Liputan6.com, Jakarta - Calon emiten makanan bayi, PT Hassana Boga Sejahtera Tbk (NAYZ) mendapatkan respons positif dari pasar saham pada masa periode penawaran umum. Hassana Boga Sejahtera mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed hingga 31,74 kali dari 510 juta saham yang ditawarkan.
Direktur Utama Hassana Boga Sejahtera Tbk (NAYZ), Lutfiel Hakim mengatakan, terjadinya oversubscribed adalah wujud kepercayaan investor terhadap prospek cerah perseroan yang bergerak di bidang makanan bayi ini.
Baca Juga
"Tentu saja kami sangat bangga dengan antusiasme investor yang sangat luar biasa ini," kata Lutfiel dalam keterangan resminya, dikutip Senin, (6/2/2023).
Advertisement
Sementara itu sebagai penjamin emisi efek, Direktur Utama Surya Fajar (SF) Sekuritas Steffen Fang mengatakan, investor melihat pertumbuhan dari bisnis NAYZ bisa mencetak angka yang fantastis.
SF Sekuritas melihat bisnis Perseroan berpotensi tumbuh kuat di masa depan karena profil demografis di Indonesia yang menguntungkan. Jumlah penduduk dengan usia 0-4 tahun mencapai 22 juta menjadikannya target peluang bisnis untuk produk-produk Perseroan.
Gaya hidup perkotaan dengan semakin banyaknya ibu yang bekerja seharusnya membantu posisi Perseroan di pasar karena meningkatnya permintaan makanan bayi. Apalagi produk-produk Perseroan sangat menitikberatkan pada aspek organik yang merupakan pertimbangan sebagian besar orang tua dalam memberikan makanan sehat kepada bayinya.
Hassana Boga Sejahtera, perusahaan yang bergerak di bidang industri makanan bayi akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham NAYZ. Perseroan menawarkan sebanyak 510 juta saham atau sebanyak 20 persen dari total kepemilikan saham setelah penawaran umum.
Harapan Setelah IPO
Lutfiel mengatakan, setelah hampir 7 tahun bersama dengan ibu Indonesia, sudah saatnya NAYZ menjangkau lebih banyak lagi pasar dan produk.
"Dengan IPO, kami ingin manfaat produk ini betul-betul menjangkau konsumen di mana pun berada, didukung pengembangan inovasi produk yang lebih maksimal,” kata dia.
Lutfiel menyebutkan, jika kelahiran bayi di Indonesia saat ini ada di angka 4,8-5 juta per tahun, dan itu cukup menjadi dasar kenapa produk-produk terkait keperluan bayi banyak diminati.
"Kami punya positioning yang menarik sebagai Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang dimasak dari rumah (homemade), tapi juga memberikan added value berupa bahan organik dan terfortifikasi. Pada dasarnya produk ini Indonesia sekali. Baik sumber bahan baku maupun citarasanya,” ujar dia.
Hal ini pun selaras dengan visi yang dimiliki oleh Perseroan, yaitu menjadikan PT Hassana Boga Sejahtera Tbk sebagai perusahaan Indonesia terbaik yang menginspirasi kehidupan manusia dengan produk makanan yang halal, sehat, dan bergizi seimbang.
Kunci kesuksesan menurut Lutfiel adalah bergerak sesuai value sendiri. NAYZ mengklaim telah menjadi value bagi banyak sekali ibu-ibu muda yang sibuk, tetapi ingin tetap berperan memberikan cinta kasih berupa makanan sehat kepada anak-anaknya.
"Kami fasilitasi itu semua dengan mengkonsep produk yang value-nya sangat tinggi, yaitu cinta dan kebaikan hati seorang ibu, dalam bentuk MPASI yang dimasak tanpa repot dari rumah, dengan tangan ibu sendiri," tutur dia.
Advertisement
Catatkan Saham Perdana di BEI pada 6 Februari 2023
Dalam proses penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO), Perseroan telah memilih PT Surya Fajar Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Masa penawaran umum telah dilaksanakan pada 31 Januari 2023 hingga 2 Februari 2023 dan saham dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 6 Februari 2023 dengan harga penawaran Rp100 per lembar saham.
Berdasarkan sistem e-ipo Perseroan mencatatkan telah mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) sekitar 31,74 kali. Adanya kelebihan permintaan ini merupakan salah satu bentuk kepercayaan investor terhadap kondisi Perseroan serta keyakinan atas potensi pertumbuhan Perseroan di masa mendatang.
Adapun, dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum perdana saham akan digunakan untuk beberapa kepentingan.
Sebesar Rp 4,21 miliar akan digunakan oleh Perseroan untuk belanja modal berupa pelunasan pembelian tanah yang berlokasi di Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pembelian tanah ini akan digunakan untuk pembangunan pabrik.
Selain itu, sekitar Rp 30 miliar akan digunakan Perseroan untuk belanja modal berupa pembangunan pabrik, pembelian mesin, dan peralatan pabrik yang berlokasi di Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Untuk sisanya akan digunakan Perseroan untuk modal kerja seperti pembelian bahan baku, marketing dan promosi, dan biaya operasional Perseroan.
Target Pertumbuhan NAYZ
Dengan akan dibangunnya pabrik baru menggunakan dana hasil IPO diharapkan Perseroan dapat menaikan kapasitas produksinya secara signifikan.
Perseroan memproyeksikan pertumbuhan volume penjualan akan meningkat sebesar 45 persen per tahun selama periode 2022 – 2027 (45 persen CAGR). Selain itu diharapkan harga penjualan produk juga akan mengalami kenaikan yang tentunya akan meningkatkan pendapatan Perseroan dengan target pertumbuhan 56 persen per tahun untuk periode 2022 – 2027 (56 persen CAGR).
Analyst SF Sekuritas melihat harga Rp100 per saham cukup menarik dengan proyeksi pertumbuhan kinerja Perseroan di masa mendatang yang akan meningkatkan nilai perusahaan.
Berdasarkan metode discounted free cash flow untuk periode 5 tahun, dan asumsi WACC sebesar 8,95 dan terminal value 5 persen, target PBV Perseroan adalah sebesar 2,8 kali berdasarkan proyeksi tahun 2023. Nilainya lebih rendah dibandingkan nilai rata-rata perusahaan lain yang dijadikan sebagai pembanding (Hain, Danone, Nestle, China Feihe dan Indofood).
Advertisement