Liputan6.com, Jakarta Pelaku pasar optimis gelaran penawaran umum perdana saham (initial publik offering/IPO) 2023 masih ramai, kendati ekonomi global diselimuti potensi resesi. Di Indonesia sendiri, tahun depan mulai memasuki tahun politik jelang pemilihan umum (pemilu) 2024.
Sebagai gambaran, biasanya pemilu jadi pertimbangan perusahaan untuk IPO. Calon emiten kemungkinan akan mempercepat IPO atau memilih untuk menunda hingga pemilu selesai.
Baca Juga
Jika pelaku pasar menilai pemilu berlangsung aman dan tak ada potensi perubahan kebijakan yang signifikan, biasanya kondisi pasar tak akan terlalu bergejolak.
Advertisement
“Kalau saya lihatnya masih sangat bagus walaupun dekati pemilu, peluangnya masih sangat bagus. Resesi kita melihat juga kekonomi kita cukup kuat, jadi peluangnya masih sangat baik IPO tahun depan,” kata Direktur Investment Banking Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Mukti Wibowo Kamihadi baru-baru ini di Jakarta, ditulis Senin (26/12/2022).
Dalam catatannya, Mirae Sekuritas Indonesia sudah mengantongi sekitar enam mandat IPO untuk tahun depan. Mengakhiri 2022, PT Lavender Bina Cendikia Tbk menjadi perusahaan ke-tujuh yang diantarkan Mirae Asset Sekuritas untuk IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun ini. Perusahaan itu diperkirakan dapat mencatatkan sahamnya di papan bursa pada awal tahun depan.
“Untuk tahun 2022, PT Lavender Bina Cendikia Tbk yang terakhir, meski nanti akan tercatat di BEI pada Januari 2023. Tapi kalau untuk tahun depan kita ada berapa. Ada lima atau enam deal pipeline kita. Sektornya beragam, ada macam-macam,” beber Mukti.
Adapun enam perusahaan yang proses IPO-nya sudah selesai dan sudah menjadi perusahaan terbuka adalah:
• PT Adhi Karya Commuter Properti Tbk (ADCP)
• PT Arkora Hydro Tbk (ARKO)
• PT Kusuma Kemindo Sentosa Tbk (KKES)
• PT Rohartindo Nusantara Luas Tbk (TOOL)
• PT Citra Borneo Utama Tbk (CBUT)
• PT Multi Medika Internasional Tbk (MMIX)