Wall Street Reli saat Memasuki Pemilihan Paruh Waktu AS

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones menguat 1,31 persen atau 423,78 poin ke posisi 32.827.

oleh Agustina Melani diperbarui 08 Nov 2022, 06:44 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2022, 06:44 WIB
Wall Street
Pedagang bekerja di New York Stock Exchange, New York, 10 Agustus 2022. (AP Photo/Seth Wenig, file)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Senin, 7 November 2022 seiring investor melihat pekan yang padat dengan pemilihan paruh waktu kongres dan data inflasi utama. Investor juga mengabaikan peringatan pasokan dari Apple.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones menguat 1,31 persen atau 423,78 poin ke posisi 32.827. Indeks S&P 500 menanjak 0,96 persen ke posisi 3.806,80.Indeks Nasdaq bertambah 0,85 persen ke posisi 10.564,52 setelah bergejolak pada awal sesi perdagangan. Tiga indeks acuan utama mencatat kenaikan dalam dua hari berturut-turut.

Saham Apple naik sekitar 0,4 persen, meski turun lebih dari 1 persen pada awal sesi sebelumnya. Hal ini setelah perusahaan teknologi itu mengatakan produksi iPhone sementara waktu dikurangi karena pembatasan COVID-19 di China. Sementara itu, saham Palantir turun hampir 11,5 persen setelah perusahaan membukukan hasil kuartalan yang mengecewakan. Saham Carvana anjlok sekitar 15,6 persen.

Induk usaha Facebook Meta mengatakan perusahaan dapat mulai segera lakukan PHK pada Rabu pekan ini, menyusul laporan wall street journal.

Pemilihan dan laporan ekonomi jelang pemilihan parah waktu pada Selasa, 8 November 2022 yang akan menentukan partai mana yang akan mengendalikan Kongres, dan mempengaruhi arah pengeluaran ke depan. Saat ini Demokrat mengendalikan DPR dan memiliki mayoritas di Senat.

Investor dapat menyetujui potensi kemacetan yang mungkin muncul dari pemilihan paruh waktu dengan partai Republik atau yang kongres terpecah, dan presiden dari Partai Demokrat. Secara historis berarti keuntungan di atas rata-rata, menurut Lori Calvasina dari RBC.

 

 

Dibayangi Pemilihan Midterm AS

(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)

“Pasar berharap bahwa semacam penyapuan Kongres oleh Partai Republik akan mengarah pada semacam kebuntuan di Washington yang mereka anggap baik, atau setidaknya ada pengeluaran baru yang akan baik untuk suku bunga dan pasokan treasury, ujar Deputy CIO Hirtle Callaghan and Co, Brad Conger dikutip dari CNBC, Selasa (8/11/2022).

Di sisi lain,Ross Mayfield dari Baird menuturkan, agar pasar saham dan obligasi menyamai kinerja inflasi setelah posisi puncak, inflasi harus terus turun, dan pada kecepatan yang lebih cepat dari yang pernah kita lihat. “Sampai the Fed memberi sinyal poros sudah dekat, segala sesuatunya bisa tetap menantang,” tutur dia.

Selain itu, sejumlah perusahaan akan merilis kinerja antara lain Activision Blizzard, Lyft, dan Take Two Interactive. Adapun musim laporan keuangan perusahaan mereda dengan mayoritas perusahaan di S&P 500 telah melaporkan hasil kinerja.

 

Gerak Sektor Saham di Wall Street

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Pergerakan indeks S&P 500 pada awal pekan ini didorong kenaikan sektor saham energi seiring lonjakan harga gas alam. Sektor saham energi menguat hampir dua persen. Saham Occidental, Marathon Oil dan EOG Resources catat kenaikan.

Sedangkan saham perdagangan ritel mendorong kenaikan indeks Dow Jones. Saham Wallgreens Boots Alliance naik 4 persen. Hal ini setelah perseroan akan habiskan USD 3,5 miliar untuk support akuisisi Village MD. Perseroan juga dongkrak target penjualan untuk bisnis perawatan kesehatan di AS pada 2025. Pada awal pekan ini, saham Home Depot dan Walmart juga menguat.

Adapun UBS perkirakan indeks S&P 500 akan turun pada kuartal II 2023 di kisaran 3.200. Sekitar 15 persen di bawah penutupan indeks pekan lalu. “2023 kemungkinan akan memiliki periode pengetatan ekonomi untuk sampai ke sana karena disinflasi terjadi,” tulis UBS.

Namun, indeks S&P 500 akan kembali naik ke posisi 3.900 pada akhir tahun. Ada sejumlah saham yang siap unggul saat inflasi turun, dan sementara yang lain tertekan.

Penutupan Wall Street 4 November 2022

Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas
Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas

Sebelumnya, pasar saham Amerika Serikat atau wall street menguat tetapi berakhir lebih rendah dalam sepekan. Ini dipicu investor yang menilai angka pekerjaan terbaru yang bisa menjadi dasar kenaikan suku bunga Federal Reserve di masa depan.

Melansir laman CNBC, Dow Jones Industrial Average naik 401,97 poin, atau 1,26 persen menjadi ditutup pada posisi 32.403,22.

Sementara indeks S&P 500 naik 1,36 persen menjadi menetap di level 3.770,55, dan Nasdaq Composite naik 1,28 persen menjadi 10.475,25.

Semua indkes utama rata-rata merugi pada pekan ini. Indeks Dow turun 1,4 persen usai mengalami kenaikan dalam empat pekan.

Indeks S&P dan Nasdaq masing-masing turun 3,35 persen dan 5,65 persen  untuk mematahkan kenaikan beruntun dalam dua minggu.

Laporan nonfarm payrolls Oktober membuat investor terpecah, memicu beberapa kekhawatiran bahwa Fed akan bertahan dengan kampanye kenaikan suku bunganya sejak pasar tenaga kerja bertambah 261.000 pekerjaan.

Yang lain menafsirkan jika hal itu sebagai tanda bahwa pasar tenaga kerja mulai bergeliat– meskipun dengan kecepatan melambat – karena tingkat pengangguran naik menjadi 3,7 persen.

"Anda melihat semacam kisah dua hal hari ini," kata Anthony Saglimbene, Kepala Strategi pasar di Ameriprise Financial.

"Saya tidak berpikir pasar cukup tahu bagaimana mengukur jumlah pekerjaan ini versus apa yang disinyalir Fed pada hari Rabu."

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya