Wall Street Kembali Lesu, Imbal Hasil Obligasi AS Sentuh Level Tertinggi sejak 2008

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Nasdaq melemah 0,85 persen ke posisi 10.680,51.

oleh Agustina Melani diperbarui 20 Okt 2022, 07:24 WIB
Diterbitkan 20 Okt 2022, 07:24 WIB
Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS)  atau wall street melemah pada perdagangan saham Rabu, 19 Oktober 2022. Wall street berjuang untuk memperpanjang reli di tengah kenaikan tajam imbal hasil obligasi AS atau treasury.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Nasdaq melemah 0,85 persen ke posisi 10.680,51. Indeks S&P 500 turun 0,67 persen ke posisi 3.695,16. Indeks Dow Jones tergelincir 99,99 poin atau 0,33 persen ke posisi 30.423,81. Koreksi wall street ini mengakhiri penguatan beruntun selama dua hari meski pun rata-rata indeks acuan menguat pada pekan ini.

Musim laporan laba dimulai dengan awal yang solid, tetapi imbal hasil obligasi AS tetap tinggi pada Rabu pekan ini menunjukkan kekhawatiran resesi masih ada. Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun tetap tinggi sekitar 4,136 persen, level tertinggi sejak 23 Juli 2008.

“Jika Anda menjaga hal-hal sederhana dan mengatakan treasury 10 tahun bebas risiko yang pada dasarnya sebagian besar kelas aset lain di dunia diberi harga. Itu akan menyebabkan pasar berombak di seluruh papan,” ujar co-CIO dan Chief Market Strategist Truist Advisory Services, Keith Lerner, seperti dikutip dari CNBC, Kamis (20/10/2022).

Ia menambahkan, pasar secara keseluruhan agak tergantung di sana. “Saya tidak ingin mengatakannya dengan baik, tetapi tidak seburuk yang dapat diberikan bahwa 4 persen adalah garis demarkasi yang benar-benar menekan saham,” ujar Lerner.

 


Pergerakan Suku Bunga Bebani Saham Teknologi

Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)

Sementara itu, Biro Sensus menunjukkan dampak dari bunga yang lebih tinggi sedang ditunjukkan di pasar perumahan. Pasar perumahan mulai turun lebih cepat dari yang diharapkan pada September 2022.

Pergerakan suku bunga juga membebani saham teknologi yang spekulatif. Saham teknologi China JD.com jatuh lebih dari 7 persen dan Baidu merosot 8,8 persen.

Penurunan untuk pasar yang lebih luas terjadi bahkan ketika saham Netflix naik lebih dari 13 persen setelah raksasa streaming itu membukukan laba dan pendapatan yang mengalahkan perkiraan serta pertumbuhan pelanggan yang kuat pada kuartal III 2022. Saham United Airlines naik hampir 5 persen.

Sementara itu, saham Tesla telah turun lebih dari 36 persen pada 2022, tetapi masih memiliki kapitalisasi pasar hampir USD 700 miliar. Investor akan mencari pembaruan tentang permintaan dan kemajuan Tesla untuk memperluas jejak manufakturnya. Saham Tesla naik kurang dari 1 persen pada perdagangan Rabu sore pekan ini.


Wall Street Kembali Semringah Imbas Laporan Keuangan Bank

(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat berturut-turut pada perdagangan Selasa, 18 Oktober 2022. Wall street menguat seiring laporan laba perusahaan yang kuat membantu perpanjang reli untuk memulai awal pekan ini.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melonjak 337,98 poin atau 1,12 persen ke posisi 30.523,80. Indeks S&P 500 naik 1,14 persen ke posisi 3.719,98. Indeks Nasdaq bertambah 0,90 persen ke posisi 10.772,40.

Saham Goldman Sachs naik 2,3 persen untuk mendorong indeks Dow Jones setelah hasil perdagangan yang kuat membantu bank investasi mengalahkan harapan laba dan pendapatan. Laporan itu melanjutkan rentetan laba bank yang kuat. Hal itu termasuk dari Bank of America dan New York Mellon pada Senin, 17 Oktober 2022. Sektor keuangan mencatat kinerja baik pada Selasa, 18 Oktober 2022.

Di sisi lain saham Lockheed Martin juga naik 8,7 persen setelah laba per sahamnya melampaui perkiraan. Kekhawatiran resesi dan bank sentral yang terlalu agresif telah membantu mendorong pasar saham Amerika Serikat (AS) ke posisi terendah pada 2022 dalam beberapa pekan terakir. Namun, awal yang solid untuk musim laporan keuangan mungkin menandakan ekonomi saat ini dalam kondisi lebih baik daripada yang ditakuti.

“Laba kuartal III dan IV seharusnya konfirmasi fundamental tetap berlabuh di pasar tenaga kerja yang tangguh. Valuasi saham kemungkinan akan tetap terkait retorika dan suku bunga bank sentral global yang secara bertahap berubah menjadi kurang negatif,” ujar Head of Global Macro Research JPMorgan, Dubravko Lakos-Bujas, dikutip dari CNBC, Rabu, 19 Oktober 2022.


Perdagangan Saham Bergejolak

Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas
Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas

Ia menambahkan, pihaknya siap melihat saham siap untuk naik hingga akhir tahun di tengah laba semester II 2022 yang tangguh, posisi saham yang rendah, sentimen yang sangat negatif, hingga valuasi yang lebih masuk akal.

“Namun, tahun depan, kami harapkan faktor yang topang laba lebih menantang dibandingkan harapan saat ini,” ujar dia.

Perdagangan saham bergejolak pada Selasa pekan ini seiring banyak investor tampaknya kurang percaya diri. Rata-rata mencapai level tertinggi pada awal perdagangan, dengan indeks Dow Jones naik lebih dari 600 poin, tetapi melemah karena imbal hasil obligasi AS yang naik. Indeks Nasdaq sempat berubah negatif di dua titik berbeda selama sesi perdagangan.

Sementara itu, saham Salesforce naik 4,3 persen setelah aktivitas Starboard Value LP mengungkapkan sahamnya di raksasa perangkat lunak tersebut, menjadikan saham itu mencatat kinerja terbaik di Dow Jones.

Saham Apple turun setelah laporan dari the Information kalau raksasa teknologi itu memangkas produksi iPhone 14 plus barunya.Langkah Apple membawa rata-rata indeks acuan kembali dekati posisi terendah, meskipun sejak itu kembali memulihkan sebagian dari penurunan itu.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya