IPO, Citra Borneo Utama Jual 625 Juta Saham

PT Citra Borneo Utama Tbk akan menawarkan harga perdana di kisaran Rp 690-Rp 1.280 per saham dalam rangka IPO.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 13 Okt 2022, 15:49 WIB
Diterbitkan 13 Okt 2022, 15:49 WIB
Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Pekerja melintasi layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Meski terjebak di zona merah, IHSG berhasil mengakhiri perdagangan di level 5.841. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Citra Borneo Utama Tbk (CBUT), bergerak dalam bidang industri pemurnian, pemisahan atau fraksinasi dan perdagangan produk kelapa sawit dan turunannya akan melakukan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO).

PT Citra Borneo Utama Tbk akan menawarkan sebanyak-banyaknya 625 juta saham baru atau 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO.

Mengutip laman e-ipo, Kamis (13/10/2022), nilai nominal Rp 100 setiap saham, yang ditawarkan kepada masyarakat dengan kisaran harga penawaran sebesar Rp 690-Rp 1.280. Dengan demikian, jumlah dana yang diraih dalam IPO tersebut sebanyak-banyaknya Rp 800 miliar.

Untuk melaksanakan aksi korporasi ini, perseroan telah menunjuk penjamin pelaksana emisi efek yaitu PT BRI Danareksa Sekuritas, PT Maybank Sekuritas Indonesia, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, dan PT UOB Kay Hian Sekuritas.

Selain itu, penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek menjamin dengan kesanggupan penuh terhadap penawaran umum perdana saham perseroan.

Seluruh dana yang diperoleh dari IPO saham, sekitar 54 persen akan digunakan untuk pembangunan refinery extension dan infrastrukturnya dimana transaksi rencananya akan dilaksanakan dengan pihak ketiga.

Kemudian, sisanya akan digunakan oleh Citra Borneo Utama untuk peningkatan modal kerja termasuk namun tidak terbatas pada pembelian bahan baku yaitu CPO dan Palm Kernel dalam rangka meningkatkan utilisasi produksi pada pabrik kernel crushing dan refinery.

 

 

Selanjutnya

IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG menguat 0,34 persen atau 21 poin ke level 6.296 pada penutupan perdagangan Senin (13/1) sore ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Berdasarkan perjanjian exchangeable note dan perjanjian pinjaman dan pengakuan utang (perjanjian debt to equity swap) tersebut di atas, CBI mengakui pihaknya memiliki kewajiban pembayaran kepada  PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) yang berdasarkan laporan keuangan SSMS per 31 Maret 2022 berjumlah sebesar Rp 3,45 utang CBI).

Tak hanya itu, CBI bermaksud untuk menyelesaikan kewajiban pembayarannya kepada SSMS dengan cara menukarkan Utang CBI dengan saham yang CBI miliki di Perseroan kepada SSMS dengan sebanyak-banyaknya 1.700.000.000 saham biasa atas nama dengan harga pelaksanaan menggunakan harga rata-rata perdagangan saham perseroan selama jangka waktu 90 hari sebelum tanggal pelaksanaan, dengan tunduk pada syarat dan ketentuan sebagaimana diatur dalam perjanjian debt to equity swap dan ketentuan transaksi material berdasarkan Peraturan OJK No. 17/2020 yang berlaku terhadap SSMS.

Perseroan bergerak di bidang usaha industri hilirisasi kelapa sawit dimana Perseroan memproduksi dan menjual produk turunan minyak sawit seperti Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO), Palm Fatty Acid Distillate (PFAD), Olein, Stearin, Crude Palm Kernel Oil (CPKO) dan Palm Kernel Expeller (PKE). 

 

 

Jadwal IPO

20151102-IHSG-Masih-Berkutat-di-Zona-Merah-Jakarta
Suasana di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/11/2015). Pelemahan indeks BEI ini seiring dengan melemahnya laju bursa saham di kawasan Asia serta laporan kinerja emiten triwulan III yang melambat. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Perseroan memiliki keunggulan dimana sistem produksi perseroan terintegrasi dengan Grup perseroan. Dalam hal ini, Perseroan dapat memperoleh pasokan Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel (PK) dari PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS), salah satu pemegang saham dan pihak afiliasi Perseroan serta dari pihak ketiga. 

Bahkan, perseroan juga terus mengembangkan produknya dan meningkatkan produksinya seiring pertumbuhan penjualan. Perseroan juga telah melakukan investasi pada sarana prasarana dan fasilitas lainnya guna mendukung pertumbuhan.

Lebih lanjut, saat ini perseroan memiliki pabrik refinery dan fraksinasi dengan total kapasitas sebesar 2.500 ton CPO per hari atau 850.000 ton CPO per tahun dan total kapasitas sebesar 2.500 ton RBDPO per hari atau 850.000 MT RBDPO per tahun, serta pabrik kernel crushing dengan total kapasitas sebesar 600 MT kernel per jam atau 219.000 MT kernel per tahun. 

Perseroan juga memiliki 1 tank farm untuk kebutuhan penyimpanan bahan baku dan hasil produk dari pabrik refinery dan fraksinasi. Seluruh pabrik dan tank farm berlokasi di Jalan ASDP arah Pelabuhan Roro, Kelurahan Kumai Hulu, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat, 74181.

Rencana Jadwal: 

Perkiraan Masa Penawaran Awal : 13 Oktober – 19 Oktober 2022 

Perkiraan Tanggal Efektif : 27 Oktober 2022 

Perkiraan Masa Penawaran Umum : 31 Oktober – 2 November 2022 

Perkiraan Tanggal Penjatahan : 2 November 2022

Perkiraan Tanggal Distribusi Saham Secara Elektronik : 3 November 2022

Perkiraan Tanggal Pencatatan pada PT Bursa Efek Indonesia : 4 November 2022

44 Emiten Baru Raup Dana Rp 21,8 Triliun Melalui IPO

Pembukaan-Saham
Pengunjung tengah melintasi layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat hingga 20 September 2022, ada 44 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI. Total dana yang dihimpun dari penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) tersebut mencapai Rp 21,8 triliun.

“Hingga 20 September 2022 telah ada 44 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI dengan dana yang berhasil dihimpun mencapai Rp 21,8 triliun,” ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna, kepada wartawan ditulis Rabu (21/9/2022).

Saat ini BEI juga proses 29 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham di BEI hingga 19 September 2022. Nyoman menambahkan, dari 29 calon perusahaan tercatat dalam pipeline pencatatan saham, beberapa di antaranya menargetkan emisi lebih dari Rp 1 triliun. Untuk sektor sahamnya ada dari sektor energi, teknologi dan keuangan. Namun, Nyoman belum menyampaikan detil mengenai perusahaan tersebut hingga perusahaan itu mendapatkan izin publikasi dari OJK.

Seiring jumlah calon perusahaan tercatat dalam pipeline itu, ia berharap pencatatan saham pada 2022 dapat melebihi pencapaian 2021.

“Dengan mempertimbangkan jumlah perusahaan pada pipeline pencatatan saham, kami berharap jumlah pencatatan saham pada tahun ini dapat melampaui pencapaian pada tahun lalu,” kata dia.

Berdasarkan catatan BEI, berikut klasifikasi aset perusahaan yang saat ini berada dalam pipeline saham merujuk pada POJK Nomor 53/POJK.04/2017:

-4 perusahaan aset skala kecil (aset di bawah Rp 50 miliar)

-7 perusahaan aset skala menengah (aset antara Rp 50 miliar-Rp 250 miliar)

-18 perusahaan aset skala besar (aset di atas Rp 250 miliar)

Rincian sektornya antara lain:

-1 perusahaan dari sektor basic materials

-4 perusahaan dari sektor consumer siklikal

-3 perusahaan dari sektor consumer non siklikal

-2 perusahaan dari sektor energi

-2 perusahaan dari sektor keuangan

-4 perusahaan dari sektor perawatan kesehatan

-2 perusahaan dari sektor industri

-1 perusahaan dari sektor infrastruktur

-1 perusahaan dari sektor properti dan real estate

-5 perusahaan dari sektor teknologi

-4 perusahaan dari sektor transportasi dan logistik.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya