita pandemi dengan ancaman varian Omicron yang menjulang tinggi. "Kami melepaskan beberapa reaksi spontan dan awal untuk varian omicron,” ujar Chief Market Strategist Crossmark Global Investments, Victoria Fernandez, dilansir dari CNBC, Rabu, 29 Desember 2021.

Di sisi lain, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mempersingkat rekomendasi isolasi mereka untuk individu yang dites positif menjadi lima hari dari 10 hari, jika orang-orang itu tidak memiliki gejala.

Penelitian di Afrika Selatan juga menunjukkan infeksi omicron dapat membantu meningkatkan kekebalan terhadap jenis delta COVID-19 yang lebih awal.

Sementara itu, produsen obat COVID-19 ditutup melemah di tengah perkembangan omicron. Saham Pfzer turun 2 persen dan Moderna susut 2,2 persen. Saham chip reli sebelumnya melemah pada perdagangan Selasa, 28 Desember 2021. Saham Nvidia turun dua persen dan Appiled Materials susut 1,9 persen.

 

 

Reporter: Ayesha Puri

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya