Bursa Saham Asia Menguat, Indeks Nikkei Sempat Naik 2 Persen

Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Senin, 11 Juli 2022, dan indeks Nikkei Jepang naik 2 persen.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 11 Jul 2022, 09:02 WIB
Diterbitkan 11 Jul 2022, 09:02 WIB
Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Seorang pria berdiri didepan indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Ketegangan politik yang terjadi karena Korut meluncurkan rudalnya mempengaruhi pasar saham Asia. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Senin, 11 Juli 2022. Saham Jepang melonjak  setelah koalisi yang berkuasa di negara itu menang besar dalam pemilihan majelis tinggi pada Minggu.

Indeks Nikkei 225 di Jepang melonjak sebanyak 2 persen dan terakhir naik 1,77 persen, sedangkan indeks Topix naik 1,72 persen.

Koalisi penguasa Jepang akan meningkatkan mayoritasnya di majelis tinggi parlemen negara itu, siaran lokal NHK memproyeksikan. Para pemilih menuju ke tempat pemungutan suara dua hari setelah mantan Perdana Menteri Shinzo Abe ditembak saat berkampanye atas nama Partai Demokrat Liberal di Nara.

Di bagian lain kawasan itu, indeks S&P/ASX 200 Australia berada tepat di bawah garis datar. Indeks Kospi di Korea Selatan membalikkan kerugian naik 0,27 persen dan Kosdaq naik 0,76 persen. Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang hampir datar.

Di Amerika Serikat (AS) pada Jumat, 8 Juli 2022, nonfarm payrolls AS untuk Juni mengejutkan naik, masuk di 372.000, menurut Biro Statistik Tenaga Kerja. Itu jauh di atas perkiraan Dow Jones sebesar 250.000. Tingkat pengangguran tidak berubah dari Mei di 3,6 persen.

Laporan pekerjaan itu agak membantu mengurangi ketakutan resesi, kata para ekonom. Koalisi penguasa Jepang akan meningkatkan mayoritasnya di majelis tinggi parlemen negara itu, siaran lokal NHK memproyeksikan. Para pemilih menuju ke tempat pemungutan suara dua hari setelah mantan Perdana Menteri Shinzo Abe ditembak saat berkampanye atas nama Partai Demokrat Liberal di kota Nara.

Di sisi lain selama akhir pekan, pejabat kota mengatakan hampir semua bisnis komersial dan industri termasuk kasino di Makau akan ditutup selama satu minggu mulai Senin dalam upaya untuk menghentikan penyebaran COVID-19, menurut Reuters.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Indeks Dolar AS

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang pria melihat layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Dalam berita perusahaan, China memberlakukan denda pada beberapa perusahaan, termasuk raksasa teknologi Alibaba dan Tencent, karena tidak mematuhi aturan anti-monopoli tentang pengungkapan transaksi, berdasarkan Reuters.

Pasar Singapura dan Malaysia tutup untuk libur pada Senin.

Akhir pekan ini, AS akan melaporkan data inflasi, sementara China akan merilis data Produk Domestik Bruto (PDB), produksi industri, dan penjualan ritelnya. Musim pendapatan juga dimulai minggu ini.

Indeks dolar Amerika Serikat berada di 107,067. Yen Jepang diperdagangkan pada 136,31 per dolar, lebih lemah dari level yang terlihat akhir pekan lalu. Yen menguat di tengah berita bahwa mantan Perdana Menteri Shinzo Abe telah ditembak pada Jumat. Sementara itu, dolar Australia berpindah tangan pada USD 0,6841.

Harga minyak mentah berjangka AS berada di sekitar datar di perdagangan pagi Asia, sementara minyak mentah Brent naik 0,33 persen menjadi USD 107,37 per barel.

Wall Street Bervariasi, Indeks Nasdaq Menguat Terbatas Usai Rilis Laporan Pekerjaan AS

(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street beragam pada perdagangan Jumat, 8 Juli 2022. Indeks Nasdaq menguat di tengah sesi perdagangan yang bergejolak seiring investor bereaksi terhadap laporan pekerjaan yang lebih kuat dari perkiraan. Hal ini memungkinkan bank sentral AS atau the Federal Reserve tetap menaikkan suku bunga secara agresif.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Nasdaq naik 0,12 persen ke posisi 11.635,31. Indeks Nasdaq menguat dalam lima hari berturut-turut untuk pertama kalinya pada 2022.

Indeks S&P 500 melemah 0,08 persen ke posisi 3.899,38. Indeks Dow Jones merosot 46,40 poin atau 0,15 persen ke posisi 31.338,15.

Rata-rata tiga indeks acuan menguat pada pekan ini. Indeks Nasdaq menguat 4,6 persen. Indeks S&P 500 bertambah 1,9 persen. Sementara itu, indeks Dow Jones hanya naik 0,8 persen.

Data nonfarm payrolss meningkat 372 ribu pada Juni 2022, lebih baik dari perkiraan Dow Jones sekitar 250 ribu. Menurut data Biro Statistik Tenaga Kerja ini menunjukkan untuk melanjutkan apa yang telah menjadi tahun yang kuat untuk pertumbuhan pekerjaan.

Chief Investment Strategist BMO Wealth Management, Yun-Yu Ma menuturkan, laporan pekerjaan dan koreksi harga komoditas baru-baru ini telah membuat apa yang disebut pendaratan lembuat bagi ekonomi AS sehingga mendorong saham.

"Beberapa dari ketakutan resesi yang sangat akut mungkin sedikit mundur. Saya pikir pasar mulai menerimanya sebagai kemungkinan pada pekan ini,” ujar Ma dikutip dari laman CNBC, Sabtu, 9 Juli 2022.

 

Gerak Saham di Wall Street

Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)

Di sisi lain, saham perawatan kesehatan berada di antara yang kinerja terbaik. Saham Centene Corp dan McKesson naik lebih dari tiga persen. Saham produsen vaksin dan regeneron masing-masing menguat lebih dari 2 persen.

Produsen mobil listrik Tesla melonjak 2,5 persen. Saham produsen chip dan keamanan siber juga mendorong sektor teknologi. Saham ON Semiconductor naik 2,8 persen dan Fortinest bertambah 1,8 persen.

Imbal hasil obligasi menguat setelah data pekerjaan dirilis yang mungkin batasi keuntungan saham. Imbal hasil obligasi bertenor dua tahun bertahan di atas imbal hasil obligasi 10 tahun sebuah inversi yang dilihat oleh banyak orang sebagai indikator resesi.

Meskipun laporan pekerjaan merupakan tanda positif bagi negara bagian Amerika Serikat, banyak investor percaya akan memungkinkan the Federal Reserve untuk agresif melawan inflasi dengan kenaikan suku bunga dalam beberapa bulan ke depan.

“Kabar baik adalah berita buruk untuk pasar hari ini. Anda tidak bisa meminta sesuatu yang lebih baik dari laporan pekerjaan ini dalam hal kenaikan luas, pengangguran rendah, jumlahnya di atas harapan,” ujar State Street Global Advisors Michael Arone dikutip dari laman CNBC, Sabtu (9/7/2022).

Ia menuturkan, upah tumbuh tetapi pada tingkat yang lebih lambat, itu hal baik tetapi pasar tak peduli karena pada akhirnya the Fed akan naikkan suku bunga 75 basis poin.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya