Liputan6.com, Jakarta - Pengusaha sekaligus orang terkaya di Indonesia, Dato’ Dr. Low Tuck Kwong namanya kian melambung. Lantaran, ia sempat masuk jajaran 50 orang terkaya di dunia versi Forbes.
Berdasarkan data real time billionaires Forbes, Low Tuck Kwong berada di posisi 51 dengan nilai kekayaan USD 28 miliar. Namun, kekayaan Low Tuck Kwong turun USD 84 juta atau 0,30 persen per 16 Januari 2023.
Baca Juga
Sedangkan di antara 50 jajaran orang terkaya di Indonesia, Low Tuck Kwong berada di peringkat dua dengan nilai kekayaan USD 12,1 miliar.
Advertisement
Asal tahu saja, Low Tuck Kwong juga merupakan pendiri PT Bayan Resources Tbk (BYAN). Kapitalisasi pasar BYAN mampu capai Rp 670 triliun hingga 16 Januari 2023.
Lantas, seperti apa perjalanan sejarah Bayan Resources di tangan Low Tuck Kwong hingga menjadi seperti sekarang?
Melansir laman resminya, Selasa (17/1/2023), Bayan Resources dibangun berdasarkan kekuatan pengalamannya di Indonesia. Minat bisnis Dato’ Dr. Low Tuck Kwong sendiri bermula di Indonesia pada saat mendirikan PT Jaya Sumpiles Indonesia (JSI) pada 1973.
Ia merupakan kontraktor pekerjaan tanah, pekerjaan umum, dan struktur kelautan. JSI dengan cepat menjadi perintis dalam pekerjaan fondasi tumpuk (pile foundation) yang kompleks dan menjadi kontraktor terkemuka di Indonesia di bidang-bidang di atas selama era 1980an dan 1990an.
Pada 1988, JSI merambah ke pertambangan batu bara kontrak dan menjadi kontraktor tambang terkemuka hingga 1998, saat Dato’ Dr. Low mengakuisisi PT Gunungbayan Pratamacoal (GBP) dan PT Dermaga Perkasapratama (DPP). Saat itu GBP belum memulai pertambangan dan Balikpapan Coal Terminal (di bawah DPP) memiliki kapasitas 2,5 juta ton per tahun.
Transformasi Bayan Resources
Di bawah kepemimpinan Low Tuck Kwong, Bayan Group dengan cepat bertransformasi menjadi perusahaan tambang batu bara terintegrasi vertikal yang sukses dan bereputasi.
Bayan Group dibentuk melalui sejumlah akuisisi strategis di sektor batu bara dan didirikan dengan prestasi terbukti dalam mengembangkan tambang batu bara baru (greenfield).
Secara khusus, pada tahun-tahun terakhir proyek tabang atau pakar telah berekspansi dari operasional tambang skala kecil yang hanya memproduksi 1,9 juta ton pada 2014 menjadi produsen sekitar 22,7 juta ton batu bara pada 2018. Hal ini secara pesat meningkatkan posisi Bayan di pasar batu bara, menjadi 5 besar produsen batu bara di Indonesia.
Pertumbuhan lebih lanjut telah direncanakan untuk tahun-tahun berikutnya, dengan target untuk meningkatkan proyek Tabang atau Pakar agar memproduksi sekitar 50 juta ton per tahun.
Advertisement
Inovator di Industri Tambang
Bayan Group juga merupakan inovator di bidang industri pertambangan batu bara dan terus menilik metode dan teknologi baru untuk mengukuhkan posisinya sebagai salah satu produsen batu bara berbiaya terendah di Indonesia.
Misalnya, Bayan Group menjadi perusahaan tambang pertama di Indonesia yang memanfaatkan through-seam blasting di tambang Wahana, metode pertambangan dozer-push di tambang Tabang, dan saat ini menggunakan beberapa truk pengangkutan batu bara terbesar di Indonesia dengan kapasitas 200-220 ton. BYAN mengharapkan tren ini akan terus berlanjut selagi mengkaji berbagai peluang lain.
Bayan Group memiliki beberapa infrastruktur batu bara terdepan di Indonesia dengan kepemilikan atas Balikpapan Coal Terminal, Dermaga Perkasa dan Wahana, serta dua Floating Transfer Barge (KFT). Fasilitas-fasilitas ini mencakup kemampuan untuk membongkar batu bara, menimbun batu bara, dan memuat kapal pada kecepatan antara 3.000 – 8.000 ton per jam.
Beberapa fasilitas tersebut juga dapat mencampur batu bara dari berbagai tempat penimbunan (stockpile) dan kualitas. Bayan Resources terus berinvestasi untuk memperluas fasilitas-fasilitas ini apabila diperlukan, memberikan fleksibilitas kepada pelanggan dalam hal kapal yang digunakan serta redundansi kapasitas perusahaan
Kinerja Kuartal III 2023
Sebelumnya, PT Bayan Resources Tbk (BYAN) membukukan kinerja positif hingga September 2022. Hal ini ditunjukkan dari pertumbuhan pendapatan dan laba hingga kuartal III 2022.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Senin (!4/11/2022), PT Bayan Resources Tbk membukukan pendapatan USD 3,34 miliar atau setara Rp 52,08 triliun (asumsi kurs Rp 15.556 per dolar AS) hingga September 2022. Pendapatan perseroan melonjak 91,42 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 1,74 miliar.
Beban pokok pendapatan bertambah 37,89 persen menjadi USD 927,55 juta hingga kuartal III 2022 dari periode sama tahun sebelumnya USD 672,63 juta. Dengan demikian, laba bruto perseroan melonjak 124,86 persen menjadi USD 2,42 miliar hingga kuartal III 2022. Pada periode sama tahun sebelumnya, perseroan membukukan laba bruto USD 1,07 miliar.
Perseroan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tumbuh 150,25 persen menjadi USD 1,62 miliar atau setara Rp 25,31 triliun hingga kuartal III 2022. Pada periode sama tahun sebelumnya, perseroan meraup laba USD 650,32 juta. Dengan demikian, laba bersih per saham yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat USD 0,49 hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya 0,20.
Total ekuitas naik menjadi USD 2,45 miliar hingga September 2022 dari Desember 2021 sebesar USD 1,86 miliar. Total liabilitas bertambah menjadi USD 804,01 juta hingga September 2022 dari periode Desember 2021 USD 570,80 juta. Perseroan membukukan aset USD 3,25 miliar hingga September 2022 dari Desember 2021 sebesar USD 2,43 miliar. Perseroan mencatat kas dan setara kas USD 1,32 miliar.
Advertisement
Catat Kenaikan Cadangan Batu Bara
Sebelumnya, PT Bayan Resources Tbk (BYAN) melaporkan peningkatan cadangan dan sumber daya batu bara perseroan pada 29 September 2022.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (1/10/2022), PT Bayan Resources Tbk menyampaikan telah menerima laporan sumber daya dan cadangan tambang batu bara open cut (JORC) per 1 April 2022 atas proyek Tabang (PT Fajar Sakti Prima dan PT Bara Tabang) dan proyek pakaru tara (PT Dermaga Energi, PT Tanur Jaya dan PT Tiwa Abadi yang disusun PT RungePincockMinarco.
Perseroan menyatakan berdasarkan hasil laporan itu cadangan batu bara atas proyek Tabang dan Pakar Utara meningkat 18 persen dari sebesar 1,475 juta ton per 1 Januari 2021 menjadi 1,691 juta ton per 1 April 2022 dengan memperhitungkan sebanyak 38 juta ton batu bara yang sudah ditambang oleh perseroan pada proyek tersebut.
Demikian pula sumber daya batu bara meningkat 13 persen dari sebesar 2,491 juta ton per 1 Januari 2021 menjadi 2,766 juta ton per 1 April 2022.
"Peningkatan cadangan tersebut dikarenakan adanya penambahan kegiatan drilling di wilayah konsensi proyek Tabang dan Pakar Utara tersebut,” tulis Direktur PT Bayan Resources Tbk Jenny Quantero.
Selain itu, perseroan juga memperbaharui cadangan dan sumber daya JORC per 1 April 2022 untuk PT Wahana Baratama Mining, PT Teguh Sinarabadi, PT Firman Ketaun Perkasa, PT Perkasa Inakakerta, PT Brian Anjat Sentosa, PT Sumber Api, PT Cahaya Alam dan PT Bara Sejati.
Dengan demikian, total cadangan batu bara perseroan dari keseluruhan konsesinya meningkat dari 1,74 juta ton per 1 Januari 2021 menjadi 2,03 juta ton per 1 April 2022 dan total sumber daya batu bara perseroan meningkat dari 3,61 juta ton per 1 Januari 2021 menjadi 4,08 juta ton per 1 April 2022 dengan memperhitungkan sebanyak 44,5 juta ton batu bara yang sudah ditambang oleh perseroan pada seluruh konsesinya tersebut.
"Dengan adanya peningkatan cadangan dan sumber daya batu bara tersebut akan meningkatkan umur tambang dan nilai perusahaan grup Bayan,” tulis Jenny.