Bos Bank Neo Optimistis Ekonomi Indonesia Bakal Bertahan pada 2023

Direktur Utama PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB), Tjandra Gunawan menyatakan pihaknya mampu melewati sejumlah tantangan yang ada, salah satunya modal dan likuiditas.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 17 Nov 2022, 06:05 WIB
Diterbitkan 17 Nov 2022, 05:27 WIB
Direktur Utama Bank Neo Commerce (BBYB), Tjandra Gunawan (Foto: Bank Neo Commerce)
Direktur Utama Bank Neo Commerce (BBYB), Tjandra Gunawan (Foto: Bank Neo Commerce)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB), Tjandra Gunawan menuturkan, bersyukur Indonesia diprediksi mengalami pertumbuhan ekonomi pada 2023.

"Bersyukurnya Indonesia secara prediksi masih akan ada pertumbuhan ekonomi tahun depan 5,73 persen itu jauh lebih baik daripada negara sekitarnya,” kata Tjandra dalam Media Gathering Bank Neo Commerce, Rabu, 16 November 2022.

Tjandra menyebutkan, meski 2023 dikatakan akan gelap, resesi, akan tetapi ekonomi Indonesia akan tetap bertahan.

"Dibanding 2023 yang katanya gelap, akan resesi, kalau dibanding 2,5 tahun lalu bertransformasi  lebih ngeri,  2023 disebut apapun kondisinya, saya percaya optimis indonesia akan survive,” kata dia.

Menurut ia, apapun kondisi pada 2023, sudah bisa diprediksi pada tahun ini. Artinya, segala sesuatu yang akan terjadi bisa diantisipasi terlebih dahulu. 

"Apapun kondisi 2023, kita sudah bisa prediksi 2022, artinya kita bisa antisipasi. Sesuatu yang bisa kita ukur, yang bisa kita lihat, kata identifikasi, artinya bisa siapin solusinya,” ujar dia.

Melihat ke belakang, tidak pernah ada yang menyangka ekonomi akan terdampak akibat COVID-19. Mengapa demikian? Karena, biasanya ekonomi itu dipengaruhi oleh komoditas, inflasi dan sebagainya. 

"Yang repot pas 2020 tidak ada yang pernah nyangka ada COVID. Tidak pernah ada pembahasan ekonomi gonjang ganjing karena virus. Ini formula baru yang harus diimplementasikan,  ini formula baru ini menakutkan, ketidakpastian lebih tinggi,” ujar dia.

Meski demikian, BNC mampu melewati sejumlah tantangan yang ada, salah satunya modal dan likuiditas. 

"BNC alhamdulillah bisa melewati  right in the wave, kita bank kecil, 2,5 tahun lalu kecil banget, kita survive jadi bank buku 1, kita ke bank buku 2, transformasi ke bank digital, modal jadi tantangan kami. Kedua, likuiditas jadi sangat ketat, kalau sekarang kita alhamdulillah punya likuiditas secure,” kata Tjandra.

 

 


Jajaki Penyaluran Dana Produktif

Media Gathering Bank Neo Commerce (BBYB), Rabu (16/11/2022). (Foto: Liputan6.com/Elga N)
Media Gathering Bank Neo Commerce (BBYB), Rabu (16/11/2022). (Foto: Liputan6.com/Elga N)

Sebelumnya, PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) akan menjajaki penyaluran dana produktif atau lending produktif pada 2023.

Direktur Utama Bank Neo Commerce, Tjandra Gunawan menuturkan, pihaknya tidak mengandalkan sukses di masa lalu, akan tetapi mengantisipasi yang akan terjadi pada 2023.

Lantaran saat ini BNC berhasil menaikan aset secara drastis lebih dari 130 persen lebih dibandingkan dari September 2021. 

"Kami bukan mengandalkan sukses masa lalu,tapi  kami juga mengantisipasi yang akan  terjadi di 2023. Kita menyasar ke lending produktif, mengarah ke SME, rencananya ada yang beda dari SME sekarang,” kata Tjandra dalam Media Gathering Bank Neo Commerce, Rabu (16/11/2022).

Dia menuturkan, pihaknya menyasar lending produktif dan mengarah ke usaha kecil menengah (UKM). Maka sebab itu, BBYB akan meluncurkan penyaluran dana UKM melalui platform.

"Kita akan melakukan segala sesuatunya as much as possible, jadi yang akan kita luncurkan SME lending lewat platform,” kata dia.

 


Diluncurkan 2023

Bank Neo Commerce
Bank Neo Commerce (BNC) resmi menjadi Official Banking Partner gelaran OLX Autos Indonesia Modification & Lifestyle Expo (IMX) 2022. (ist)

Tjandra mengatakan, BBYB akan meluncurkan kepada nasabah yang notabene memiliki bisnis sampingan. 

"Kita akan luncurkan ke user-user kita yang notabene ternyata banyaknya punya bisnis sampingan itu yang akan kita bidik dulu. Setelah itu kami tawarkan ke fasilitas funding, istilahnya cc, kita akan diluncurkan tahun depan dari capital, modal kerja mereka,” ujar dia.

Kemudian, perseroan akan meluncurkan penyaluran dana bagi UKM sekitar Rp 100-250 juta. Akan tetapi, akan dimulai dari puluhan juta terlebih dahulu. 

"Jadi tahun depan kita luncurkan lending SME tersebut, kita luncurkan Rp 100-250 juta, tapi kita mulai dari beberapa puluh juta dulu,” imbuhnya.

Meski demikian, BBYB juga akan memantau riwayat kredit dari nasabah tersebut.

"Kita juga lihat credit historynya, semakin lama, semakin akan besar yang kita bisa berikan. Kita masuk ke produktif lending itu salah satunya,” pungkasnya.


Bank Neo Commerce Turunkan Target Dana Rights Issue Jadi Rp 1,7 Triliun

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) atau BNC melanjutkan aksi korporasi Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau rights issue.

BNC resmi mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Kamis, 10 November 2022.

Mempertimbangkan kondisi market dan perekonomian beberapa bulan terakhir, Direktur Utama PT Bank Neo Commerce Tbk, Tjandra Gunawan mengatakan perseroan mengubah target dana yang diperoleh dari rights issue.

"Kami memutuskan untuk mengubah target perolehan dana dari perhelatan rights issue kami kali ini, yang awalnya sebesar Rp 5 triliun menjadi Rp 1,7 triliun. Angka ini sementara kami nilai sangat cukup untuk menjadi fuel bagi BNC  dalam mengeksekusi milestones yang sudah kami rencanakan ke depannya,” kata keterangan resmi, Jumat (11/11/2022).

BNC akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 2.617.133.843 saham baru. Setiap pemegang 18 lembar saham lama yang tercatat dalam Daftar Pemegang Saham per 22 November 2022 berhak memperoleh 5 HMETD.

Satu HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu lembar saham baru dengan harga pelaksanaan Rp 650 per saham, sehingga jumlah dana yang akan diterima oleh BNC adalah sebesar Rp 1,7 triliun.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya