Rights Issue, XL Axiata Tetapkan Harga Pelaksanaan Rp 2.080 per Saham

PT XL Axiata Tbk (EXCL) menawarkan sebanyak 2.403.755.889 lembar saham baru atau sebesar 18,31 persen dalam rangka rights issue.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 07 Des 2022, 19:56 WIB
Diterbitkan 07 Des 2022, 19:56 WIB
Teknisi XL Axiata mempersiapkan peningkatan kualitas jaringan XL Axiata di area sekitar Sirkuit Formula E Jakarta
XL Axiata akan menghadirkan layanan 5G di frekuensi 3,5GHz untuk mendukung perlaksanaan ajang balap Formula E Jakarta. Selain itu, XL Axiata juga meningkatkan kapasitas jaringan XL menjadi 2-3 kali lipat. (Foto: Corpcomm XL Axiata).

Liputan6.com, Jakarta - PT XL Axiata Tbk (EXCL) akan melaksanakan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) III atau rights issue.

Pada aksi tersebut, perseroan menawarkan sebanyak 2.403.755.889 lembar saham baru atau sebesar 18,31 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah PMHMETD dengan nilai nominal Rp 100 per saham.

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (7/12/2022), perseroan mematok harga pelaksanaan sebesar Rp 2.080 per saham.

Dengan demikian, perseroan akan meraup dana segar Rp 4,99 triliun. Axiata Investments (Indonesia) Sdn. Bhd. (AII) sebagai pemegang saham utama dan pemilik 6.559.247.263 lembar saham dalam perseroan, akan melaksanakan seluruh HMETD yang dimilikinya dengan jumlah sebesar Rp 3,07 triliun atau 1.477.929.593 saham.

Sementara dalam kapasitasnya sebagai pembeli siaga, AII akan membeli sisa saham baru yang tidak diambil bagian oleh pemegang saham XL Axiatalainnya dengan jumlah sebanyak-banyaknya sebesar Rp 1,93 triliun atau dengan jumlah sebanyak-banyaknya 925.826.296 saham.

Aksi PMHMETD ini telah mendapat persetujuan pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar 10 Agustus 2022. Catatan saja, pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya dalam PMHMETD III akan mengalami penurunan persentase kepemilikan saham (dilusi) yaitu maksimum sebesar 18,31 persen.

 

Dana Hasil Rights Issue

Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin
Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Seluruh dana hasil PMHMETD III, setelah dikurangi biaya-biaya emisi yang menjadi kewajiban perseroan, akan digunakan untuk melunasi sebagian utang perseroan.

Jadwal HMETD:

Tanggal efektif: 6 Desember 2022

Tanggal terakhir perdagangan saham dengan HMETD (cum-right) di

- Pasar reguler dan pasar negosiasi: 14 Desember 2022

- Pasar tunai: 16 Desember 2022

Tanggal mulai perdagangan saham tanpa HMETD (ex-right) di

- Pasar reguler dan pasar negosiasi: 15 Desember 2022

- Pasar tunai: 19 Desember 2022 Tanggal pencatatan (recording date) untuk memperoleh HMETD: 16 Desember 2022

Tanggal distribusi HMETD: 19 Desember 2022

Tanggal awal perdagangan, pembayaran dan pelaksanaan HMETD: 10 Desember 2022

Tanggal awal penyerahan saham Baru hasil pelaksanaan HMETD: 22 Desember 2022

Tanggal akhir perdagangan, pembayaran dan pelaksanaan HMETD: 26 Desember 2022

Tanggal akhir penyerahan saham baru hasil pelaksanaan HMETD: 28 Desember 2022

Tanggal akhir pembayaran pemesanan pembelian saham tambahan: 28 Desember 2022

Tanggal penjatahan pemesanan pembelian saham tambahan: 29 Desember 2022

Tanggal pengembalian kelebihan uang pemesanan pembelian Saham Tambahan yang tidak terpenuhi: 30 Desember 2022

Tanggal pembeli siaga melaksanakan kewajibannya: 30 Desember 2022

 

 

Kinerja Kuartal III 2022

Ilustrasi Laporan Keuangan
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Sebelumnya, PT XL Axiata Tbk (EXCL) mengantongi pendapatan sebesar Rp 21,29 triliun untuk periode 9 bulan yang berakhir pada 30 September 2022. Raihan itu naik 9,07 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 19,9 triliun.

Bersamaan dengan kenaikan pendapatan, perseroan mencatatkan peningkatan beban pendapatan menjadi Rp 18,58 triliun dari Rp 16,84 triliun pada September 2021.

Mengutip laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (7/11/2022), pada periode ini perseroan mencatatkan biaya keuangan sebesar Rp 1,89 triliun, penghasilan keuangan Rp 55,4 miliar, dan bagian atas laba bersih dari entitas asosiasi sebesar Rp 9,63 miliar.

Setelah dikurangi pajak penghasilan, perseroan mengukuhkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 988,77 miliar. Laba itu turun 3,46 persen dibandingkan posisi September 2021 sebesar Rp 1,02 triliun.

Dari sisi aset perseroan sampai dengan September 2022 tercatat sebesar Rp 81,68 triliun, naik dari posisi akhir tahun lalu senilai Rp 72,75 triliun. Terdiri dari aset lancar senilai Rp 8,96 triliun dan aset tidak lancar Rp 72,71 triliun.

Liabilitas sampai dengan September 2022 tercatat sebesar Rp 60,96 triliun, naik dari posisi Desember 2021 sebesar Rp 52,66 triliun.

Terdiri dari liabilitas jangka pendek sebesar Rp 25,06 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 35,9 triliun. Sementara ekuitas sampai dengan September 2022 naik menjadi Rp 20,71 triliun, naik dari Rp 20,08 triliun pada Desember 2021.

 

Axiata Genggam 76,42 Persen Saham LINK Usai Tender Offer

Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan saham di penghujung tahun ini ditutup langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, manajemen PT Link Net Tbk (LINK) menyampaikan Axiata Investments (Indonesia) Sdn Bhd atau AII telah menyelesaikan pelaksanaan penawaran tender wajib saham LINK pada 6 Oktober 2022.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Kamis (13/10/2022), Axiata Investment Indonesia telah membeli 921.503.429 dari pemegang saham publik perseroan dengan harga Rp 4.800 per saham. Nilai transaksi pembelian saham tersebut mencapai Rp 4,42 triliun. AII menggelar penawaran tender wajib ini pada 30 Agustus 2022-28 September 2022 dengan target penyelesaian pada 6 Oktober 2022.

Penawaran tender wajib dilakukan AII untuk memenuhi peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 9/POJK.04/2018 tentang pengambilalihan perusahaan terbuka. Dengan penyelesaian penawaran tender wajib saham tersebut, pemegang saham Link Net mengalami perubahan menjadi sebagai berikut:

-Axiata Investment (Indonesia) Sdn Bhd sebesar 2,18 miliar saham atau setara 76,42 persen

-PT XL Axiata Tbk sebesar 550,31 juta saham atau setara 19,22 persen

-Masyarakat sebesar 13,34 juta atau setara 0,46 persen

-Saham treasuri sebesar 111,61 juta saham atau setara 3,9 persen.

“Kejadian, informasi dan fakta material tersebut tidak berdampak secara negatif terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan atau kelangsungan usaha perseroan,” tulis Sekretaris Perusahaan PT Link Net Tbk Johannes dalam keterbukaan informasi BEI.

Sebelum periode penawaran tender wajib, AII telah membeli 1.266.419.288 saham atau mewakili 44,23 persen dari saham yang telah ditempatkan dan disetor oleh perusahaan sasaran. Selain itu, PT XL Axiata Tbk telah membeli 550.316.196 saham atau mewakili 19,22 persen dari saham yang telah ditempatkan dan disetor oleh perseroan sasaran.

Hal ini berdasarkan share purchase agreement yang diteken antara PT First Media Tbk dan Asia Link Dewa Pte Ltd selaku penjual dengan AII dan XL selaku pembeli pada 27 Januari 2022. Transaksi diselesaikan pada 22 Juni 2022.

Sebelum tender offer, AII genggam 44,23 persen saham LINK, XL sebesar 19,22 persen, masyarakat sebesar 32,65 persen dan saham treasuri 3,9 persen.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya