Masuki Tahun Politik, PT PP Pasang Target Konservatif pada 2023

PT PP (Persero) Tbk (PTPP) prediksi penjualan mencapai Rp 21,41 triliun hingga akhir 2022.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 15 Sep 2022, 12:17 WIB
Diterbitkan 15 Sep 2022, 12:17 WIB
Paparan publik PT PP (Persero) Tbk (PTPP), Kamis (15/9/2022) (Foto: Liputan6.com/Pipit I.R)
Paparan publik PT PP (Persero) Tbk (PTPP), Kamis (15/9/2022) (Foto: Liputan6.com/Pipit I.R)

Liputan6.com, Jakarta - PT PP (Persero) Tbk (PTPP) menargetkan pertumbuhan kinerja konservatif untuk tahun depan. PT PP Tbk mempertimbangkan berbagai kondisi yang mungkin terjadi pada 2023, termasuk adanya sentimen tahun politik.

"Laba atau pendapatan tahun 2023 karena sudah hadapi tahun politik kita konservatif sekitar 5—8 persen dari tahun sekarang,” kata Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT PP, Agus Purbianto dalam Public Expose Live 2022, Kamis (15/9/2022).

Adapun untuk tahun ini, perseroan memproyeksi penjualan mencapai Rp 21,41 triliun. Naik 27,7 persen dibanding realisasi penjualan pada 2021 sebesar Rp 16,76 triliun. Hingga paruh pertama tahun ini, PTPP membukukan pendapatan sebesar Rp 9,02 triliun atau tumbuh 39,74 persen dibanding pencapaian tahun 2021, yaitu sebesar Rp 6,46 triliun.

“Kontribusi pertumbuhan pendapatan usaha PTPP tersebut berasal dari Induk Usaha sebesar 55 persen dan sisanya sebesar 45 persen berasal dari Anak Usaha yakni PP Presisi sebesar 17 persen, PP Semarang Demak sebesar 10 persen, PP Properti sebesar 10 persen, PP Urban sebesar 3 persen, dan Lainnya sebesar 4 persen,” beber Direktur Utama PTPP, Novel Arsyad dalam kesempatan yang sama.

Sementara proyeksi laba bersih hingga akhir tahun yakni sebesar Rp 429 miliar. Naik 18,83 persen dibanding raihan laba pada 2021 sebesar Rp 361 miliar. Hingga semester I 2022, perseroan telah mengantongi laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 112 miliar, naik 1,82 persen dibanding semester I 2021 sebesar Rp 110 miliar.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kontrak Baru hingga Agustus 2022

PT PP Resmikan Mega Proyek Rp 20 Triliun
Mega super block ini akan menjadi salah satu proyek super block terbesar di Bekasi, dan punya jembatan khusus yang menyambung ke jalan tol.

Sebelumnya, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) mengantongi kontrak baru senilai Rp 15,78 triliun hingga Agustus 2022. Capaian ini naik 55,93 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 10,12 triliun. Berdasarkan pemberi kerja, mayoritas berasal dari BUMN sebesar 65 persen. Kemudian pemerintah dan swasta masing-masing 30 persen dan 5 persen.

“BUMN sumbang sekitar 65 persen dan pemerintah sekitar 30 persen sampai Agustus 2022. Mayoritas pasar kita lebih fokus kesana untuk memastikan kelancaran proyek ini dengan pembayaran yang baik, kita harapkan punya cash flow yang baik juga untuk pencapaian di 2022,” kata Direktur Utama PTPP, Novel Arsyad dalam Public Expose Live 2022, Kamis (15/9/2022).

Hingga akhir tahun, perseroan menargetkan kontrak baru mencapai Rp 31 triliun.  Di mana proyek BUMN ditargetkan andil 48 persen, pemerintah 44 persen, dan swasta 8 persen Berdasarkan lini bisnisnya, capaian kontrak batu per Agustus 2022 didominasi oleh konstruksi sebesar 64 persen.

Disusul bisnis anak usaha 28 persen, dan dari bisnis EPC andil 8 persen “Mayoritas atau 64 persen di konstruksi. Dalam konstruksi ada beberapa yaitu infrastruktur 49 persen, jalan dan jembatan 24 persen, lalu gedung 27 persen,” beber Novel.

Sampai dengan akhir tahun, perseroan memproyeksikan kontrak baru dari lini bisnis konstruksi andil 63 persen, dengan rincian gedung 41 persen, infrastruktur 30 persen, serta jalan dan jembatan 29 persen. Kemudian lini bisnis anak usaha 23 persen, EPC 13 persen, dan luar negeri 1 persen.

 


Kinerja Semester I 2022

Ilustrasi Laporan Keuangan
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Sebelumnya, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) mengumumkan kinerja semester I 2022. Pada periode tersebut, perseroan mengukuhkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 86,96 miliar. Naik tipis 1,07 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 86,04 miliar.

Raihan itu berbanding lurus dengan pendapatan usaha yang naik 39,74 persen menjadi Rp 9,02 triliun pada semester I 2022 dari Rp 6,46 triliun pada semester I 2021.

Mengutip laporan keuangan perseroan, Rabu (9/8/2022), pendapatan perseroan ditopang oleh jasa konstruksi yang tumbuh 47,1 persen menjadi Rp 7,13 triliun pada semester I 2022. Disusul segmen properti dan realti sebesar Rp 1,08 triliun.

Kemudian segmen EPC(engineering, procurement-construction) sebesar Rp 593,19 miliar, energi Rp 80,75 miliar, persewaan peralatan Rp 63,14 miliar, pendapatan keuangan atas konstruksi aset keuangan konsesi Rp 54,11 miliar, dan pracetak Rp 26,8 miliar.

Sejalan dengan kenaikan pendapatan, beban pokok pendapatan turut naik menjadi Rp 7,79 triliun dari Rp 5,66 triliun. Meski begitu, laba kotor masih tercatat naik 53,79 persen menjadi Rp 1,23 triliun dari Rp 798,28 miliar pada semester I 2021.

Pada periode tersebut, PT PP Tbk mencatatkan beban usaha sebesar Rp 332,72 miliar, kerugian penurunan nilai Rp 83,89 miliar, dan beban keuangan Rp 594,45 miliar. Kemudian beban lainnya Rp 60,93 miliar serta beban pajak final Rp 230,3 miliar.

 


Aset

(Foto: Ilustrasi laporan keuangan. Dok Unsplash/Carlos Muza)
(Foto: Ilustrasi laporan keuangan. Dok Unsplash/Carlos Muza)

Perseroan juga mencatatkan bagian laba ventura bersama sebesar Rp 136,47 miliar, bagian laba entitas asosiasi Rp 968,51 juta, dan pendapatan lainnya Rp 69,99 miliar. Dari rincian tersebut, setelah dikurangi pajak, perseroan membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp 112,25 miliar. Naik 1,84 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 110,22 miliar.

Dari sisi aset perseroan sampai dengan Juni 2022 tercatat sebesar Rp 58,27 triliun, naik dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 55,57 triliun. Terdiri dari aset lancar sebesar Rp 34,74 triliun dan aset tidak lancar Rp 23,53 triliun.

Liabilitas sampai dengan Juni 2022 tercatat sebesar Rp 43,71 triliun, naik dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 41,24 triliun. terdiri dari liabilitas jangka pendek rp 31,09 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 12,62 triliun. Sementara ekuitas naik tipis menjadi Rp 14,56 triliun pada Juni 2022 dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 55,57 triliun.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya