Laba Bersih Dharma Polimetal Melonjak 1.492 Persen

Kenaikan laba tersebut dihasilkan dari peningkatan penjualan bersih Dharma Polimetal 55 persen menjadi senilai Rp2,9 triliun pada 2021.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Mar 2022, 20:41 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2022, 18:57 WIB
Ilustrasi Laporan Keuangan. Unsplash/Austin Distel
Ilustrasi Laporan Keuangan. Unsplash/Austin Distel

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan manufaktur komponen otomotif, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) membukukan laba bersih sebesar Rp 301 miliar pada 2021, melonjak sebesar 1.492,6 persen dibanding perolehan laba bersih 2020 yang sebesar Rp 18,9 miliar.

Laba tahun berjalan perseroan tercatat melonjak 37 kali lipat menjadi sebesar Rp 305 miliar pada 2021, dibandingkan periode sama tahun lalu atau sebesar Rp 8 miliar.

Hal tersebut disampaikan Presiden Direktur Dharma Polimetal Irianto Santoso melalui siaran persnya yang diterima Liputan6.com, Kamis, 17 Maret 2022.

Kenaikan laba tersebut dihasilkan dari peningkatan penjualan bersih perseroan 55 persen menjadi senilai Rp2,9 triliun pada 2021.

"Pencapaian kinerja ini tidak lepas dari upaya-upaya optimalisasi dan  robotisasi proses produksi danoperasional yang kami lakukan agar mampu bersaing di tingkat nasional maupun global," kata Irianto.

Selain itu, dukungan Pemerintah untuk membantu meningkatkan kembali industri otomotif sepanjang tahun lalu seperti pemberlakuan kembali kebijakan PPnBM-DTP juga turut menggairahkan pasar kendaraan bermotor dan akhirnya meningkatkan permintaan atas komponen otomotif baru.

Sepanjang tahun lalu, penjualan komponen otomotif ke PT Astra Honda Motor menjadi kontributor pendapatan terbesar DRMA, yang mencapai sebesar Rp1,7 triliun, diikuti PT Astra Daihatsu Motor sebesar Rp247 miliar.

Irianto mengatakan, tahun ini Perseroan optimis dapat meningkatkan kinerjanya. Salah satu upaya untuk meningkatkan kinerja yang dilakukan perseroan adalah dengan meningkatkan kemampuannya dalam memproduksi komponen otomotif yang saat ini masih diproduksi oleh para produsen Jepang dan masih diimpor.

Selain itu, Dharma Polimetal juga akan terus melakukan diversifikasi bisnis dengan mengembangkan komponen Electric Vehicle (EV) seperti battery pack dan battery management system untuk  sepeda dan kendaraan roda tiga (3W/three wheels).

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Strategi Perseroan

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Pekerja melintasi layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Meski terjebak di zona merah, IHSG berhasil mengakhiri perdagangan di level 5.841. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya Dharma Polimetal baru saja menerima penghargaan dari “HPM Best Cost Localization”. Penghargaan ini menunjukkan produk-produk yang dihasilkan perseroan mampu bersaing dengan para supplier dari negara-negara produsen otomotif lainnya.

Adapun komponen yang mendapat penghargaan adalah hoodlock, dimana DRMA membuat desain hingga manufakturingnya dengan harga yang kompetitif.

“Salah satu strategi kami adalah meningkatkan research and development dan pengembangan teknologi engineering agar kami tetap dapat menghasilkan produk-produk baru yang inovatif dengan spek baru yang memiliki value added dan value engineering,” ujar dia.

Ia menambahkan, hal itu untuk membuat komponen semakin efisien dan terjangkau, karena hal tersebut akan menjadi kunci dari kesuksesan DRMA dalam memenangkan persaingan.

Pada penutupan perdagangan Jumat, 18 Maret 2021, saham DRMA stagnan di posisi Rp 595 per saham. Saham DRMA berada di level tertinggi Rp 610 dan terendah Rp 595 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 1.129 kali dengan volume perdagangan 136.220 saham. Nilai transaksi Rp 8,2 miliar.

 

 

Reporter: Elizabeth Brahmana

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya