DBS Treasures dan Bahana TCW Luncurkan Reksa Dana Bahana Global Healthcare Sharia USD Equity

Produk ini merupakan instrumen investasi syariah yang fokus pada industri sektor kesehatan di pasar luar negeri.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 16 Mar 2022, 04:39 WIB
Diterbitkan 16 Mar 2022, 04:39 WIB
Peluncuran Bahana Global Healthcare Sharia USD Equity Fund, Selasa (15/3/2022). (Dok: DBS Indonesia)
Peluncuran Bahana Global Healthcare Sharia USD Equity Fund, Selasa (15/3/2022). (Dok: DBS Indonesia)

Liputan6.com, Jakarta - DBS Treasures dan Bahana TCW bekerja sama menghadirkan Reksa Dana Bahana Global Healthcare Sharia USD Equity untuk pertama kali di Indonesia. 

Produk ini merupakan instrumen investasi syariah yang fokus pada industri sektor kesehatan di pasar luar negeri (offshore) serta mengintegrasikan Environmental, Social, Governmental (ESG) dalam pengelolaannya. Peluncuran instrumen ini melengkapi rangkaian produk investasi komprehensif yang menjadi solusi investasi bagi nasabah dalam mengelola dan mengembangkan kekayaan.

"DBS Treasures sebagai mitra manajemen kekayaan terpercaya terus memperkaya pilihan solusi investasi yang dipersonalisasi dan dikomunikasikan kepada nasabah,” ujar Head of Consumer Banking Group PT Bank DBS Indonesia, Rudy Tandjung, dikutip dari keterangan tertulis Selasa (15/3/2022).

Rudy menuturkan, produk Bahana Global Healthcare Sharia USD Equity akan efektif tersedia mulai 25 Maret 2022.

"DBS Treasures membuka akses bagi nasabah yang ingin melakukan diversifikasi investasi denominasi USD, berfokus pada sektor kesehatan yang diperkuat inovasi teknologi yang sedang berkembang pesat,” ujar dia.

"Nasabah dapat mengoptimalkan portofolio dengan menangkap peluang di saat yang tepat melalui fleksibilitas digital omni-channel yang mencakup phone instruction, dan aplikasi digibank by DBS yang memberikan kemudahan proses registrasi Single Investor Identity (SID), pembelian, penjualan, hingga switching reksa dana yang dapat dilakukan secara online dari mana pun dan kapan pun,” ia menambahkan.

Kemudian, merujuk pada data DBS Group CIO Insight secara global, sektor kesehatan merupakan salah satu sektor penting di mana alokasinya secara global mencapai 11,4 persen di antara sektor-sektor lainnya. 

Tak hanya itu, ada juga indikator dari pertumbuhan sektor ini secara global dilihat dari pertumbuhan pembelanjaan kesehatan di Amerika Serikat yang meningkat dalam tiga dekade terakhi. Pada 2020  mencapai USD 4 triliun. 

Nilai itu setara dengan 20 persen produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat secara total, menjadikannya salah satu pembelanjaan negara terbesar. Hal ini selaras dengan beberapa negara besar lainnya, termasuk Tiongkok, Jepang, dan negara-negara Eropa. 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Faktor Pendukung

FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Pada hari ini, IHSG melemah pada penutupan sesi pertama menyusul perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Semantara itu, terdapat sejumlah faktor pendukung pertumbuhan ini di antaranya meningkatnya populasi yang menua, pesatnya kebutuhan untuk penelitian dan pengembangan (R&D) kemajuan medis, serta teknologi kesehatan.

"Menyikapi adanya perubahan tren investasi yang menjanjikan bagi para investor, kami berkolaborasi dengan DBS Treasures menghadirkan Reksa Dana Bahana Global Healthcare Sharia USD Equity untuk menjawab kebutuhan investor yang ingin memiliki eksposur lebih besar di sektor kesehatan offshore," ujar Marketing Director Bahana TCW, Danica Adhitama . 

Dia menambahkan, dengan kerja sama ini, Bahana TCW berupaya untuk menghadirkan produk investasi yang lebih beragam bagi investor tanah air, terutama untuk memenuhi minat investasi di aset-aset dengan efek perusahaan bertaraf global. 

"Produk ini merupakan produk reksa dana syariah yang berfokus pada pasar saham Amerika Serikat yang saat ini terkonsentrasi pada sektor kesehatan. Produk ini juga dikelola aktif sesuai dengan prinsip-prinsip Environment, Social & Good corporate governance (ESG),” tutur dia.

Berkolaborasi dengan Franklin Templeton yang memiliki pengalaman serta kapabilitas global dalam rancangan strateginya, produk ini menerapkan prinsip syariah dan mengintegrasikan ESG dalam pengelolaan portofolio produk. 

Melalui keterangan persnya, perkembangan situasi menuju endemi saat ini didukung perkembangan teknologi yang akan mendorong pembuatan obat yang lebih efektif, pengoperasian data pasien yang kian efisien, layanan kesehatan yang semakin canggih, kemampuan para tenaga ahli yang semakin andal, serta pengalaman pasien yang semakin dimudahkan. 

Bahkan, kemajuan yang diprediksi akan terus berkembang tersebut akan berdampak pada permintaan yang semakin beragam, sehingga membuat industri kesehatan menjadi salah satu industri yang menjanjikan bagi para investor.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya