Bagaimana Prospek IPO Bank Sumut Usai Dirut Nonaktif?

Investment Analyst dari Infovesta Capital Advisory, Fajar Dwi Alfia menilai, rencana IPO Bank Sumut masih menarik untuk dicermati.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 07 Jan 2023, 11:26 WIB
Diterbitkan 07 Jan 2023, 11:26 WIB
Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung mengabadikan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara Tbk atau Bank Sumut akan melakukan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO).

Pada aksi tersebut, Bank Sumut membidik dana segar Rp 1,49 triliun. Investment Analyst dari Infovesta Capital Advisory, Fajar Dwi Alfia menilai, rencana IPO Bank Sumut masih menarik untuk dicermati. Hal itu merujuk pada pertumbuhan kredit seiring dengan tren pemulihan ekonomi di Indonesia.

"Indonesia masih mengalami masa pemulihan ekonomi, sehingga masih akan mendorong permintaan kredit di tahun ini, terutama sektor UMKM yang merupakan basis utama konsumen bank daerah,” kata Fajar kepada Liputan6.com, ditulis Sabtu (7/1/2023).

Jika IPO ini lancar, Bank Sumut akan menjadi BPT keempat yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Tiga BPD sebelumnya yang yang sudah tercatat di BEI, antara lain, Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Tbk (BJBR), Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM), dan Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS).

Tak hanya itu, di tengah proses IPO, Direktur Utama Bank Sumut, Rahmat Fadillah Pohan mengajukan surat pengunduran diri pada 5 Januari 2023, dan telah resmi dinonaktifkan. Meski begitu, perseroan memastikan proses IPO tetap lanjut.

"Sentimen itu akan mempengaruhi secara jangka pendek. Namun untuk jangka panjang melihat fundamental,” imbuh Fajar.

Fajar mengatakan investor perlu mencermati rencana serta penggunaan dana dari hasil IPO. Bersamaan dengan itu, investor dapat mencermati perkembangan kondisi ekonomi domestik. Selain itu, investor perlu mencermati dampak dari kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI), apakah akan menekan margin bunga BPD termasuk Bank Sumut.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

IPO Perseroan

Indeks Harga Saham Gabungan Akhir Tahun 2022 Ditutup Lesu
Layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dalam rangka IPO, Bank Sumut akan melepas sebanyak-banyaknya 2.934.798.300 saham atas nama seri B yang seluruhnya adalah saham baru dan dikeluarkan dari portepel perseroan, dengan nilai nominal Rp 250 per saham. Harga penawaran kepada masyarakat Rp150-350 per saham.

Dengan demikian, Bank Sumut akan meraih dana maksimal Rp 1,49 triliun. Sekitar 80 persen dari dana hasil IPO akan dialokasikan untuk modal kerja perseroan. Sisanya sekitar 20 persen akan digunakan untuk perluasan jaringan dan pengembangan teknologi informasi, termasuk layanan digital.

Bank Sumut telah memperoleh izin pernyataan efektif dari OJK per 3 Januari 2023, dan siap untuk segera melantai di bursa pada awal tahun ini. Bank Sumut merencanakan melaksanakan Public Expose pada Senin 9 Januari 2023 mendatang.

 

 

IPO, Bank Sumut Bidik Dana Segar Rp 1,49 Triliun

Indeks Harga Saham Gabungan Akhir Tahun 2022 Ditutup Lesu
Karyawan melintasi layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara Tbk atau Bank Sumut akan melakukan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO). Bank Sumut membidik dana segar Rp 1,49 triliun dari IPO.

Mengutip laman e-IPO, Kamis (5/1/2023), Bank Sumut akan melepas sebanyak-banyaknya 2.934.798.300 saham atas nama seri B yang seluruhnya adalah saham baru dan dikeluarkan dari portepel Perseroan, dengan nilai nominal Rp250 per saham dalam rangka IPO.

Jumlah saham yang ditawarkan itu mewakili sebanyak-banyaknya sebesar 23 persen dari modal ditempatkan dan disetor Perseroan setelah IPO. Harga penawaran kepada masyarakat Rp150-Rp350 per saham. Dengan demikian, Bank Sumut akan meraih dana maksimal Rp 1,49 triliun.

Selain itu, Perseroan akan mengalokasikan sebanyak-banyaknya sebesar 2 persen dari saham yang ditawarkan pada saat IPO saham untuk program alokasi saham kepada karyawan (Employee Stock Allocation/ESA) atau sebanyak-banyaknya 58.695.900 saham, dengan harga pelaksanaan ESA yang sama dengan harga penawaran.

 

Gelar Program MESOP

Indeks Harga Saham Gabungan Akhir Tahun 2022 Ditutup Lesu
Karyawan melintasi layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Adapun, sebanyak-banyaknya sebesar 2,64 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh pada saat pengumuman Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) mengenai penambahan modal untuk program alokasi saham kepada manajemen dan karyawan perseroan (Management and Employee Stock Option Program atau MESOP) atau sebanyak-banyaknya sebesar 2 persen dari total modal ditempatkan dan disetor Perseroan  setelah pelaksanaan.

Dalam implementasinya, program ESA dan program MESOP atau sebanyak-banyaknya 259.798.300 saham. 

Sementara itu, seluruh dana IPO setelah dikurangi biaya-biaya emisi, sekitar 80 persen akan digunakan untuk modal kerja Perseroan guna mendukung ekspansi bisnis Perseroan termasuk kredit modal kerja, kredit investasi dan kredit konsumsi.

Sekitar 20 persen akan digunakan untuk perluasan jaringan dan pengembangan  teknologi informasi guna menunjang kegiatan usaha perseroan termasuk layanan digital, antara lain sekitar 10 persen belanja modal (capital expenditure/capex) termasuk pengeluaran untuk aset sewa berupa pembukaan atau perpanjangan sewa unit kantor, unit layanan, renovasi gedung, dan infrastruktur teknologi informasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya