IHSG Menguat 0,78 Persen Setelah Bank Indonesia Kerek Suku Bunga Acuan

IHSG menguat 0,78 persen ke posisi 7.163,26 pada penutupan perdagangan, Selasa, 23 Agustus 2022.

oleh Agustina Melani diperbarui 23 Agu 2022, 22:59 WIB
Diterbitkan 23 Agu 2022, 15:45 WIB
IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau setelah Bank Indonesia (BI) kerek suku bunga acuan 25 basis poin pada Selasa, 23 Agustus 2022. Pada perdagangan Selasa pekan ini, sektor saham energi memimpin penguatan.

Mengutip data RTI, IHSG menguat 0,78 persen ke posisi 7.163,26 pada penutupan perdagangan. Indeks LQ45 bertambah 0,82 persen ke posisi 1.023. Seluruh indeks acuan kompak menghijau. Pada Selasa pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.183,25 dan terendah 7.107,06. Sebanyak 293 saham menguat dan 222 saham melemah. 182 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.313.922 kali dengan volume perdagangan 30,4 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 14,5 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.935.

Mayoritas sektor saham menghijau kecuali indeks sektor saham IDXtransportasi susut 0,37 persen. Indeks sektor saham IDXenergy melambung 3,3 persen. Diikuti indeks sektor saham IDXbasic menanjak 1,66 persen, indeks sektor saham IDXinfrastruktur melonjak 0,81 persen, indeks sektor saham IDXhealth mendaki 0,61 persen, indeks sektor saham IDXtechno melambung 0,65 persen.

Selain itu, indeks sektor saham IDXindustry bertambah 0,64 persen, indeks sektor saham IDXproperty naik 0,42 persen, indeks sektor saham IDXfinance menanjak 0,37 persen, dan indeks sektor saham IDXnonsiklikal menguat 0,13 persen.

Bursa Saham Asia

Bursa saham Asia Pasifik merosot pada perdagangan Selasa, 23 Agustus 2022. Koreksi bursa saham Asia Pasifik terjadi setelah indeks acuan di wall street melemah seiring kekhawatiran kenaikan suku bunga.

Indeks Hang Seng Hong Kong melemah 0,78 persen. Indeks Shanghai susut ke posisi 3.276,22. Indeks Shenzhen melemah 0,4 persen ke posisi 12.455,15. Indeks Jepang Nikkei turun 1,19 persen ke posisi 28.452,75. Indeks Topix melemah 1,06 persen ke posisi 1.971,44. Indeks Korea Selatan Kospi turun 1,1 persen ke posisi 2.435,34. Indeks ASX 200 anjlok 1,21 persen ke posisi 6.961,8.

 

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Inflasi Singapura

Chinatown di Kota Singapura.
Chinatown di Kota Singapura. Dok: Tommy Kurnia/Liputan6.com

Sementara itu, indeks harga konsumen Singapura melonjak menjadi 7 persen year on year. Level inflasi itu tertinggi dalam 14 tahun seiring harga makanan, listrik dan gas naik. Bank sentral menyatakan, inflasi global akan tetap tinggi untuk beberapa bulan ke depan. Demikian mengutip laman CNBC, Selasa, pekan ini.

Top Gainers dan Losers pada Selasa, 23 Agustus 2022

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

-Saham DWGL melambung 20,59 persen

-Saham MEDC melambung 19,51 persen

-Saham SICO melambung 16,20 persen

-Saham BALI melambung 11,40 persen

-Saham SNLK melambung 11,18 persen

 

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

-Saham OLIV melemah 9,76 persen

-Saham SHIP melemah 6,99 persen

-Saham BESS melemah 6,92 persen

-Saham CRAB melemah 6,85 persen

-Saham LMSH melemah 6,80 persen

 

Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:

-Saham TLKM senilai Rp 1,1 triliun

-Saham PGAS senilai Rp 637 miliar

-Saham BUMI senilai Rp 610,4 miliar

-Saham ADRO senilai Rp 578,9 miliar

-Saham BBCA senilai Rp 569,3 miliar

 

Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:

-Saham PGAS tercatat 35.868 kali

-Saham SIDO tercatat 33.669 kali

-Saham FREN tercatat 32.277 kali

-Saham BUMI tercatat 29.026 kali

-Saham MEDC tercatat 28.331 kali

 

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Bank Indonesia Kerek Suku Bunga 25 Basis Poin

Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia Gratis, Ini Syaratnya
Karyawan menghitung uang kertas rupiah yang rusak di tempat penukaran uang rusak di Gedung Bank Indonessia, Jakarta (4/4). Selain itu BI juga meminta masyarakat agar menukarkan uang yang sudah tidak layar edar. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) akhirny memutuskan untuk menaikan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 0,25 basis poin (bps), dari sebelumnya 3,50 persen menjadi 3,75 persen. Kenaikan ini setelah setelah menahan selama 18 bulan. 

Kenaikan ini salah satunya dipicu oleh harga BBM nonsubsidi yang telah melambung. Dengan demikian, suku bunga acuan yang terjaga di level 3,5 persen selama 18 bulan sejak Februari 2021 resmi berakhir.

"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada tanggal 22-23 Agustus 2022 memutuskan untuk menaikan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin menjadi 3,75 persen," ujar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Selasa (23/8/2022).

ZSuku bunga deposito facility juga naik sebesar 0,25 bps menjadi 3 persen, dan suku bunga lending facility naik sebesar 0,25 bps menjadi 4,5 persen," dia menambahkan.

 

 

Alasan Bank Indonesia

BI Kembali Pertahankan Suku Bunga Acuan di 5 Persen
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur (RGD) Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (19/12/2019). RDG tersebut, BI memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan 7 Days Reverse Repo Rate (7DRRR) sebesar 5 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Perry lantas memaparkan sejumlah alasan mengapa bank sentral mendongkrak suku bunga acuan yang lama tertahan di angka 3,50 persen. Khususnya akibat laju inflasi yang meninggi imbas dari kenaikan harga BBM.

"Keputusan kenaikan suku bunga kebijakan tersebut sebagai langkah pre emptif dan forward looking untuk memitigasi risiko peningkatan inflasi inti dan ekspektasi inflasi akibat kenaikan harga BBM non subsidi dan inflasi volatile food," terangnya.

Selain itu, Bank Indonesia juga ingin terus memperkokoh nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, serta menjaga perekonomian di tengah ketidakpastian global.

"Serta memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah agar sejalan dengan nilai fundamentalnya, dengan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global di tengah pertumbuhan ekonomi domestik yang semakin kuat," tuturnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya