Strategi Arwana Citramulia Hadapi Harga Gas Industri saat Kembali Normal

Chief Financial Officer (CFO) Arwana Citramulia Rudy Sujanto memaparkan, sepanjang 2021 terjadi efisiensi pemakaian gas sebesar 9 persen.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 08 Mar 2022, 21:45 WIB
Diterbitkan 08 Mar 2022, 21:22 WIB
Paparan publik PT Arwana Citra Mulia Tbk (ARNA), Selasa (8/3/2022) (Dok: tangkapan layar/Pipit I.R)
Paparan publik PT Arwana Citra Mulia Tbk (ARNA), Selasa (8/3/2022) (Dok: tangkapan layar/Pipit I.R)

Liputan6.com, Jakarta - PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA) telah menyiapkan sejumlah strategi untuk memitigasi lonjakan harga gas pada 2024. Hal itu seiring dengan selesainya penyesuaian harga gas untuk industri maksimal sebesar USD 6 per MMBTU yang berlaku sejak April 2020 dan akan berakhir pada Desember 2024.

"Kalau insentif ini dicabut di tahun 2024 tentunya ada efek karena gas kemungkinan akan kembali ke USD 9 per MMBTU. tetapi kami sudah coba mitigasi dari ancaman ini yang mungkin terjadi di tahun 2024," ujar  Chief Operation Officer (COO) Arwana Citramulia, Edy Suyanto dalam paparan publik, Selasa (8/3/2022).

Langkah mitigasi tersebut antara lain, yakni dengan melakukan penghematan gas sedini mungkin mulai beberapa tahun ini. Sehingga saat gas kembali pada harga normal, maka dampaknya bagi perseroan tidak terlalu berat.

"Sehingga efeknya bagi kami Nanti secara finansial mungkin hanya sekitar 10 persen dari sisi biaya gas,” kata Edy.

Dalam kesempatan yang sama, Chief Financial Officer (CFO) Arwana Citramulia Rudy Sujanto memaparkan, sepanjang 2021 terjadi efisiensi pemakaian gas sebesar 9 persen. Hal itu memberikan penghematan kurang lebih sebesar Rp 31 miliar.

"Penghematan Rp 30–31 miliar ini sebenarnya bukan dari selisih harga gas. Karena harga gas tahun 2021 dan harga gas tahun 2022 itu sama. Harga gas tahun 2020 mulai bulan April itu sudah UD 6 per MMBTU," kata dia.

"Jadi penghematan COGS yang Rp 31 miliar bukan karena selisih harga gas, tetapi di murni penghematan pemakaian gas," ia menambahkan.

Pada saat bersamaan, penurunan penggunaan gas diimbangi dengan perbaikan dari sisi utilisasi. Sehingga secara meter kubik gas yang dipakai untuk menghasilkan 1 meter persegi keramik turun hingga 9 persen di 2021.

"Dan tahun ini tahun 2022 kita tetap mencanangkan bahwa pemakaian gas kita ini akan turun lagi 6 persen,” tutur dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Siapkan Belanja Modal Rp 1 Triliun

IHSG Dibuka di Dua Arah
Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada prapembukaan perdagangan Rabu (14/10/2020), IHSG naik tipis 2,09 poin atau 0,04 persen ke level 5.134,66. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA) siapkan belanja modal (capital expenditure/capex) Rp 1 triliun pada 2022.

Direktur Keuangan PT Arwana Citramulia Tbk, Rudy Sujanto mengatakan, belanja modal tahun ini akan dialokasikan untuk penambambahan kapasitas produksi perseroan.

Rudy menjabarkan, dalam waktu dekat perseroan berencana melakukan investasi untuk meningkatkan kapasitas produksi di 5C kapasitas sekitar 4,4 juta meter persegi per tahun. Ditambah dengan investasi di 4C dengan kapasitas mendekati 4 juta meter persegi per tahun, serta investasi jangka pendek di plant 6 dengan kapasitas  sekitar 5 juta meter persegi per tahun.

"Dengan demikian, dalam waktu dekat kita akan menambah kapasitas kita kurang lebih sekitar 14 juta meter persegi per meter dengan capex mendekati Rp 1 triliun,” kata Rudy dalam paparan publik perseroan, Selasa, 8 Maret 2022.

Adapun investasi ini dilakukan secara bertahap. Untuk  plant 5C ditargetkan mulai produksi pada Desember akhir tahun ini atau awal 2023. Lalu untuk 4C ditargetkan dapat beroperasi pada tahun berikutnya.

"4C kita mulai menyiapkan lahan, mulai penjajakan pembelian mesinnya dan lain-lain. Ini kita targetkan produksi di tahun 2023 akhir atau awal 2024,” kata Rudy. Selanjutnya untuk plant 6 di sekitar Jawa Barat ditargetkan mulai berproduksi di 2025. “Jadi kita lakukan ini secara bertahap,” ujar dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya