Saham China Eastern Airlines Merosot Setelah Kecelakaan Pesawat di Guangxi

Pada perdagangan Selasa pagi, saham China Eastern Airlines di Hong Kong merosot 6,18 persen.

oleh Agustina Melani diperbarui 22 Mar 2022, 10:38 WIB
Diterbitkan 22 Mar 2022, 10:38 WIB
Pesawat China Eastern Airlines.
Pesawat China Eastern Airlines. (AFP

Liputan6.com, Jakarta - Saham China Eastern Airlines melemah pada perdagangan Selasa (22/3/2022) di bursa saham Hong Kong setelah pesawat Boeing 737 jatuh di China Selatan pada Senin, 21 Maret 2022.

Pada perdagangan Selasa pagi, saham China Eastern Airlines di Hong Kong merosot 6,18 persen.  Saham China Eastern Airlines turun 6,15 persen ke posisi 5,34 yuan. Demikian mengutip laman CNBC, Selasa, 22 Maret 2022.

Sementara itu, saham ADR maskapai China Eastern Airlines Corporation Limited (CEA) turun lebih dari enam persen ke posisi USD 17,81 di Amerika Serikat pada Senin pagi, 21 Maret 2022.

Adapun maskapai China Eastern Airlines Co Ltd, salah satu dari tiga maskapai besar di China. China Eastern Airlines juga terdaftar di bursa saham New York, Hong Kong dan Shanghai.

Sebelumnya, pesawat China Eastern Airlines jatuh  di pegunungan China Selatan pada Senin, 21 Maret 2022 setelah tiba-tiba turun dari ketinggian jelajah.  Penyebab kecelakaan itu belum diketahui. Boeing mengatakan sedang bekerja untuk mengumpulkan lebih banyak informasi.

FlightRadar 24 mengatakan pesawat yang terlibat dalam kecelakaan itu berusia enam tahun. Setelah kecelakaan itu, media pemerintah China menyebutkan maskapai tersebut telah mengandangkan armada 737-800 yang menurut situs pelacakan penerbangan memiliki 109 pesawat itu.

Varian yang populer adalah pendahulu Boeing 737 MAX yang menunggu persetujuan peraturan di China, pasar penerbangan domestik terbesar di dunia. 737-800 berkapasitas tempat duduk maksimal 189 dan dilengkapi dengan mesin CFM-56, menurut situs web Boeing.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Bursa Saham Asia Menguat

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang pria melihat layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Sementara itu, penurunan saham China Eastern Airlines terjadi di tengah bursa saham Asia Pasifik yang menguat pada perdagangan Selasa pagi. Indeks Hang Seng naik 0,63 persen.

Saham teknologi China Alibaba yang tercatat di bursa saham Hong Kong melonjak lebih dari tiga persen. Selain itu, Alibaba umumkan pembelian kembali saham dinaikkan menjadi USD 25 miliar dari sebelumnya USD 15 miliar.

Selain itu, indeks saham Jepang Nikkei 225 naik 1,56 persen, dan indeks Topix menguat 1,31 persen. Bursa saham China bervariasi. Indeks Shanghai menguat, sedangkan indeks Shenzhen melemah 0,44 persen.

Indeks Korea Selatan Kospi menguat 0,7 persen. Sedangkan indeks Australia ASX menguat 1,17 persen dan indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang mendaki 0,19 persen.

Investor juga mengamati reaksi pasar terhadap komentar ketua The Federal Reserve Amerika Serikat (AS) Jerome Powell yang akan ambil langkah tegas terhadap inflasi.

Ia menuturkan, inflasi terlalu tinggi dan bank sentral akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan kembalinya stabilitas harga.

"Secara khusus, jika kami menyimpulkan pantas untuk bergerak lebih agresif dengan menaikkan suku bunga lebih dari 25 basis poin pada pertemuan dan rapat, kami akan melakukannya," ujar Powell.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya