Mitratel Borong Jaringan Optik Rp 603 Miliar

PGS Direktur Investasi merangkap Sekretaris PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk, Ian Sigit Kurniawan mengungkapkan, transaksi ini berlangsung pada 19 Desember 2022.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 22 Des 2022, 11:52 WIB
Diterbitkan 22 Des 2022, 11:52 WIB
Tower telekomunikasi
Menara telekomunikasi Mitratel (Foto: Mitratel).

Liputan6.com, Jakarta - PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel melakukan penandatanganan akta jual beli (AJB) aset jaringan kabel optik dengan PT Trans Indonesia Superkoridor dan PT Sumber Cemerlang Kencana Permai. Aset dimaksud berupa kabel optik dengan panjang fisik kurang lebih 2.012 kilometer.

PGS Direktur Investasi merangkap Sekretaris PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk, Ian Sigit Kurniawan mengungkapkan, transaksi ini berlangsung pada 19 Desember 2022. Nilai penandatanganan AJB yakni sebesar Rp 603 miliar.

“Kepemilikan aset jaringan kabel optik ini akan memperkuat ekosistem di bisnis tower yang akan meningkatkan keragaman produk dan layanan kepada pelanggan PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk,” kata Ian dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (22/12/2022).

Transaksi ini tidak termasuk transaksi afiliasi maupun benturan kepentingan sebagaimana dimaksud pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 42/POJK.04/2020 tentang transaksi afiliasi dan benturan kepentingan.

Mitratel terus menjaga pertumbuhan dan berkembang menjadi perusahaan tower (towerco) terbesar di regional yang adaptif terhadap perubahan. Mitratel kini menjadi perusahaan menara telekomunikasi independent terbesar di Asia Tenggara dengan 28 persen saham kepemilikan publik yang memiliki layanan terlengkap.

Perseroan juga berhasil mencatatkan kinerja cemerlang dan di atas rata-rata industri pada periode Januari – September 2022. Pendapatan Perseroan selama periode sembilan bulan pertama 2022 naik 11,5 persen secara tahunan menjadi Rp 5,6 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 5,02 triliun.

Lonjakan pendapatan itu mendongkrak laba bersih perusahaan melesat 18,1 persen menjadi Rp 1,22 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 1,03 triliun. Begitu juga dengan EBITDA yang mengalami kenaikan sebesar 15,7 persen menjadi Rp 4,4 triliun.

 

 

Mitratel Raih Laba Rp 1,2 Triliun, Tumbuh 18,1 Persen hingga September 2022

Menteri Erick Thohir Peran Mitratel untuk Wujudkan Indonesia Digital Sangat Krusial
Telkom lewat Mitratel yang menargetkan pembangunan 6.000 menara operator jaringan komunikasi dalam tiga tahun kedepan.

Sebelumnya, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel berhasil mencatatkan kinerja cemerlang dan di atas rata-rata industri pada periode Januari – September 2022. Pendapatan Perseroan selama periode sembilan bulan pertama 2022 naik 11,5 persen secara tahunan menjadi Rp 5,6 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 5,02 triliun.

Lonjakan pendapatan itu mendongkrak laba bersih perusahaan melesat 18,1 persen menjadi Rp 1,22 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 1,03 triliun. Begitu juga dengan EBITDA yang mengalami kenaikan sebesar 15,7 persen menjadi Rp 4,4 triliun.

Direktur Utama PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk, Theodorus Ardi Hartoko menyatakan, Mitratel terbukti memiliki track record yang baik dalam pengembangan bisnis tower sejak 2010, baik secara organik maupun anorganik.

Pertumbuhan bisnis perusahaan di periode kuartal I–III 2022 tercatat terus konsisten tumbuh lebih besar dari pertumbuhan industri dengan menorehkan rata-rata pendapatan selama 5 tahun atau Compound Annual Growth Rate 2017-2021 (CAGR) sebesar 14 persen.

"Hal inilah yang menjadikan profitabilitas Mitratel naik lebih signifikan dibandingkan tahun lalu. Ke depan kami meyakini EBITDA semakin meningkat seiring besarnya peluang pertumbuhan kolokasi di menara Mitratel, terutama di luar Jawa,” ungkap Theodorus yang biasa disapa Teddy dalam keterangan resmi, Senin (31/10/2022).

Aset Perseroan

FOTO: PPKM, IHSG Ditutup Menguat
Pialang memeriksa kacamata saat tengah mengecek Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Teddy menjelaskan, margin EBITDA dan margin laba bersih pada kuartal III 2022 meningkat masing-masing menjadi 78,5 persen dan 21,9 persen.

Kontributor utama dari peningkatan laba ini adalah margin EBITDA dari portofolio penyewaan menara yang meningkat 85,1 persen dan margin laba bersihnya meningkat 23,4 persen. Adapun pendapatan dari sewa menara di periode Januari-September 2022 melesat 12,9 persen menjadi Rp 5,07 triliun.

“Mitratel memastikan kinerja bisnis penyewaan menara perseroan kompetitif dibandingkan industri. Selain itu, Mitratel terus meningkatkan profitabilitas di bisnis lainnya,” Lanjut Teddy.

Mengutip laporan keuangan perseroan, hingga September 2022 aset Mitratel tercatat sebesar Rp 54,93 triliun, turun dibandingkan posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 57,73 triliun. Terdiri dari aset lancar Rp 7,95 triliun dan aset tidak lancar Rp 46,99 triliun.

Liabilitas sampai dengan September 2022 tercatat sebesar Rp 21,7 triliun, turun dibandingkan posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 24,08 triliun. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 9,6 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 12,09 triliun. Sementara ekuitas sampai dengan September 2022 turun tipis menjadi Rp 33,23 triliun dari Rp 33,65 triliun pada Desember 2021.

 

Akuisisi Menara

Awal 2019 IHSG
Pengunjung melintas dekat layar monitor pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (2/1). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan saham 2019 menguat 10,4 poin atau 0,16% ke 6.204. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pada kuartal III 2022, perusahaan telah berhasil mengakuisisi 6.000 tower milik PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel). Aksi korporasi ini telah menjadikan Mitratel sebagai perusahaan menara telekomunikasi terbesar di Asia Tenggara dengan kepemilikan 35.051 tower 50.390 tenant.

Aksi anorganik yang agresif dibarengi dengan perkembangan organik membuat Mitratel mengalami pertumbuhan tower dan tenant terbesar di Indonesia.  

Teddy menuturkan, penambahan jumlah tower ini menjadi modal kuat bagi perusahaan untuk melakukan ekspansi dan mendukung akselerasi implementasi jaringan 5G di Indonesia. Langkah ini juga memberikan peluang positif bagi operator telekomunikasi dan para tenant untuk memperluas jangkauan layanannya, termasuk bisnis penunjang lainnya.

"Untuk bisnis jaringan fiber optik, kami menargetkan dapat menyelesaikan pembangunan jaringan sepanjang 9.000 kilometer hingga akhir tahun 2022. Jaringan fiber optik merupakan solusi connectivity berkapasitas tinggi untuk mendukung implementasi jaringan 5G. Hal ini sejalan dengan pengembangan bisnis kami menuju Digital Infrastructure Company, “tutur Teddy.

Mitratel telah menyiapkan solusi terlengkap untuk seluruh operator telekomunikasi di Indonesia dengan skema bisnis yang menarik, yakni memberikan bundling solution berupa tower, konektivitas, edge computing dan power to tower.

Apalagi, ditambah 58 persen lokasi tower Mitratel berada di luar Jawa dan remote area yang memiliki peluang perluasan jangkauan bagi operator telekomunikasi. “Diharapkan keunggulan Mitratel ini dapat memberikan kemudahan kepada seluruh operator untuk mengembangkan jaringan telekomunikasi di seluruh Indonesia, khususnya di luar Jawa,” tutup Teddy.

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya