IHSG Melemah Terbatas, Sektor Saham Properti Lesu

Pada penutupan perdagangan saham, Rabu (21/9/2022), IHSG turun tipis 0,12 persen ke posisi 7.188,31.

oleh Agustina Melani diperbarui 21 Sep 2022, 16:28 WIB
Diterbitkan 21 Sep 2022, 16:28 WIB
FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Petugas kebersihan bekerja di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Transaksi bursa agak surut dengan nyaris 11 miliar saham diperdagangkan sebanyak lebih dari 939.000 kali. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona merah pada perdagangan saham Rabu, (21/9/2022). Namun, koreksi IHSG tipis  dan sektor saham properti pimpin koreksi.

Mengutip data RTI, pada penutupan perdagangan saham, IHSG turun tipis 0,12 persen ke posisi 7.188,31. Indeks LQ45 menguat terbatas 0,10 persen ke posisi 1.029,21. Sebagian besar indeks acuan bervariasi pada perdagangan saham Rabu pekan ini.

Pada Rabu pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.204,90 dan terendah 7.134,78. Sebanyak 334 saham melemah sehingga menekan IHSG. 202 saham menguat dan 155 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.344.551 kali dengan volume perdagangan 27,5 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 13 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.017.

Mayoritas sektor saham berada di zona merah. Sementara itu, indeks sektor saham IDXproperty susut 1,47 persen, dan catat koreksi terbesar. Diikuti indeks sektor saham IDXinfrastruktur melemah 1,14 persen, indeks sektor saham IDXenergy merosot 0,52 persen, indeks sektor saham IDXsiklikal dan transportasi masing-masing turun 0,34 persen.

Selain itu, indeks sektor saham IDXbasic tergelincir 0,25 persen, indeks sektor saham IDXindustry susut 0,24 persen.

Sedangkan, indeks sektor saham IDXtechno melonjak 0,75 persen, indeks sektor saham IDXnonsiklikal bertambah 0,17 persen, indeks sektor saham IDXfinance menanjak 0,08 persen dan indeks sektor saham IDXhealth bertambah 0,01 persen.

Top Gainers-Losers Rabu 21 September 2022

FOTO: IHSG Akhir Tahun Ditutup Melemah
Pengunjung melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12/2020). Pada penutupan akhir tahun, IHSG ditutup melemah 0,95 persen ke level 5.979,07. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

-Saham BAPA melambung 29,91 persen

-Saham COAL melambung 25 persen

-Saham VRNA melambung 21,01 persen

-Saham SLIS melambung 18,42 persen

-Saham TOOL melambung 17,98 persen

 

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

-Saham IDEA melemah 8,7 persen

-Saham SRAJ melemah 6,96 persen

-Saham PGLI melemah 6,94 persen

-Saham KRYA melemah 6,94 persen

-Saham SATU melemah 6,90 persen

 

Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:

-Saham BUMI senilai Rp 1,1 triliun

-Saham BBCA senilai Rp 771,5 miliar

-Saham BBRI senilai Rp 721,6 miliar

-Saham TLKM senilai Rp 405,3 miliar

-Saham BMRI senilai Rp 326,4 miliar

 

Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:

-Saham BUMI tercatat 61.518 kali

-Saham SLIS tercatat 51.792 kali

-Saham COAL tercatat 31.706 kali

-Saham BAPA tercatat 29.470 kali

-Saham AMMS tercatat 28.993 kali

Bursa Saham Asia Merosot pada 21 September 2022

Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Seorang wanita berjalan melewati sebuah indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Akibat peluncuran rudal Korea Utara yang mendarat di perairan Pasifik saham Asia menglami penurunan. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Bursa saham Asia Pasifik melemah pada perdagangan saham Rabu, 21 September 2022 seiring wall street yang tertekan jelang pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Fed.

Harga minyak reli pada perdagangan Rabu sore di Asia. Harga minyak berjangka naik 3 persen setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan mobilisasi militer parsial.

Indeks Jepang Nikkei 225 melemah 1,36 persen ke posisi 27.313,13. Sementara itu, indeks Topix merosot 1,36 persen ke posisi 1.920,80. Di Australia, indeks saham ASX 200 tergelincir 1,56 persen ke posisi 6.700,20.

Indeks Hong Kong Hang Seng anjlok 1,6 persen dan indeks Hang Seng teknologi melemah 2,7 persen. Di bursa saham China, indeks Shanghai susut 0,17 persen ke posisi 3.117,18. Indeks Shenzhen tergelincir 0,66 persen ke posisi 11.208. Indeks Korea Selatan Kospi melemah 0,87 persen ke posisi 2.347,21. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 1,4 persen.

“Suasana suram bertahan selama 24 jam terakhir dengan saham melemah dan mata uang safe haven termasuk dolar AS lebih kuat,” kata Ekonom National Australia bank, Taylor Nugent dikutip dari CNBC.

Penutupan Wall Street 20 September 2022

(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)
(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan Selasa, 20 September 2022 seiring aksi jual yang meningkat. Di sisi lain, investor juga bersiap untuk kenaikan suku bunga besar lainnya dari bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) yang dirilis Rabu pekan ini.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones turun 313,45 poin atau 1,01 persen ke posisi 30.706,23. Indeks S&P 500 susut 1,13 persen ke posisi 3.855,93. Indeks Nasdaq melemah 0,95 persen menjadi 11.425,05.

The Federal Open Markets Committee (FOMC) memulai pertemuan kebijakan dua hari pada Selasa, 20 September 2022. The Fed diperkirakan mengumumkan kenaikan suku bunga 0,75 persen. Wall street alami koreksi dalam beberapa pekan terakhir seiring komentar dari ketua the Federal Reserve (the Fed). Selain itu, laporan inflasi Agustus 2022 yang tiba-tiba memanas menyebabkan pelaku pasar bersiap untuk tingkat bunga tinggi hingga inflasi mereda.

Suku bunga tinggi menekan saham. Sementara itu, imbal hasil obligasi AS bertenor dua tahun melonjak 3,99 persen, level tertinggi sejak 2007. Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun mencapai 3,6 persen.

“Pergerakan yang lebih tinggi untuk imbal hasil obligasi 10 tahun kemungkinan berkontribusi mendorong gejolak di pasar saham pada Selasa pekan ini,” ujar Jack Ablin dari Cresset Capital dikutip dari CNBC, Rabu (21/9/2022).

Ia menambahkan, investor telah mencerna kenaikan 75 basis poin tetapi mungkin ada beberapa kekhawatiran retorika yang masih sangat hawkish.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya