Bukalapak Ingin Bawa EBITDA Positif

Presiden Bukalapak, Teddy Oetomo mengatakan, perseroan masih mengejar pertumbuhan positif pada adjusted Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (adjusted EBITDA).

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 04 Nov 2022, 17:22 WIB
Diterbitkan 04 Nov 2022, 17:22 WIB
Ilustrasi Bukalapak (Dok: Bukalapak)
Ilustrasi Bukalapak (Dok: Bukalapak)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bukalapak.com (BUKA) mencatatkan kinerja cemerlang hingga kuartal lll 2022. Pada periode tersebut, perseroan mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 3,62 triliun. Capaian itu berbanding terbalik dari posisi September 2021 di mana perseroan masih mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 1,13 triliun.

Meski begitu, Presiden Bukalapak, Teddy Oetomo mengatakan,  perseroan masih mengejar pertumbuhan positif pada adjusted Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (adjusted EBITDA).

Oleh karena itu, manajemen Perseroan tetap menggunakan adjusted EBITDA sebagai indikator kinerja Perseroan.

"Jadi kalau profit tahun ini dari adjusted EBITDA, saya rasa hampir tidak mungkin. Memang target kita tahun ini kontribusi margin positif,” kata dia dalam Temu Media Virtual, Jumat (4/11/2022).

Bukalapak membukukan adjusted EBITDA sebesar minus Rp 327 miliar pada kuartal III 2022, naik 9 persen dibandingkan kuartal II 2022. Adjuster EBITDA kuartal III juga lebih tinggi 8 persen dibandingkan kuartal III 2021. Namun secara akumulatif, Adjusted EBITDA sampai dengan September 2022 turun 4 persen yoy menjadi minus Rp 1,06 triliun dibanidng September 2021 yang minus Rp 1,02 triliun.

"Mungkin kita adalah salah satu perusahaan teknologi di Asia Tenggara yang saat ini berhasil mencatatkan kontribusi margin yang positif. Tapi ke depannya PT kita banyak, kita harus membawa perusahaan ini adjusted EBITDA nya positif,” imbuh Teddy.

Bukalapak membukukan laba operasional sebesar Rp 3.533 miliar pada September 2022, atau mengalami peningkatan sebesar 391 persen dari rugi operasional sebesar Rp 1,22 triliun pada September 2021, terutama disebabkan oleh laba nilai investasi marked-to-market dari PT Allo Bank Tbk.

Oleh karena itu, Perseroan juga mencatat laba bersih sebesar Rp 3,62 triliun pada September 2022, atau meningkat sebesar 421 persen dari rugi bersih sebesar Rp 1,13 triliun pada September 2021.

 

 

Pendapatan Mitra Bukalapak Tembus Rp 54,7 Triliun hingga September 2022

Juragan Adiwitari, Mitra Bukalapak dari Bali yang memanfaatkan kemudahan layanan Grocery di aplikasi Mitra Bukalapak. (Foto: Bukalapak)
Juragan Adiwitari, Mitra Bukalapak dari Bali yang memanfaatkan kemudahan layanan Grocery di aplikasi Mitra Bukalapak. (Foto: Bukalapak)

Sebelumnya, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) membukukan kinerja cemerlang pada kuartal III 2022. Total Processing Value (TPV) selama kuartal III 2022 (3Q22) tumbuh 32 persen menjadi Rp 41,3 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Pertumbuhan itu salah satunya ditopang kinerja Mitra Bukalapak juga tumbuh positif. TPV Mitra Bukalapak pada kuartal III 2022 bertambah sebesar 23 persen menjadi Rp 19,7 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Secara akumulatif, TVP Mitra Bukalapak pada September 2022 tumbuh sebesar 37 persen menjadi Rp 54,7 triliun dari periode yang sama pada tahun lalu.

"Pertumbuhan Mitra ini didukung oleh berkembangnya variasi produk dan jasa yang ditawarkan oleh Bukalapak kepada para Mitra. Pada akhir September 2022, jumlah Mitra yang telah terdaftar mencapai 15,2 juta, meningkat dari 11,8 juta pada akhir Desember 2021," ungkap Sekretaris Perusahaan Bukalapak, Teddy Oetomo dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (1/11/2022).

Dari sisi pendapatan yang dicatatkan Bukalapak pada kuartal III 2022 tumbuh sebesar 86 persen menjadi Rp 898 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya. Secara akumulatif, pendapatan Bukalapak hingga September 2022 meningkat sebesar 92 persen dari periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 2,59 triliun. Pendapatan Mitra pada kuartal III 2022 meningkat 131 persen menjadi Rp 477 miliar.

Secara year to date hingga September 2022, pendapatan Mitra tumbuh sebesar 191 persen dari September 2022 menjadi Rp 1,45 triliun. Kontribusi Mitra Bukalapak terhadap pendapatan perseroan menunjukkan peningkatan dari 43 persen pada kuartal III 2021 menjadi 53 persen pada kuartal III 2022.

Hingga September 2022, Bukalapak membukukan laba operasional sebesar Rp 3,53 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 391 persen dari rugi operasional sebesar Rp 1,21 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Sejalan dengan itu, perseroan berhasil mengantongi laba bersih sebesar Rp 3,62 triliun pada September 2022, atau meningkat sebesar 421 persen dari rugi bersih sebesar Rp 1,13 triliun pada September 2021.

Pimpin Pasar O20, Mitra Bukalapak Topang Pertumbuhan Bukalapak

English for Mitra dirancang untuk memudahkan para warung Mitra Bukalapak serta pelaku bisnis mikro dan kecil lainnya mengenal kata-kata sederhana dalam bahasa Inggris, termasuk yang berkaitan dengan voucher gaming. (Foto: Bukalapak)
English for Mitra dirancang untuk memudahkan para warung Mitra Bukalapak serta pelaku bisnis mikro dan kecil lainnya mengenal kata-kata sederhana dalam bahasa Inggris, termasuk yang berkaitan dengan voucher gaming. (Foto: Bukalapak)

Sebelumnya, Mitra Bukalapak mengukuhkan posisinya sebagai pemimpin pasar o2o di Indonesia dengan tingkat penetrasi tertinggi.

Menurut hasil riset terbaru yang dilakukan oleh Nielsen pada Mei 2022 terhadap 2.736 warung dan kios pulsa di 14 kota di seluruh Indonesia, tercatat baru 25 persen warung kelontong yang sudah terdigitalisasi.

Mitra Bukalapak memimpin digitalisasi ini dengan penetrasi sebesar 56 persen. Di kalangan warung yang menggunakan platform o2o, Mitra Bukalapak memimpin penetrasi di kategori grocery atau bahan makanan sebesar 68 persen dan kategori produk virtual sebesar 46 persen.

"Pencapaian ini juga diikuti oleh pertumbuhan bisnis Mitra Bukalapak yang konsisten meningkat. Mitra Bukalapak merupakan penggerak utama pertumbuhan Bukalapak,” ungkap CEO Buka Mitra Indonesia, Howard Gani mengatakan dalam keterangan resmi, Jumat (28/10/2022).

Pada kuartal II 2022, TPV (Total Processing Value) Mitra Bukalapak naik sebesar 25 persen menjadi Rp 17,7 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Secara kumulatif, TVP Mitra Bukalapak naik 46 persen pada paruh pertama 2022 menjadi Rp 35 triliun dibanding semester I 2021. Pada akhir Juni 2022, jumlah warung dan UMKM lainnya yang terdaftar sebagai pengguna Mitra Bukalapak mencapai 14,2 juta, meningkat dari 11,8 juta pada akhir Desember.

Potensi Mitra Bukalapak

Mitra Bukalapak (Foto: PT Bukalapak.com Tbk/BUKA)
Mitra Bukalapak (Foto: PT Bukalapak.com Tbk/BUKA)

Dengan posisi nomor 1 di pasar o2o, Mitra Bukalapak berkomitmen untuk terus mendigitalisasi warung dan berbagai UMKM lainnya di seluruh tanah air, khususnya di kota-kota Tier 2 dan 3.

 Sebanyak 75 persen transaksi di Bukalapak berasal dari luar daerah Tier 1 dan ini menunjukan besarnya potensi dari kota-kota kecil di Indonesia. Namun, warung dan UMKM lainnya di daerah-daerah ini kerap mengalami kendala seperti keterbatasan akses ke infrastruktur, teknologi dan permodalan.

Hal inilah yang mendorong Mitra Bukalapak untuk terus memberdayakan UMKM dengan kemampuan untuk menjual berbagai produk fisik serta produk dan layanan virtual.

Hasilnya, para Mitra Bukalapak tercatat berhasil meningkatkan pendapatan mereka hingga 3 kali lipat sejak bergabung jadi Mitra Bukalapak.

"Kami ingin dampak yang diciptakan oleh Mitra Bukalapak dapat dirasakan secara merata dan inklusif oleh pelaku bisnis kecil di seluruh Indonesia. Karena itu, kami akan terus memperluas akses bagi para Mitra kami ke berbagai layanan dari vertikal-vertikal bisnis Bukalapak. Dengan begitu, kapabilitas bisnis mereka akan terus tumbuh dan bisa terus mendukung pertumbuhan ekonomi nasional,” ucap dia. 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya