Liputan6.com, Jakarta - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) resmi menambah kepemilikan saham pada PT Krakatau Posco, perusahaan joint venture antara Krakatau Steel dengan Posco Holdings.
Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan, penambahan kepemilikan saham ditandai dengan penandatanganan akta inbreng pada Senin, 28 November 2022.
Baca Juga
"Dengan ditandatanganinya akta inbreng, kepemilikan saham Krakatau Steel di Krakatau Posco saat ini menjadi 50 persen, meningkat dari sebelumnya 30 persen," kata Silmy dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (29/11/2022).
Advertisement
Adapun proses penambahan kepemilikan saham Krakatau Posco oleh perseroan dimulai sejak 2016, ketika ditandatangani Minutes of Agreement antara Krakatau Steel dan Krakatau Posco. Silmy menilai Posco sebagai perusahaan baja paling efisien di dunia. Sehingga penambahan porsi kepemilikan perseroan atas saham Posco akan berdampak positif ke depannya.
"Dengan peningkatan saham Krakatau Steel di Krakatau Posco artinya kinerja Krakatau Steel akan semakin membaik khususnya pada proses produksi karena Krakatau Steel akan mensinergikan keunggulan Krakatau Steel dan Posco dalam setiap tahapan proses produksi," imbuh Silmy.
Di sisi lain, penambahan saham Krakatau Steel ke PT Krakatau Posco adalah bagian dari upaya mewujudkan rencana-rencana strategis perseroan. Di antaranya seperti peningkatan kapasitas menjadi 10 juta ton per tahun dan juga pengembangan produk hilir seperti baja untuk otomotif serta produk baja berkualitas tinggi lainnya.
"Peningkatan saham Krakatau Steel pada Krakatau Posco akan memberikan nilai tambah kepada Krakatau Steel dalam upaya kami untuk menjadi market leader produk baja di Indonesia serta dalam usaha memperkuat pasar ekspor,” ujar Silmy.
Krakatau Posco mencatatkan laba USD 415 juta atau setara dengan Rp 6,5 triliun pada 2021. Bersamaan dengan itu, pendapatan tercatat sebesar USD 2,35 miliar atau setara dengan Rp 36,8 triliun. EBITDA PT Krakatau Posco pada 2021 mencapai USD 695 juta atau setara dengan Rp 10,8 triliun.
Saat ini Krakatau Posco memiliki kapasitas produksi 3,2 juta ton yang merupakan pabrik baja terintegrasi terdiri dari Iron and Steel Making Plant, Plate Rolling Mill, dan Hot Rolling Plant.
Pertamina NRE, Krakatau Steel dan Rukun Raharja Kolaborasi Kembangkan Jalur Pipa Hidrogen
Sebelumnya, Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE), PT Krakatau Steel Tbk (KRAS), dan PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) menandatangani nota kesepahaman untuk pengembangan jalur pipa hidrogen hijau (Green Hydrogen).
Penandatanganan dilaksanakan dalam rangkaian kegiatan B20 Summit di Nusa Dua Bali pada Jumat, 11 November 2022. Penandatanganan dilakukan oleh Chief Executive Officer Pertamina NRE, Dannif Danusaputro, Direktur Utama Krakatau Steel, Silmy Karim, dan Direktur Utama Rukun Raharja, Djauhar Maulidi.
"Hidrogen merupakan energi masa depan dan Indonesia memiliki potensi yang besar. Untuk itu pengembangan hidrogen menjadi strategis untuk transisi energi serta net zero roadmap Indonesia," ujar Chief Executive Officer Pertamina NRE, Dannif Danusaputro dalam keterangan resmi, Sabtu (12/11/2022).
Tidak hanya di sisi hulu, Dannif mengatakan infrastruktur hilir juga perlu dipersiapkan. Pertamina NRE secara aktif berkolaborasi dengan berbagai mitra strategis dalam pengembangan hidrogen bersih dari sisi hulu.
Untuk itu, pihaknya menyambut baik kerja sama strategis dengan Krakatau Steel dan Rukun Raharja dalam pengembangan jalur pipa transmisi dan distribusi hidrogen.
"Bersama Pertamina dan Rukun Raharja kami menjajaki kerja sama pengembangan proyek pipa transmisi dan distribusi hidrogen bersih di wilayah Banten dan Jawa Barat Indonesia," kata Direktur Utama Krakatau Steel, Silmy Karim.
Sebelumnya Pertamina NRE dan Krakatau Steel bersama IGNIS Energy Holdings telah menandatangani Joint Study Agreement pembangunan blue/green hydrogen plant di wilayah industri Krakatau Steel.
Wilayah tersebut antara lain yang terintegrasi dengan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) lepas pantai dan PLTS yang ke depan dapat memproduksi listrik hingga 500 MWp – 1,5 GWp.
Advertisement
Krakatau Steel Gandeng Produsen Baja Terbesar China Operasikan Fasilitas Blast Furnace Complex
Sebelumnya, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) akan melakukan reaktivasi Blast Furnace Complex setelah ditetapkannya Baowu Group Zhongnan Co. Ltd sebagai mitra strategis Krakatau Steel dalam pengoperasian fasilitas Blast Furnace yang beberapa tahun tidak dioperasikan.
"Setelah melewati berbagai tahap seleksi beauty contest yang dilakukan bersama konsultan independen ternama, Baowu Group Zhongnan Co. Ltd terpilih dari 3 perusahaan yang tertarik untuk mengerjakan reaktivasi dan Blast Furnace Complex Krakatau Steel," kata Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim dalam keterangan resminya, Kamis (29/9/2022).
Baowu Group merupakan perusahaan baja BUMN milik China yang merupakan perusahaan baja terbesar peringkat satu di dunia dengan total kapasitas produksi sebesar 120 juta ton per tahun pada 2021 (World Steel Association, 2021).
Silmy mengatakan, Zhongnan Co. Ltd dengan dukungan yang dimiliki oleh Baowu Group sebagai perusahaan ternama, termasuk di dalamnya memiliki kemampuan pendanaan, sumber daya manusia, teknologi, serta akses supply chain, memantapkan manajemen untuk mengikatkan kerja sama.
Sementara itu, Blast Furnace Complex seluas total 74 hektare yang awalnya dibangun pada 2012 kemudian dirampungkan pada 2019, merupakan investasi yang sudah dilakukan Krakatau Steel.
Sejak itu pabrik Blast Furnace dihentikan sementara pengoperasiannya karena dinilai tidak efisien. Kerja sama reaktivasi ini adalah salah satu upaya dan solusi dari manajemen agar fasilitas yang selama ini tidak terpakai dapat memberikan manfaat ekonomi bagi perusahaan.
"Kerja sama Krakatau Steel dan Baowu Zhongnan Co. Ltd rencananya akan dimulai pada akhir Desember 2022 ini," ujar Silmy.
Tiga Tahap
Reaktivasi ini direncanakan dilakukan dalam tiga tahap, yakni tahap satu akan dilakukan pembaruan pada Wire Rod Mill sehingga dapat memproduksi Wire Rod hingga 600.000 ton per tahun.
Kemudian, tahap dua yang juga dilakukan secara paralel dengan tahap satu dimulai dari reaktivasi pada Blast Furnace Complex dengan mengoptimalkan penggunaan energi melalui pembangunan Basic Ocxygen Furnace (BOF) baru dan fasilitas pengecoran Billet yang dapat menghasilkan Billet dengan total 1,5 juta ton per tahun.
Sedangkan, pada tahap tiga akan dibuat jalur produksi baja berupa Blast Furnace Complex baru yang akan menghasilkan Billet sebanyak 2,2 juta ton per tahun.
Silmy menambahkan, dengan begitu reaktivasi ini akan mendukung ketersediaan bahan baku untuk produksi Krakatau Steel sehingga membuat biaya operasional semakin kompetitif. Produksi pabrik juga dapat meningkat sehingga kami dapat memaksimalkan produksi baja hulu Krakatau Steel.
"Dengan reaktivasi kedua pabrik ini, kami dapat memaksimalkan produksi baja hulu Krakatau Steel dan turunannya sehingga kami akan mampu mensubstitusi produk-produk baja long product yang selama ini dipenuhi melalui impor. Ini adalah salah satu bentuk kontribusi kami dalam memaksimalkan utilisasi produk baja domestik untuk pemenuhan kebutuhan industri dalam negeri,” ujar dia.
Advertisement