Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Selasa (29/3/2022) seiring harga minyak yang tertekan. Sementara itu, harga bitcoin melewati level kunci dan yen melemah.
Indeks Jepang Nikkei naik 0,45 persen pada awal sesi perdagangan. Indeks Topix bertambah 0,27 persen. Saham teknologi menguat dengan saham Sony bertambah 1,34 persen dan grup SoftBank naik hampir 1 persen. Indeks S&P/ASX 200 Australia melompat 0,75 persen dipicu kenaikan saham bank. Sementara itu, saham tambang dan minyak turun.
Melansir CNBC, data ekonomi yang akan dirlis termasuk penjualan ritel Australia untuk Februari. Harga minyak merosot semalam di tengah kekhawatiran permintaan yang timbul dari lockdown baru di Shanghai, merosot lebih dari 8 persen.
Advertisement
Baca Juga
"Shanghai menyumbang 4 persen dari total konsumsi minyak China. Pasar khawatir wabah itu pada akhirnya dapat mengancam 15,5 (juta barel per hari) minyak yang dikonsumsi negara itu," kata analis ANZ Research Brian Martin dan Daniel Hynes, dilansir dari CNBC, Selasa (29/3/2022).
Wall Street pada Senin naik dalam reli pasar yang sarat teknologi. Dow Jones Industrial Average naik 94,65 poin atau 0,27 persen. S&P 500 naik 0,7 persen, sedangkan Nasdaq Composite naik 1,31 persen.
Harga Bitcoin menembus level kunci USD 45.000 semalam dan menghapus kerugiannya pada 2022, melonjak setinggi 6,7 persen menjadi USD 47.914,35. Itu terakhir 6 persen lebih tinggi pada USD 47.606.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Indeks Dolar AS
Indeks dolar Amerika Serikat (AS) berada di posisi 99,07, melompat dari sesi sebelumnya di kisaran 98,8. Yen Jepang diperdagangkan di kisaran 123,49 per dolar AS. Dolar Australia berada di posisi 0,7490 dari sebelumnya 0,75.
Adapun salah satu faktor besar dari pelemahan yen baru-baru ini adalah kebijakan kontrol kurva imbal hasil Bank of Japan (YCC) yang membatasi tingkat obligasi pemerintah Jepang bertenor 10 tahun di kisaran 0,25 persen, bahkan ketika imbal hasil obligasi global inti telah meningkat.
"Tetapi pada Senin, bank sentral mengirim sinyal kuat YCC akan tetap ada untuk sementara waktu karena menawarkan membeli JGB 10 tahun dalam jumlah tak terbatas pada empat hari pertama minggu ini,” ujar Senior Foreign Exchange Strategist National Australia Bank.
Advertisement